Oleh : Rohmah Rodhiyah
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu(Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-Anbiya’: 107)
Suaramubalighah.com, Al-Qur’an- Akhir-akhir ini Indonesia dihajar dengan masalah demi masalah. Pandemi virus Corona (Covid-19) menjadikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2020 minus 5,32 persen. Keadaan ekonomi Indonesia sudah masuk pada resesi perekonomian. Ekonom Senior INDEF Enny Sri Hartati mengingatkan seluruh lapisan masyatakat agar bersiap menghadapi periode resesi ekonomi pada tahun ini. (https://ekonomi.bisnis.com/read).Keadaan ekonomi sekarang diperkirakan menyebabkan peningkatan angka pengangguran Indonesia. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi pada 2021 angka pengangguran bisa menyentuh 12,7 juta orang. (https://tirto.id/angka-pengangguran-2020-terburuk).
Permasalahan di dunia pendidikan pun menyesakkan dada. Masalah-masalah orang tua stress akibat resesi ekonomi, ditambah harus menjadi guru bagi anak-anaknya saat belajar daring. Tentu saja menjadi guru dadakan bagi anak-anaknya merupakan tugas yang berat. Disamping memang tidak mempunyai kemampuan mendidik anak, juga banyak masalah yang lain. Para orang tua yang seharusnya lemah lembut kepada anak, berubah menjadi kasar, bahkan sampai memukul dan menganiaya anaknya saat gagal mengajarinya. Siswa juga merasa berat dengan situasi belajar daring ini. Dengan belajar daring siswa tidak hanya membutuhkan kuota internet, akan tetapi tidak adanya signal di daerah tersebut juga menjadi masalah serius. Seorang siswa bunuh diri dengan meminum racun di kabupaten Gua Sulawesi, karena depresi saat mengerjakan tugas, susah mengakses internet. (19, Oktober, suara sulsel.Id).
Selain masalah kesehatan, ekonomi dan masalah pendidikan, masih banyak PR permasalahan bangsa ini yang harus segera diselesaikan. Telah terbukti solusi yang selama ini diterapkan, yaitu solusi dari kapitalisme, liberalisme dan sosialisme telah gagal, tidak mampu menyelesaikan masalah, bahkan menimbulkan masalah lain. Karenanya kita harus segera mengoreksi bahwa sistem yang selama ini diterapkan telah gagal. Bersegeralah menerapkan solusi yang diberikan Alloh, karena Alloh menjamin penerapan aturan Alloh saja yang mampu menyelesaikan masalah secara tuntas, yaitu penerapan hukum-hukum Islam secara keseluruhan/ kaffah akan menuntaskan masalah, menghindarkan dari musibah, siksa dan krisis. Alloh menjamin penerapan aturan Alloh akan membawa berkah, rahmat, nikmat, membahagiakan& mensejahterakan dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW diutus untuk mendakwakan Islam Kaffah ke seluruh umat manusia. Rasulullah mengajak umat manusia untuk masuk Islam dan menerapkannya. Penerapan Islam Kaffah sebagai solusi bagi seluruh permasalahan, mendatangkan rahmat/kebahagiaan di dunia dan di akhirat, dan akan menghindarkan dari siksa di dunia dan di akhirat. Sebagaimana disampaikan Ibn Abbas menafsirkan QS. al An biya’ ayat 107: { وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ } يا محمد { إِلاَّ رَحْمَةً } من العذاب { لِّلْعَالَمِينَ } من الجن والإنس من آمن بك ويقال نعمة Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat (terhindar dari adzab) bagi semesta alam (baik jin maupun manusia yang beriman kepadamu), dan (rahmat) juga dikatakan sebagai nikmat. ( Ibn Abbas, Tanwir Miqbas II, 345).
Sedangkan Imam Ali Ash Shabuni dalam Mukhtashar Ibn Katsir, menyimpulkan penafsiran Imam Ibn Katsir QS. al An biya’ ayat 107, bahwa Alloh benar-benar mengabarkan tentang kepastianNya dan ketetapanNya bagi hambah-hambahNya yang memeluk Islam dan menerapkan Syariah Islam secara kaffah (menyeluruh), akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.Sebaliknya bagi yang menolak SyariahIslam akan menderita kerugian dunia dan akhirat. Tafsir QS. al An biya’ ayat 107
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ} يُخْبِرُ تَعَالَى أَنَّ اللَّهَ جَعَلَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ أَيْ أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لَهُمْ كُلِّهِمْ، فَمَنْ قَبِلَ هَذِهِ الرَّحْمَةَ وَشَكَرَ هَذِهِ النِّعْمَةَ سَعِدَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ رَدَّهَا وجحدها خسر الدينا وَالْآخِرَةِ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Bahwa Alloh mengabarkan sesungguhnya Allah telah menjadikan Muhammad SAW sebagai rahmat bagi semesta alam. Artinya Rasulullah diutus (membawa Islam) sebagai rahmat bagi mereka semua, maka barangsiapa menerima rahmat dan mensyukuri nikmat ini, dia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa menolaknya dan mendustakannya, maka akan menderita kerugian di dunia dan akhirat. (Imam Ali Ash Shabuni, Mukhtashar Ibn Katsir II, 525).
Adapun Imam Al Qurtubi, menafsirkan QS. al An biya’ ayat 107:
(وَما أَرْسَلْناكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ) قَالَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحْمَةً لِجَمِيعِ النَّاسِ فَمَنْ آمَنَ بِهِ وَصَدَّقَ بِهِ سَعِدَ، وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِهِ سَلِمَ مِمَّا لَحِقَ الْأُمَمَ مِنَ الْخَسْفِ وَالْغَرَقِ.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu(Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam, Sa’id Ibn Jubair berkata, dari Ibn Abbas berkata: Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, maka barangsiapa beriman dan membenarkannya, dia akan memperoleh kebahagiaan, dan barangsiapa tidak beriman kepadanya,maka dia akan menerima sebagaimana yang ditemui oleh umat (yang menolaknya), yaitu menemui kehinaaan dan tenggelam (kemunduran). (Imam Al Qurtubi, Tafsir Al Qurtubi, Tafsir QS. al An biya’ ayat 107).
Syekh Taqiyuddin menjelaskan QS. al An biya’ ayat 107 dikaitkan dengan QS. al Israa’ ayat 82:
جاءت الشريعة الإسلامية رحمة للعالمين، قال تعالى في بعثة الرسول صلى الله عليه وسلم: (وما أرسلناك إلاّ رحمة للعالمين)، وقال في شأن القرآن الكريم: (وننزِّل من القرآن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين)، فكون الرسول رحمة، وكون القرآن شفاءً ورحمة كل ذلك يدل على أن الشريعة جاءت رحمة للعباد
Syariat Islam itu datang sebagai rahmat untuk seluruh alam semesta. Allah SWT berfirman tentang diutusnya Rasul SAW:”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(TQS Al Anbiyaa'(21):107)Dia berfirman tentang Al Qur’an Al Karim:”Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…”(TQS Al Israa”(17):72). Maka keberadaan Rasul adalah sebagai rahmat, sedangkan keberadaan Al Qur’an adalah sebagai obat(solusi dan rahmat). Itu semua menunjukkan bahwa syariat itu datang sebagai rahmat bagi hamba.( Taqiyuddin An Nabhani, Syakhshiyah Islamiyah Juz III, Beirut, Libanon, Darul Ummah, 2005, hlm.365).
Dengan demikian, jika bangsa ini ingin segera keluar dari permasalahan, maka tidak ada jalan lain, kecuali menerapkan Islam secara kaffah(menyeluruh) dalam bingkai Khilafah. Khilafah Islamiyah telah terbukti memberi solusi atas problematika umat dan mensejahterakan selama berabad-abad. Masihkah layak ada yang meragukannya?. Renungkan Firman:“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin”. Alloh (QS. AlMaidah ayat 50). Waallahu a’lam.