Mengambil Pelajaran Dari Ibunda Imam Malik, Aliyah Binti Syarik al-Azdiyah

Oleh : Nabila Asy Syafi’i

Suaramubalighah.com, Muslimah Inspiratif- Dibalik kesuksesan seorang anak ada sosok yang tidak begitu dikenal khalayak dan bahkan ia tak membutuhkan nama yang tersohor. Cukup baginya jika anak-anak yang dirawat, diasuh dan dididiknya menjadi orang-orang yang sukses dunia dan akhirat. Anak-anak yang kelak senantiasa mendoakan pada kedua orang tuannya. Sosok itu adalah “Ibu”

Begitulah sosok ibu sejati, ibu sholihah yang hanya mengharapkan keridhaan Allah untuk diri dan keluarganya. Begitu pula sosok ibunda Imam Malik ra , yang nasehat-nasehatnya menghujam dalam benak sanubari sang putra, menjadi bekal untuk meraih kemulian.

Adalah Imam Malik merupakan seorang pembelajar yang berakhlak mulia. Ia salah satu imam dari empat mazhab Ahsunnahwal Jamaah . Dan guru besar dari Imam asy-Syafi’i.

NASEHAT SANG BUNDA

Ibunda Imam Malik bin Anas bernama ‘Aliyah. Ia adalah ibu yang benar-benar memperhatikan tumbuh kembang anaknya. Ia juga memahami bagaimana cara mendidik anak dengan baik dan benar.

Dalam suatu riwayat, Imam Malik berkata, “Aku berpamitan pada Ibuku untuk pergi mencari dan mencatat ilmu. Ibu berkata, “Kemarilah Nak, kenakanlah pakaian yang pantas bagi seorang penuntut ilmu.”
Kemudian Ibu mengenakanku pakaian yang baik, juga memakaikan sorban di kepalaku .
Lalu beliau berkata, “Nah, sekarang pergilah kepada gurumu Rabi’ah untuk menuntut ilmu. Tapi ingat Nak, belajarlah dahulu akhlak darinya sebelum kau menyerap ilmunya.”

Demikianlah seorang ibu yang bijak dan berakhlak mulia . Ia mendidik puteranya agar mendatangi majelis ilmu yang diasuh oleh salah seorang ulama terkenal di masa itu, yakni Rabi’ah bin Abi ‘Abdirrahman, dengan adab yang baik.

Ibu Imam Malikpun berpesan, agar sang putra mempelajari adab sang guru, bagaimana sang guru belajar dan mengajarkan suatu ilmu, Bagaimana sikap tawadhu’ nya, Dan bagaimana tingkah laku dan wibawanya. Semua itu dipelajari Imam Malik sebelum ia belajar ilmu agama dari sang guru Rabi’ah bin Abi ‘Abdirrahman.

KHATIMAH
Dari kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran untuk kita terapkan masa kini. Diantaranya adalah

Pertama, sebagai orang tua, terlebih Ibu, sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, karena kedekatan ibu dan anak yang tak bisa dipungkiri, sembilan bulan ibu mengandung nya dan dua tahun ibu menyusuinya, maka ibu yang salehah, seharusnya bisa memberi gambaran akan keagungan dan kemuliaan sebuah majelis ilmu, dan membiasakan untuk mendatanginya. Karena ilmu itu adalah buruan.

Kedua, orang tua juga harus mengarahkan dan menyiapkan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Dengan memilihkan guru yang baik, yang berakhlak mulia. ” ingatlah bahwa mata anak-anak itu akan tertuju pada guru, argumentasi anak-anak juga merujuk pada guru.

Sebagaimana Ibu Imam Malik memilihkan guru terbaik bagi Imam Malik kecil, yaitu Syaikh Rabiah yang masyhur kedalaman ilmunya dalam bidang fikih.

Ketiga, berakhlak mulia, dipelajari dan diprktekkan lebih dahulu sebelum memperdalam ilmu -ilmu yang lain. Sebuah ilmu tanpa dihiasi akhlak mulia. Menjadikan pemiliknya sombong, takabur, bahkan menjatuhkan pemiliknya seperti orang yang tidak berilmu Oleh karena itu Ilmu dan akhlak mulia adalah dua hal yang saling menghiasi dan melengkapi.

Seperti yang dinasehatkan oleh ibunda Imam Malik, “belajarlah dahulu akhlak dari gurumu sebelum kau menyerap ilmunya.” Demikian diantara pelajaran yang bisa kita petik dan bisa kita terapkan.

Waallahua’lam