Oleh : Nabila Asy Syafi’i
Suaramubalighah.com,
Muslimah Inspiratif – Islam
sungguh memuliakan perempuan. Hukum Islam meletakkan posisi perempuan dan
laki-laki sebagai manusia, juga sebagai hamba Allah, sama dan setara, yang
membedakan hanyalah tingkat ketaqwaannya.
Perempuan dan laki-laki dalam kehidupan bermasyarakat saling tolong menolong,
saling melakukan amar makruf nahi munkar. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam
al Quran surat at Taubah ayat 71 :
وَٱلْمُؤْمِنُونَوَٱلْمُؤْمِنَٰتُبَعْضُهُمْأَوْلِيَآءُبَعْضٍۚيَأْمُرُونَبِٱلْمَعْرُوفِوَيَنْهَوْنَعَنِٱلْمُنكَرِوَيُقِيمُونَٱلصَّلَوٰةَوَيُؤْتُونَٱلزَّكَوٰةَوَيُطِيعُونَٱللَّهَوَرَسُولَهُۥٓۚأُو۟لَٰٓئِكَسَيَرْحَمُهُمُٱللَّهُۗإِنَّٱللَّهَعَزِيزٌحَكِيمٌ
Terjemah Arti: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
Oleh karena itu kaum muslimah di masa Nabi, tidak ketinggalan dari kaum laki
-laki untuk berlomba dalam kebaikan, termasuk di dalamnya menuntut ilmu dan
mengajarkannya. Dengan ilmu, manusia bisa mulia di dunia dan akhirat, khususnya
ilmu agama.
Diantara para sahabiyah yang rajin menuntut ilmu dan mengajarkannya adalah Asy
Syifa binti Abdullah bin Abdi Syam.
ASY – SYIFA’ BINTI ABDULLAH BIN ABDI SYAM SOSOK GURU YANG TANGGUH
Nama lengkapnya adalah Asy-Syifa’ binti Abdullah bin Abdi Syams Al-QurasyiahAl-Adawiyah.
Memiliki kunyah Ummu Sulaiman. Bersuamikan Abu Hathmah bin Ghanim Al-Qurasyi
Al-Adawi.
Asy Syifa’ binti Abdullah adalah salah seorang sahabiyah , ia termasuk tokoh
muslimah yang terhimpun dalam dirinya pengetahuan, keimanan dan ketaqwaan. Ia
sedikit di antara perempuan Makkah yang pandai membaca dan menulis, juga
mengajari para Muslimah membaca dan menulis, semata mengharapkan keridhaan
Allah SWT.
Asy-Syifa binti Abdullah masuk Islam sebelum hijrah, dan termasuk wanita
muhajirin angkatan pertama yang berbaiat kepada Nabi SAW. Dia juga termasuk
wanita yang disebut di dalam firman Allah, “Wahai Nabi, apabila
datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk berbaiat bahwa mereka
tidak akan mempersekutukansesuatupun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak
berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka
ada-adakan antara tangan dan kaki mereka, dan tidak akan mendurhakaimu dalam
urusan yang makruf, maka terimalah baiat mereka dan mohonkanlah ampunan kepada
Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.” (QS: Al-Mumtahanah:12).
Asy Syifa binti Abdullah turut berhijrah ke Madinah. Sesampainya di Madinah, ia
juga mengajari para muslimah membaca dan menulis. Karena kesabaran dan
keuletannya akhirnya membuahkan hasil yang manis, yakni terentaskannya buta
huruf dikalanganmuslimah Madinah. Selain mahir membaca dan menulis, Asy Syifa’
ahli dalam bidang pengobatan dan ruqyah. Sehingga dalam waktu yang bersamaan
Asy Syifa’ sebagai guru juga sebagai dokter
Asy Syifa’ binti Abdullah diantara para muslimah yang turut belajar hadits dari
Rasulullah SAW. Dia meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi SAW, juga dari Umar
bin Khathab. Beberapa orang ikut meriwayatkan hadits yang berasal darinya,
seperti anaknya Sulaiman bin Abu Khaitsumah, kedua cucunya (Abu Bakar dan
Utsman), Abu Ishaq, dan Hafshah Ummul Mukminin. Abu Daud juga meriwayatkan
hadits yang berasal dari periwayatannya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad dari Asy-Syifa, bahwasanya
ia berkata, “Rasulullah datang kepadaku ketika aku berada di rumah
Hafshah. Beliau lalu berkata kepadaku, ‘Tidakkah engkau mengajari dia (Hafshah)
cara meruqyah eksim sebagaimana engkau mengajarinya baca-tulis?”
Rasulullah SAW memberi perhatian kepada keahlian dan kemapuan Asy Syifa.
Rasulullah SAW memberi Asy Syifa’ sebuah rumah khusus di Madinah yang
berdekatan dengan para penderita penyakit gatal, agar Asy Syifa’ bisa mengobati
mereka dengan cepat. Asy Syifa’ menempati rumah tersebut bersama anaknya,
Sulaiman.
Pada saat Umar bin Khattabra menjadi khilafah, beliau memberikan kepercayaan
kepada Asy Syifa’ untuk menjadi qadhihisbah di pasar Madinah.
Asy Syifa’ binti Abdullah turut serta menyebarkan Islam dan memberikan nasihat
kepada umat. Amirul Mukminin Umar bin Khathtab sangat mendahulukan pendapat Asy
Syifa’ . Begitu pula sebaliknya, Asy Syifa’ binti Abdullah juga menghormati
Amirul Mukminin Umar bin Khathtab karena seorang pemimpin yang adil, bertakwa,
dan patut untuk diteladani.
Asy Syifa’ binti Abdullah wafat pada masa kekhalifahan Umar bin Khathtab
sekitar tahun 20 H. Ia telah menorehkan catatan indah dalam sejarah Islam.
KHATIMAH
Dari kisah sahabiyah selalu ada pelajaran darinya, termasuk dari kisah Asy
Syifa’ binti Abdullah, seorang muslimah yang multi talenta, cerdas, luas
pengetahuannya, sabar, kuat iman lagi bertaqwa.
Hendaknya seorang muslimah membekali diri dengan ilmu, terlebih ilmu agama.
Karena dengan ilmu, seorang mukmin akan ditinggikan derajatnya baik di dunia
maupun di akhirat nanti. Bukankah ilmu yang bermanfaat adalah amal yang tidak
akan pernah putus? Semoga kita bagian dari orang-orang yang diberi oleh Allah
SWT ilmu yang bermanfaat.
Waallahua’lam