Oleh : Nabila Asy Syafii
MUQADIMAH
Cahaya Islam menembus sudut-sudut bumi Makkah, meski segala upaya untuk memadamkan telah dilakukan oleh orang-orang kafir Quraish, mulai dari yang ringan, yang sekedar mencaci maki hingga kekerasan fisik yang berujung kematian. Namun segala upaya tersebut gagal.
Semenjak terbitnya cahaya Islam di bumi Makkah, para tokoh kafir Quraish merasa terganggu baik kedudukan, bisnis dan usaha mereka. Mereka memahami bahwa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW bukan sekedar agama ritual, atau seruan – seruan yang sifatnya akhlakul karimah. Karena sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul, Nabi Muhammad SAW sudah terkenal berakhlak mulia, hingga beliau dijuluki Al Amin (yang dapat dipercaya).
Namun ketika Nabi Muhammad SAW diangkat oleh Allah SWT menjadi Nabi dan Rasulullah, saat itu juga penentangan dan penolakan dilakukan oleh tokoh-tokoh kafir Quraish diantaranya Abu Jahal, Abu Lahab, Abu sufyan dan lainnya. Mereka sangat memahami bahwa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW akan menghancurkan budaya paganisme, menghapus perbudakan atas manusia yang lemah, menghilangkan praktek kecurangan, perjudian, perzinahan dan bentuk- bentuk kemaksiatan lainnya, yang banyak dikelola dan disponsori oleh para tokoh- tokoh kafir Quraish.
Sungguh Islam telah membawa angin kesejukan ditengah gersang dan panasnya bumi Makkah. Islam yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa, maka mudah diterima oleh jiwa-jiwa yang lurus dan suci.
Diantara jiwa yang suci dan lurus itu adalah keluarga Yasir yakni Yasir, Sumayyah istrinya, dan anaknya ‘Ammar bin Yasir. Mereka merasakan manisnya iman kepada Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW, meski penyiksaan harus dihadapi untuk mempertahankan keislamannya.
MENGENAL SUMAYYAH BINTI KHABATH
Ia bukanlah wanita yang terkenal di Makkah, karena kegiatannya hanyalah melayani tuannya yaitu Abu Hudzaifah bin Mughirah. Ia pun takkan pernah tahu bahwa lembar-lembar sejarah hidupnya akan dikenang umat Islam sepanjang masa. Ia pun juga tak pernah tahu bahwa dirinya akan menjadi wanita pertama dalam Islam yang syahid dalam membela agamanya.
Kisahnya bermula ketika tuan Sumayyah yakni Abu Hudzaifah bin Mughirah menikahkannya dengan Yasir. Yasir adalah orang Yaman, kala itu Yasir pergi ke Mekkah dengan dua saudaranya Al Harits dan Malik untuk mencari saudaranya yang menghilang, meski telah dicari diberbagai pelosok tetap tdk ditemukan. Akhirnya Al Harits dan Malik kembali ke Yaman. Adapun Yasir hatinya tertambat di Makkah. Dan tradisi di jazirah Arab saat itu, agar para imigran itu terlindungi maka harus ada penjamin dari tokoh atas dirinya.
Yasir berperangai baik, menyenangkan dari keluarga terhormat, maka tokoh Quraish Abu Hudzaifah bin Mughirah Al Makhzumi bersedia mengikat perjanjian dan melindungi Yasir. Untuk memperkokoh hubungan dengan Yasir, maka Abu Hudzaifah bin Mughirah menikahkan Yasir dengan seorang budak perempuannya yang baik hati yakni Sumayyah binti khabath. Dari pernikahan mereka lahir seorang putra bernama ‘Ammar bin Yasir.
CAHAYA ISLAM MENEMBUS JIWANYA
Cahaya tauhid telah menyinari ‘Ammar, ia telah masuk Islam, mendengarkan ayat-ayat Al Quran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW di rumah Arqom. Pulang ke rumah ‘Ammar menyampaikan pelajaran yang didapat dari Nabi, dan mengajak kedua orangtuanya untuk masuk Islam. Dan kedua orangtuanya pun berislam. Sungguh kebahagiaan sangat dirasakan oleh keluarga Yasir.
Tak lama kemudian keislaman keluarga Yasir menyebar di kota Mekkah hingga sampai ke telinga bani Makhzumi. Mereka marah besar mendengar berita tersebut, mereka datangi rumah Yasir dan memaksa keluarga Yasir agar meninggalkan agama barunya, namun dengan tegas keluarga Yasir menolak untuk murtad. Keluarga Yasir tetap kokoh dalam Islamnya.
Akhirnya Bani Makhzumi menggunakan berbagai bentuk penyiksaan kepada keluarga Yasir. Dijemur ditengah panas terik matahari, memaksa keluarga Yasir memakai baju besi dan tidak diberi makan dan minum, hingga keluarga Yasir betul-betul kepayahan dan lemas, namun keluarga Yasir tetap memegang prinsipnya. Mereka dibawa pulang oleh bani Makhzumi, kemudian akan disiksa lagi dihari berikutnya dengan siksaan yang lebih keji dan sadis.
MUSLIMAH PERTAMA YANG SYAHID
Orang-orang musyrik terus menyiksa Sumayyah, Yasir dan ‘Ammar (Semoga Allah meridhoi mereka). Namun mereka menerimanya dengan sabar dan tegar karena mereka yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan mereka, Allah akan mengganti dengan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Pada suatu hari Rasulullah SAW lewat dan melihat keluarga Yasir tengah disiksa oleh orang-orang kafir, kemudian Rasulullah SAW bersabda,” Berbahagialah wahai keluarga ‘Ammar, sesungguhnya kalian telah dijanjikan masuk syurga “. Sungguh suatu janji yang pasti ditepati. Sumayyahpun menjawab,” wahai Rasulullah, aku telah melihat syurga itu”. Siksaan seakan tidak dirasakannya, karena kerinduan pada syurga yang dijanjikan nyata adanya. Maka bertahan dalam keimanan dijalan Allah adalah pilihan terbaiknya.
Orang-orang kafir itu semakin kesetanan, menimpakan siksaan yang teramat keji kepada keluarga Yasir. Adalah Abu Jahal laknatullah, menghujamkan tombaknya pada tempat kehormatan Sumayyah hingga Sumayyah meregang nyawa dan syahid lah ia.
Mujahid mengatakan, ‘Wanita pertama yang gugur sebagai syahid di fase awal perkembangan Islam adalah Ummu ‘Ammar, Sumayyah. Abu Jahal menusuk qubul dengan tombak pendek.
Semoga Allah SWT meridhoi keluarga Yasir.
KHATIMAH
Hambatan -hambatan dakwah selalu diciptakan oleh orang -orang yang tidak suka Islam itu jaya menyinari segenap bumi. Mereka akan melakukan segala makar dan tipu daya untuk memadamkan cahaya Islam, namun Allah hendak menyempurnakan cahayanya. Makar dan tipu daya mereka tiada guna.
Dahulu Abu Jahal adalah tokoh kafir yang berperan besar dalam menghalangi menyebar nya Islam. Ia menggalang orang-orang Quraish untuk mengikuti langkah-langkahnya untuk memusuhi Islam. Jika dia mendengar orang kuat dan terpandang masuk Islam , ia akan mengecam, menghina, mempersulit peluang dagang, menghancurkan kekayaannya. Dan jika yang masuk Islam itu orang lemah dan miskin, maka Abu Jahal langsung menyiksanya.
Sejarah sepertinya berulang, saat ini ketika Islam dalam posisi lemah karena belum tegaknya institusi negara yang mengemban pelaksanaan Islam Kaffah dalam naungan khilafah, maka serangan pada Islam dan pengembannya akan terus dilakukan oleh negara negara kafir yang tak suka Islam bangkit kembali memimpin dunia.
Mereka memiliki kaki tangan di kalangan kaum muslimin, di antaranya adalah para penguasa, para pemimpin muslim di negeri negeri muslim yang tak segan-segan menyerang dan mengkriminalisasi Islam dan ajarannya, bahkan juga para pengemban dakwahnya. Siapapun yang tak setuju dengan kebijakan penguasa yang menerapkan sistem kapitalisme demokrasi sekuler, akan mereka sebut dengan radikal dan musuh bersama. Siapapun yang hendak menerapkan syariat Islam secarakeseluruhan, dianggap sebagai bahaya dan ancaman. Otomatis dakwah pun menghadapi berbagai hambatan dan ancaman.
Lalu bagaimana seharusnya sikap seorang pejuang dan pengemban dakwah Islam sejati?Apakah ia akanmundur darimedandakwah? Seorang Sumayyah, ia rela untuk mengorbankan apapun untuk tetap istiqomah dalam memegang akidahnya, maka semua muslimah pengemban dakwah pun harus tetap istiqomah dalam dakwahnya.Iah arust erus maju, menyampaikan kebenaran Islam, apapun resikonya. Tak sedikit pun ia surut kebelakang. Terusberdakwah, hingga Allah berkata…saatnyapulang…
Dakwah harus terus dikumandangkan, hingga Allah menurunkan pertolongan Nya dengan tegaknya Khilafah Rasyidah yang menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. (NAS)