Oleh : Nabila Asy Syaf’i
Suaramubalighah.com, Hadis- Agama adalah nasihat. Begitulah hadits ketujuh dari Hadits Arbain An-Nawawiyyah.
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِي رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّيْنُ
النَّصِيْحَةُ قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Ruqayyah Tam
im bin Aus Ad-Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim. no. 55]
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Syafi’i, Ahmad, Darimi, Ibnu Hibban, Thabrani dan masih ada yang lainnya.
Status hadits ini dalam ilmu hadits derajatnya shahih. Artinya, bisa dipakai dan diamalkan karena dari sesi sanad (jalur periwayat) dan matan (isi atau konten hadits) tidak ada cacatnya. Hadits ini satu-satunya yang diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat bernama Tamim Ad-Dari.
Dalam memahami hadits diatas, kita tidak bisa langsung memaknai dengan makna yang ada dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) seputar ” ajaran atau pelajaran baik ; anjuran “.
Dalam bahasa Arab nasihat artinya membersihkan atau memurnikan. Sedangkan para ulama bahasa Arab menyebutkan, tidak ada kata lain yang pengertiannya sepadan dengan kata ” nasihat ” yang kebaikannya memcakup dunia dan akhirat.
Imam Ibnu Daqiq Al-‘Id dalam kitabnya syarah Hadits Arbain, menjelaskan “(Nasihat) merupakan kata komprehensif yang maknanya meliputi segenap kebaikan yang diarahkan kepada orang yang dinasihati.” Dalam bahasa Arab dikatakan bahwa tidak ada kata yang mengandung kebaikan yang mencakup dunia-akhirat melebihi kata ini.
Dalam hadits ini Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الدِّين النَّصِيحَة
“Agama adalah nasehat.”
Kalimat الدِّين النَّصِيحَة ” Agama adalah nasihat ” maksudnya adalah tiang atau penopang agama, sebagaimana ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “haji adalah Arafah” maksudnya adalah wukuf di Arafah adalah tiang yakni bagian terpenting dari haji. Oleh karena itu , ada ulama yang mengatakan bahwa hadits ini merupakan empat dari poros utama Islam.
Penafsiran kata ” nasihat dan cabang -cabangnya manurut seorang Khathabi, Pertama, nasihat untuk Allah maksudnya beriman kapada Allah, menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan ingkar, mengagungkan Allah Yang Maha Sempurna, mensucikan Allah , mentaati Allah. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa, menjauhkan diri dari perbuatan yang mendatangkan adzab. Mencintai dan membenci semata -mata hanya karena Allah. Berjihad mengahadapi orang-orang kafir karena Allah. Mengakui dan bersyukur atas semua nikmat Allah. Ikhlas dalam segala urusan. Menyeru , mengajak dan melakukan kebaikan ( Islam) . Bersikap lemat lembut kepada sesama. Keras terhadap kekafiran. Khathabi berkata : ” Secara prinsip kebaikan yang dilakukan hamba akan kembali kepada hamda itu sendiri, karena Allah tidak membutuhkan kebaikan dari siapapun.”
Kadua, nasihat untuk kitabNya, maksudnya adalah beriman bahwa Allah menurunkan firmanNya kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa Al Quran. Membaca dan melafadzkannya dengan baik dan sungguh-sungguh, menghafalkannya, menjaganya dari pentakwilan orang-orang yang menyimpang, membenarkan dan mempercayai segala isi Al Quran. Mengikuti dan menerapkan semua hukum -hukumnya, memahami berbagai macam ilmunya dan kalimat perumpamaan sebagai pelajaran, menerima apa ada tentang ayat-ayat mutsyabih. Mengkaji dan memahami ayat-ayat muhkam, mengajak manusia untuk bertaqwa kepada Sang Pencipta sebagaimana yang diperintahkan oleh Al Quran dan seterusnya sebagaimana mengimani Al Quran sebagai kitabullah.
Ketiga, nasihat untuk rasulNya, maksudnya adalah mengimani semua yang dibawa oleh Rasulullah SAW, membenarkan ajarannya, mentaati perintah dan larangannya. Membelanya dimasa hidup maupun setelah wafatnya, menghormati haknya, memuliakannya, mencintai dan menghormatinya. Menegakkan ajarannya, sekaligus mendakwahkannya. Meniru akhlak nya, mencintai dan memuliakan keluarga dan sahabatnya.
Keempat, nasihat untuk para pemimpin umat Islam maksudnya adalah menolong mereka dalam kebenaran, mentaati mereka selama mereka mentaati Allah dan Rasulullah, dan selama para pemimpin itu menegakkan hukum-hukum Allah dan Rasulullah. Serta berani mengingatkan para pemimpin jika mereka salah, mengingatkan jika para pemimpin itu lupa, memberitahu hak-hak kaum muslimin. Mempersatukan hati umat untuk taat kepada para pemimpin selama mereka taat kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Menjadi makmum sholat di belakang mereka, berjihad bersama mereka dan mendoakan mereka mendapatkan keabikan dunia akhirat. Karena pada pemimpin umat Islam laksana perisai pelindung umat.
Jika saat ini belum terwujud sistem yang menjalankan semua aturan Allah SWT dan Rasulullah SAW, serta belum terwujud sosok pemimpin umat Islam yang menegakkan hukum-hukum Allah dan Rasulullah SAW, maka menjadi kewajiban atas kaum muslimin untuk memperjuangkannya.
Adapun yang kelima, nasihat untuk seluruh kaum muslimin selain para penguasa, maksudnya adalah memberi bimbingan kepada umat Islam agar bisa meraih kebaikan dunia dan akhirat, menghindarkan umat dari hal- hal yang membahayakan dunia akhirnya. mengajarkan apa yang mereka tidak tahu, menyuruh kepada kebaikan, melarang dari kemunkaran.
Demikian penafsiran hadits arbain yang ke tujuh, hadits yang rinkas namun makna kandungan dan penerapannya amat luas. Semoga kita termasuk umat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mampu untuk menerapkannya. Waallahua’lam