Oleh : Qisthi Yetty Handayani
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia”.(TQS. Ar-Ra’du ; 11)
Kaptalisme Global Diujung Tanduk
Suaramubalighah.com,Opini – Ramadan 1441 Hijriah, turun ke dunia dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penderitaan dalam bentuk salah satu makhluk ciptaan Allah (swt) yang sangat kecil, sebuah virus, telah mengungkap kepalsuan kapitalisme dan sekulerisme yang menjadi basisnya yakni pelepasan agama dari kehidupan.
Kapitalis timur yaitu Cina begitu menyombongkan diri dengan besarnya tentara, senjata, ekonomi yang maju dan ketinggian teknologi hari ini ternyata harus menyerah dengan adanya wabah. mereka mengatakan “kami mengalami banyak sekali problem dalam menghadapi virus ini”. Sementara Kapitalisme Barat (Amerika) , Negara yang memiliki teknologi canggih dari segi failitas kehidupan, ternyata kewalahan menghadapi pandemic corona. Warga Amerika terus terinfeksi setiap hari. Tertulis pada laman John Hopkins University and Medicine -Coronavirus Resources Center, per 16 April 2020 covid-19 telah menyebar ke 185 negara, total positif terkonfirmasi 2.072.228 kasus, total kematian 137.666 kasus.
Negara dengan kesombongan dan kecongkakannya selama puluhan tahun, kini mengaku kalah dihadapan rival dagangnya, yaitu China. sebagaimana berita yang dilansir dari viva.co.id mengabarkan bahwa presiden Amerika Serikat, Donald Trump langsung menelepon presiden China, Xi Jinping. Dalam akun twitternya Trump berharap agar kerjasama yang baik dengan China bisa terjalin dalam menangani penyebaran covid-19 di Negara adidaya. Permintaan tolong tersebut akan menjadi aib bagi super power dihadapan Negara-negara koloninya.
Tanda tanda keruntuhan Kapitalisme global semakin diujung tanduk diperkuat oleh pernyataan Henry Kissinger: Virus Corona Akan Mengubah Tatanan Dunia Selamanya. Kantor berita Al-Jazeera (4/4/2020) mengutip pernyataan serigala politik Amerika dan mantan Menteri Luar Negeri, Henry Kissinger, dalam sebuah artikel di Wall Street Journal, bahwa pandemi Corona akan mengubah sistem global selamanya.
Kissinger menjelaskan bahwa kerusakan yang disebabkan oleh pandemi virus Corona baru mungkin bersifat sementara, akan tetapi kekacauan politik dan ekonomi yang disebabkannya dapat berlanjut selama beberapa generasi.
Kissinger mendesak pemerintah AS untuk fokus pada tiga bidang utama dalam menghadapi dampak pandemi secara lokal dan global. Pertama, meningkatkan kemampuan dunia untuk memerangi penyakit menular, dan hal itu dilakukan melalui pengembangan penelitian ilmiah.
Kedua, berupaya tanpa henti untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh ekonomi global akibat pandemi yang belum pernah dilihat manusia sebelumnya dalam hal kecepatan dan luasnya cakupan. Dia juga mendesak pemerintah Amerika untuk melindungi prinsip-prinsip sistem liberal global, hingga karakteristiknya.
Ketiga, hal yang tidak kalah pentingnya bagi pemerintah Amerika agar fokus padanya, bahwa ia sangat menyadari akan kesibukan Amerika dan negara-negara kapitalis lainnya dengan krisis pandemi Corona, benar-benar telah menciptakan kasus baru, yang tercermin dalam besarnya penolakan rakyat terhadap sistem kapitalis ini, di mana semua kebijakan penyelamatan ekonomi berakhir dengan yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.
Kissinger menutup artikelnya dengan mengatakan bahwa tantangan historis yang dihadapi para pemimpin dunia pada saat ini adalah mengelola krisis dan membangun masa depan pada saat yang bersamaan.
Dan kegagalan dalam tantangan ini benar-benar dapat mengobarkan dunia. Artinya keruntuhan kapitalisme global benar-benar sebuah keniscayaan.
Peluang Untuk Kebangkitan Islam : Tegaknya Khilafah
Ramadan ini, 1441 Hijriah, dengan segala nikmatnya yang melimpah, memberi kesempatan umat muslim berjuang untuk memulihkan perisai kita, Khilafah (kekhalifahan) sesuai metode kenabian; Membiarkan kaum muslimin bersuara menuntut keputusan dari semua yang telah Allah sampaikan; Membiarkan tentara muslim dari angkatan bersenjata memberikan nusrah-nya untuk Khilafah, sehingga aktivitas praktis untuk menerapkan Islam segera dimulai. Biarkan kapitalisme berakhir dan biarkan Khilafah banngkit.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Ibnu Khaldun tentang 5(lima)
sebab runtuhnya sebuah peradaban dalam Kitab Mukaddimah Ibnu Khaldun dijelaskan
: (1). Ketika Terjadi
Ketidak adilan
(Jarak Antara Kaya dan Miskin) (2).
Merajalelanya Penindasan Kelompok Kuat terhadap Kelompok Lemah (Negara Kuat
Menindas Negara Lemah dan Negara Lemah harus Mengikutinya). (3). Runtuhnya
Moralitas Peminpin Negara (Korupsi, Pidana, dll). (4). Adanya Pemimpin Tertutup
yang Tidak Mau dikritik, dan yang mengkritik akan dihukum. (5). Terjadinya Bencana Besar (Peperangan) maupun wabah Covid
-19 saat ini. Kelima sebab ini sudah terjadi di dunia saat ini. Jika kaum
muslimin secara kuat mengingnikan perubahan hakiki yakni tegaknya syariah dan
khilafah, maka hal ini sebuah keniscayaan.
Ini sekaligus membuktikan bahwa janji Allah dan kabar gembira Rasulullah saw akan kembalinya Islam memimpin dunia sebelum Hari kiamat menjadi kenyataan
إن الله زوى لي الأرض أو قال إن ربي زوى لي الأرض فرأيت مشارقها ومغاربها وإن ملك أمتي سيبلغ ما زوي لي منها وأعطيت الكنزين الأحمر والأبيض
“Sesungguhnya Tuhanku telah melipat bumi ini untukku. Aku bisa melihat bagian timur dan baratnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan sampai sebagaimana bumi ini dilipat untukku. Aku pun telah diberi dua perbendaraan. Merah dan putih.” (Hr. Abu Dawud)
Kekuasaan dengan tegaknya khilafah ’ala minhajji Nubuwwah, yang sangat memperhatikan urusan rakyatnya termasuk kesehatan. Sebab , Islam menetapkan kesehatan adalah kebutuhan pokok publik. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Siapa saja yang ketika memasuki pagi hari mendapati keadaan aman kelompoknya, sehat badannya, memiliki bahan makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah menjadi miliknya“. (HR Bukhari).
Khilafah akan membawa dunia pada puncak kesejahteraan untuk kedua kalinya dengan izin Allah Subhanaallahu Wa Ta’ala.
Langkah yang harus ditempuh Kaum Muslimin
Untuk melakukan perubahan besar menuju tata dunia baru dibutuhkan kesadaran terhadap realitas kerusakan yang akan diubah dan fakta baru untuk menggantikan fakta yang rusak tersebut sebagaimana disampaikan oleh Syekh Ahmad ‘Athiyat dalam bukunya Jalan Baru Islam (at Thariq). Dalam buku tersebut Beliau menjelaskan ada 2 (dua) syarat perubahan itu akan terjadi ; (1) sebuah kesadaran mengenai fakta kehidupan yang rusak yang melingkupi kehidupan umat, yaitu sistem kapitalisme -sekulerisme. (2) kesadaran tentang fakta alternatif yang akan menggantikan fakta yang rusak tersebut, yakni syariah kaffah dan khilafah.
Jika kesadaran terhadap fakta yang rusak sudah dimiliki oleh umat islam melalui proses berfikir mendalam, dan sekaligus kesadaran terhadap fakta baru yang akan menjadi penggantinya, maka selanjutnya yang dibutuhkan adalah pemahaman tentang metode yang akan ditempuh dalam mewujudkan perubahan menuju fakta baru tersebut. Metode yang ditempuh haruslah meneladani metode dakwah yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Beliau, Rasulullah SAW melakukan tiga langkah praktis yang pertama, pembinaan (Marhalah tastqif). Dalam marhalah ini Beliau membina orang-orang yang telah masuk Islam dengan aqidah dan syariah hingga lahir pribadi yang memiliki aqidah Islam yang kuat dan kepribadian Islam yang khas. Kedua, Interaksi pemikiran dengan umat (Marhalah tafa’ul ma’a alummah), Beliau dan para sahabat menyampakan pemikiran Islam secara terang-terangan di tengah-tengah masyarakat dengan menunjukkan kepalsuan pemikiran kafir jahiliyah dan membongkar rencana jahat kafir quraisy pada masa itu. Ketiga, penerapan Islam kaffah (Marhalah Tathbiq Ahkam Alislamiyah). Pada marhalah/tahapan ini masyarakat Madinah menyerahkan kekuasaannya kepada Rasulullah SAW dan Rasululullah SAW hijrah ke Madinah untuk menerapkan Islam Kaffah dengan berdirinya Daulah Islam.
Dalam rangka meneladani metode dakwah yang sudah dicontohkan Rasulullah SAW maka langkah yang harus kita tempuh saat ini adalah : (1)Menjelaskan secara detail dan rinci tentang syariat Islam Kaffah (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, kesehatan, peradilan, pemerintah,dll) dan mendorong umat Islam untuk menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (2)Melakukan muhasabah Lil hukam (mengoreksi Penguasa). Hendaknya umat Islam tidak menutup mata terhadap berbagai kebijakan penguasa dan mengoreksi serta menasehatinya apabila bertentangan dengan Islam terlebih lagi jika itu merugikan Islam dan kaum muslimin dan mendorong penguasa untuk menerapkan Islam Kaffah dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (3) Bersama-sama kaum muslimin secara umum berjuang menegakkan Islam kaffah hingga Allah Subhanaallahu Wa Ta’ala memenuhi janjinya kepada kaum muslimin yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 55 berikut,
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُون
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.(QS. An-Nur : 55)
Wallahu’alam