Oleh : Nabila Asy=Syafi’i
عن أبي ذر جُندب بن جُنادة وأبي عبد الرحمن معاذ بن جبل رضي الله تعالى عنهما، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال “اتَّق الله حيثما كنت، وأتْبع السيِّئةَ الحسنةَ تَمحُها،وأتْبع السيِّئةَ الحسنةَ تَمحُها، وخالِق الناسَ بخُلُق حسن”رواه الترمذي، وقال: ” حديث حسن”، وفي بعض النسخ: “حسن صحيح“.
Dari Abu Dzarr Jundab ibn Junaadah dan Abu Abdirrahman Mu’aadz ibn Jabal radhiallahu andhumaa, dari Rasulullah shallallahu alaih wasallam bersabda : “Bertaqwalah engkau dimanapun engkau berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya, dan perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik“. (HR Tirmidzi dan dia berkata : “Hadits hasan” dan pada sebagian naskah : “Hasan shahih”).
Suaramubalighah.com, Hadis-Hadis ini menerangkan tentang perintah takwa di manapun muslim berada. Dan berakhlak baik dengan sesama.
Hadis ini diriwayatakn oleh dua orang sahabat yang mulia yaitu Abu Dzar Jundab ibn Junaadah atau biasa dikenal dengam Abu Dzar Al Ghigari dan Mu’adz bin Jabal yang merupakan sahabat yang mulia.
Hadis ini mengandung tiga kalimat yang dituntut seorang muslim kepada rabbnya dan kepada dirinya dan kepada selainnya.
Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam , “اتَّق الله حيثما كنت” “Bertaqwalah engkau dimanapun engkau berada“
Secara bahasa makna kata taqwa adalah menjadikan antara dia dan yang ditakutinya ada penjagaan yang menjaganya dari apa yang ditakutinya, semisal memakai sandal dan khuff (semacam sepatu -pent) untuk menjaga dari sesuatu yang menyakitinya di tanah, juga seperti berlindung dalam bangunan atau kemah untuk menjaga dari panasnya matahari, dan yang semisal dengan itu.
Adapun taqwa secara syar’i adalah agar seorang manusia menjadikan antaran dia dan antara murkanya Allah, sebuah penjagaan yang menjaganya dari murka Allah, dan hal tersebut dilakukan dengan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allaj membenarkan kabar-kabar (dari Al Quran dan hadits shahih -pent), dan beribadah kepada Allah secara syar’i, dan
tidak berbuat bid’ah dan perkara baru. Dan bertaqwa kepada Allah dituntut pada setiap keadaan pada setiap tempat dan waktu, maka hendaklah bertaqwa kepada Allah secara sembunyi ataupun terang-terangan, menampakkannya kepada manusia dan menyembunyikannya dari mereka, sebagaimana yang ada dalam hadits : “Bertaqwalah engkau dimanamapun engkau berada“.
Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
وأتْبع السيِّئةَ الحسنةَ تَمحُها
“Dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusya“, ketika seseorang mengerjakan keburukan maka dia harus bertaubat dari hal tersebut, dan taubat adalah kebaikan, taubat menghapus dosa-dosa sebelumnya baik dosa besar maupun kecil. Setelah bertaubat diikuti dengan melakukan kebaikan. Kebaikan yang dilakukan menghapuskan dosa-dosa kecil, adapun dosa besar maka tidak dapat dihapuskan kecuali dengan bertaubat dari hal tersebut ( kafarat/sanksi sesuai dengan ketentua hukum syara ‘ -pent)
Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
وخالِق الناسَ بخُلُق حسن
“Dan perlakukan manusia dengan akhlak yang baik“,
Bahwa setiap manusia dituntut bermu’amalah (bergaul) dengan sesama manusia secara baik , memperlakukan sesama manusia seperti dia memperlakukan pada diri sendiri ( sebagaimana setiap manusia pasti suka diperlakukan dengan baik oleh yang lain dan dia pun akan memperlakukan dirinya sendiri dengan baik, – pent) .
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“لا يؤمن أحدُكم حتى يحبَّ لأخيه ما يُحبُّ لنفسه”
“Tidaklah beriman secara sempurna salah seorang diantara kalian hingga dia mencintai saudaranya sendiri sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri“, dan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
فمَن أحبَّ أن يُزحزح عن النار ويُدخل الجنَّة، فلتأته منيَّتُه وهو يؤمن بالله واليوم الآخر، وليأت إلى الناس الذي يحبُّ أن يُؤتَى إليه”
“Maka barang siapa yang mencintai untuk dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka hendaklah ketika ajal mendatanginya dia dalam keadaan
beriman kepada Allah dan hari kiamat dan bermu’amalah kepada manusia dengan apa yang dia sendiri suka untuk diperlakukan dengannya“.
Dan Allah telah memberikan sifat kepada NabiNya shallallahu alaihi wasallam bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam mempunyai akhlak yang agung. Sebagaimana hadits dari Aisyah radhiallahu anhaa bahwasannya akhlak Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah Al Qur’an, HR Muslim (746), yakni : bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam menegakkan dengan mempraktekkan apa yang ada dalam Al Quran, dan terdapat pula hadits yang banyak yang menunjukkan atas keutamaan akhlak yang baik, dan yang menganjurkan untuk menghiasi diri dengan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk.
Faedah Hadits :
- Kesempurnaan nasehat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada umatnya, diantara hal tersebut adalah apa-apa yang terkandung di dalam hadits ini yakni dengan tiga wasiat yang agung yang mencakup keseluruhan (kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain -pent).
- Perintah untuk bertaqwa kepada Allah pada setiap keadaan dan tempat serta waktu.
- Anjuran untuk mengikuti keburukan dengan kebaikan.
- Bahwa kebaikan menghapuskan keburukan.
- Anjuran untuk berakhlak kepada manusia dengan akhlak yang baik
Syarah hadis arbain an-nawawi.
Sumber : Fathul Qowwiy Al Matiin fi Syarh Al Arba’iin wa tatimmah Al Khomsiin . Karya Asy Syaikh Abdul Mushin ibn Hammad Al ‘Abbad Al Badr hafizhohullah