Oleh : Nabila Asy Syafi’i
Suaramubalighah.com, Muslimah Inspiratif – Kenikmatan yang tiada tara adalah tertunjukinya pikir dan hati pada kebenaran Islam. Dan turut serta dalam memperjuangkan tersebarnya kebaikan tersebut. Jiwa yang telah tertempa kuat, dengan keimanan yang kokoh, rela mengorbankan apapun yang dimilikinya untuk membela agamanya, demi meraih keridhaan Allah SWT.
Jiwa yang sanggup membersihkan diri dari gejolak nafsu, ditundukkan sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah SWT. Hari -hari nya dipenuhi dengan melakukan kebaikan tanpa disia-siakannya. Hati dan lisannya senantiasa berdzikir mengagungkan Tuhannya, Rabb Pemilik Semesta.
Diantara sosok tersebut adalah seorang sahabiyah dari kalangan Anshor, Ar Rubayyi’ binti Muawwidzra.
MENGENAL SEKILAS SOSOK AR RUBAYYI’ BINTI MUAWWIDZ RA.
Namanya adalah Ar Rubayyi’ binti Muawwidz bin Afra, salah seorang Anshar, yang telah memeluk Islam sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah. Ketika Islam di dakwahkan oleh utusan Nabi SAW, Mushab bin Umair. Ayahnya bernama Muawwidz bin Afra, termasuk orang yang cepat menerima agama yang mulia ini. Juga salah seorang sahabat Rasul yang turut dalam perang Badar, dan berhasil mengalahkan Abu Jahal dengan menewaskan di medan Badar.
Suami Ar Rubayyi’ adalah Iyas bin Bukair Al Laitsi, termasuk tokob dari kalangan Muhajirin . Dari pernikahannya lahir seorang putra bernama Muhammad bin Iyas.
Ar Rubayyi’ binti Muawwidz adalah seorang yang cerdas, fasih dalam berbahasa, menguasai ilmu sastra dengan baik, sehingga mampu mengungkapkan sesuatu yang panjang lebar, cukup dengan kalimat yang ringkas, padat berisi.
Ar Rubayyi’ binti Muawwidz, termasuk sahabiyah yang turut dalam baiat Ar Ridwan, kita mengetahui bahwa orang-orang yang mengikuti dalam baiat Ar Ridwan ini Allah SWT telah meridhainya. Sebagaimana dalam firmanNya : ” Sesungguhnya Allah SWT telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon. Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” ( QS Al Fath: 18).
Ar Rubayyi binti Muawwidz ikut dalam beberapa peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah SAW. Imam Bukhari meriwayatkan dari Ar Rubayyira, ” Kami ikut dalam perang bersama Rasulullah, untuk memberi minum dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasukan, serta membawa pulang orang-orang yang gugur dan terluka ke kota Madinah. ”
Ar Rubayyi’ binti Muawwidz hidup dalam cahaya Islam, di kota Madinah. Ia dianugerahi panjang umur, hingga sempat menyaksikan pemerintahan periode Khulafa ar Rasyidin. Semua kholifah menghormatinya. Hingga masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, tugas di dunia telah berakhir. Ar Rubayyi ‘ binti Muawwidz menghadap Allah SWT. Semoga Allah ridha dan memasukkan pada golongan muttaqin.
KEPEKAAN AR RUBAYYI’ BINTI MUAWWIDZ TERHADAP PERSOLAN AGAMA
Dalam Islam, ilmu dan iman menduduki posisi yg tinggi, sehingga seseorang yang memcapai keduanya memiliki derajat yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat. Allah SWT berfirman. ” Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” [QS: Al Mujadilah: 11].
” Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan ( kepada orang-orang kafir), ‘ Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan. ” [ QS. ar Rum : 56].
Maka tak asing, generasi para sahabat dan sahabiyah sangat memperhatikan dan berlomba dalam menuntut ilmu, khusus nya ilmu-ilmu Islam dan semangat untuk menyebarkannya.
Ar Rubayyi’ binti Muawwidz salah seorang sahabiyah yang berguru kepada Ummul Mukminin Aisyah ra. Banyak kalangan sahabat dan tabiin yang menemuinya untuk bertanya tentang ilmu -ilmu agama yang dikuasinya. Ar Rubayyi binti Muawwidz pun tetap berhati-hati dalam menyampaikan setiap kata dan makna -maknanya.
Ar Rubayyi binti Muawwidz, belajar cara berwudlu langsung kepada Rasulullah SAW, itu karena saat Rasulullah SAW berkunjung ke rumah Ar Rubayyi’ Rasulullah berwudlu dan sholat di rumahnya. Dikesempatan itulah Ar Rubayyi’ belajar.
Berikut penjelasan Ar Rubayyi’ tentang wudlu yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Ar Rubayyi’ binti Muawwidz berkata,” Rasulullah SAW sering datang ke rumah kami. Suatu ketika beliau berkata, “Siapkan air wudlu untukku !”.
Ar Rubayyi’ menjelaskan cara berwudlu Rasulullah SAW dengan panjang lebar. Diantara ia mengatakan. ” Rasulullah membasuh kedua telapak tangannya 3 kali, membasuk muka sebanyak 3 kali. Beliau juga berkumur dan memasukkan air ke hidung sekali. Beliau membasuh kedua tangannya , masing – masing 3 kali. Dan mengusap kepalanya 2 kali, dimulai dari bagian belakang sampai bagian depan. Beliau juga mengusap kedua telinganya bagian luar dan dalam, lalu membasuh kedua kakinya, masing-masing 3 kali. ( HR Abu Dawud)
Ar Rubayyi binti Muawwidz memberikan penjelasan yang sangat gamblang, seolah yang mendengarjya melihat langsung Rasulullah SAW berwudlu.
Demikianlah Ar Rubayyi binti Muawwidz sangat memperhatikan ilmu dan ia tak segan untuk membaginya pula. Semoga Allah menganugerahkan surga terbaik untuknya.
KHATIMAH
Tiap langkah meninggalkan jejak. Maka jejak yang baik akan dikenang sepanjang masa sebagai suatu kebaikan, jika kebaikan itu diambil dan pakai oleh yang lain, maka pahala jariah akan mengalair padanya. Pun sebaliknya, tentang keburukan dan kejahatan.
Oleh karena itu orang-orang beriman selalu berlomba dalam kebaikan dan kepatuhan kepada Allah.
Ingatlah apa yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyimrahimahullah. ” Jika seorang manusia sepanjang siang dan malamnya, tidak memiliki hasrat yang besar selain untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT semata, maka Allah akan mencukupi segala kebutuhannya dan memupus kesedihannya. Allah akan melapangkan hati orang tersebut untuk mencintai Nya, membuat lisannya selalu dzikir kepada Nya, dan seluruh anggota tubuhnya taat pada Nya.
Sebaliknya, jika hasrat terbesar sepanjang siang dan malamnya hanya untuk meraih kesenangan duniawi, maka Allah akan membebankan banyak kesedihan, keresahan dan keberatan hati. Ia akan sibuk dengan dirinya sendiri, ia sibuk mencintai makhluk daripada mencintai Allah. Hidupnya sangat melelahkan, seperti lelahnya binatang yang melayani orang lain, seperti perapian yang perutnya diisi angin dan batangnya ditempa, namun manfaatnya untuk orang lain.”
Semoga kita termasuk orang -orang yang selalu memenuhi siang malamnya dengan kepatuhan hanya kepada Allah SWT. Insyaallah.