Islam Moderat Bentukan Barat untuk Menghadang Kebangkitan Islam

Oleh : Kholishoh Dzikri

Suaramubalighah.com, Ta’bir Afkar – Ide Islam Moderat terus digaungkan bahkan sudah tak asing di telinga umat, stigma Islam yang ramah, manis, dan toleran melekat padanya. Sepintas gagasan ‘Islam Moderat’ merupakan gagasan yang seolah-olah positif dan elegan. Akan tetapi, setelah ditelusuri, kampanye ‘Islam Moderat’ tidak lepas dari peristiwa WTC 11 September 2001, di mana kelompok Muslim dituduh bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Akhirnya umat Islam menjadi tertuduh, dan diciptakanlah istilah ‘Islam Radikal’ untuk menggiring kaum Muslim agar menerima istilah ‘Islam Moderat’. Islam Radikal  disandingkan sebagai lawan dari Islam Moderat, yang digambarkan bak monster, intoleran, dan layak disebut teroris. Sayangnya kelompok Islam Radikal justru disematkan kepada kaum muslimin yang tegas menyuarakan Islam Kaaffah dan berupaya mengamalkan ajaran Islam dengan totalitas, dengan menyebutnya sebagai kelompok Islam fundamentalis.

Para pengusung Ide Islam Moderat dan yang semisalnya menganggap bahwa ide ini dapat menangkis pencitraan buruk yang dilekatkan masyarakat dunia terhadap Islam dan kaum muslimin, yakni Islam garis keras, teroris, fundamentalis yang identik dengan kondisi yang ada di Timur Tengah. Argumentasi seperti itu terus mereka kembangkan, sampai pada kondisi dimana umat Islam meyakini dan mendukung kelompok liberal, moderat dan sebagainya, sebaliknya umat Islam akan membenci kelompok Islam yang diberi predikat fundamentalis, ekstremis, teroris dll. Yang pada akhirnya terpecah belahlah umat Islam dan sekulerisasi semakin kuat mencengkram kaum muslimin.

Islam Moderat Bentukan Barat

Islam Moderat sesungguhnya merupakan pemahaman yang tidak datang dari Islam dan tidak dikenal dalam Islam. Pemahaman ini justtu berkembang pasca diruntuhkannya negara Khilafah yang mendapat dukungan dari negara-negara Barat.  Tujuannya tidak lain agar nilai-nilai dan praktek Islam khususnya yang berhubungan dengan politik Islam dan berbagai hukum-hukum Islam lainnya dapat dieliminasi dari kaum muslim dan diganti dengan pemikiran dan budaya barat. Islam dengan berbagai labelnya seperti “Islam Indonesia” atau “Islam Timur Tengah” sebenarnya sama dengan istilah “Islam Radikal”, “Islam Militan”, “Islam Moderat” atau yang lain. Pengkotak-kotakan seperti ini sebenarnya murni merupakan bagian dari strategi Barat untuk menghancurkan Islam. Ini sebagaimana yang dituangkan dalam dokumen Rand Corporation. Strategi penghancuran ini dibangun dengan dasar falsafah “devide et impera” atau politik pecah-belah.

Islam Moderat merupakan desain Barat untuk mencegah kebangkitan Islam. Strategi ini telah didesain secara apik untuk terus meninabobokan umat Islam, bahkan melumpuhkannya hingga tak mampu bangkit kembali. Alih-alih menjaga perdamaian dunia dengan konsep Islam moderatnya. Nyatanya Barat tengah melunakkan kaum muslim untuk menerima konsep-konsep yang berbenturan dengan Islam. Sulit rasanya kaum muslim kembali digdaya, jika ajarannya justru tak terejawantah dalam kehidupan.

Amerika Serikat memang merancang pendekatan yang amat halus dalam pertarungan ideologi antara Islam dan Kapitalisme.  Cheryl Benard –peneliti RAND Corporation– menyebutkan bahwa dunia Islam harus dilibatkan dalam pertarungan tersebut dengan menggunakan nilai-nilai (Islam) yang dimilikinya.  AS harus menyiapkan mitra, sarana dan strategi demi memenangkan pertarungan. Tujuannya adalah pertama, mencegah penyebaran Islam politik Kedua, menghindari kesan bahwa AS “menentang Islam.” Ketiga, mencegah agar masalah ekonomi, sosial, dan politik tidak akan menyuburkan radikalisme Islam. (Building moderate Muslim networks / Angel Rabasa, Cheryl Benard, Lowell H. Schwartz, Peter Sickle. Published 2007 by the RAND Corporation)

Bahaya  Islam  Moderat

Islam Moderat merupakan pemahaman yang tidak datang dari Islam dan tidak dikenal dalam Islam. Pemahaman ini justtu berkembang pasca diruntuhkannya negara Khilafah yang mendapat dukungan dari negara-negara Barat.  Tujuannya tidak lain agar nilai-nilai dan praktek Islam khususnya yang berhubungan dengan politik Islam dan berbagai hukum-hukum Islam lainnya dapat dieliminasi dari kaum muslim dan diganti dengan pemikiran dan budaya barat. Strategi penghancuran ini dibangun dengan dasar falsafah “devide et impera” atau politik pecah-belah. Karenanya wajib bagi kita untuk memahami lebih jauh bahaya ide Islam Moderat ini,  menolaknya dan membuang jauh-jauh dari benak kaum muslimin.  Setidaknya ada enam bahaya ide Islam Moderat yang harus dicermati dan dipahami oleh umat Islam.

Pertama,Istilah Islam Moderat adala cara yang digunakan Barat untuk membendung tegaknya Islam Kaffah, memecah- belah dunia Islam dan melanggengkan penjajahan Barat atas Dunia Islam. Siapa saja yang mau menerima dan mengakomodasi kepentingan penjajahan Barat akan disebut Muslim moderat. Mereka akan diberikan ‘carrot’, dipuji habis-habisan dan dipromosikan. Sementara siapa saja yang bertentangan dengan hal itu akan disebut Muslim radikal dan teroris. Mereka mendapatkan ‘stick‘ artinya legal diperangi dengan cara apapun. Mereka juga telah membuat kutub kaum Muslim melalui pelabelan modernis-tradisionalis, radikal-moderat, spiritual-politik, kultural-struktural, formalis/literalis-substansialis, termasuk Islam esoteris (Islam hakikat) dengan Islam eksoteris (Islam syariah).

Kedua, Meracuni Aqidah Umat. Ide Islam Moderat  pada dasarnya adalah bagian dari rangkaian proses sekularisasi pemikiran Islam ke tengah-tengah umat, yang diberi warna baru. Ide ini menyerukan untuk membangun Islam inklusif yang bersifat terbuka dan toleran terhadap ajaran agama lain dan budaya.

 Ketiga, Mendeideologisasi Islam, yaitu menjauhkan umat dari pemahaman Islam sebagai ideologi yang tidak hanya merupakan ajaran ritual, namun juga memancarkan berbagai aturan hidup disertai dengan thariqah penerapannya.  Menjauhkan Islam ideologis berarti memandulkan Islam, karena hukum-hukum Islam hanya menjadi konsep yang tidak bisa diterapkan. Umat juga dibuat ragu dengan kebenaran Islam sebagai satu-satunya solusi bagi seluruh permasalahan umat.

Keempat,  Menghancurkan Syariah Islam.  Sesungguhnya nampak jelas bahwa  gagasan Islam Moderat ini  mengabaikan sebagian dari ajaran Islam yang bersifat qath’i, baik dari sisi redaksi (dalâlah) maupun sumbernya (tsubût), seperti, superioritas Islam atas agama dan ideologi lain,
kewajiban berhukum dengan hukum syariah, keharaman wanita Muslimah menikah dengan orang kafir dan kewajiban negara memerangi negara-negara kufur hingga mereka masuk Islam atau membayar jizyah.

Kelima, Menyusupkan Paham Pluralisme yang Memandang Semua Agama Benar. Hal ini karena Islam moderat bersumber pada kaidah “qabulul akhar”, menerima yang lain secara terbuka dan tidak mengklaim kebenaran diri sendiri.  Menganggap perbedaan adalah hal lumrah tetapi berusaha mengajak atas perbedaan-perbedaan tersebut untuk bahu-membahu, serta bersama-sama membangun peradaban dunia yang lebih baik. Sekilas ide ini memang nampak indah. Namun ketika menerima perbedaan disertai dengan menerima kebenaran agama lain seperti yang dituntut oleh ide qabulul akhar, maka hal ini adalah manifestasi dari pluralisme yang haram bagi kaum muslimin. Dari sinilah kita mendapati penganut Islam moderat memberlakukan toleransi melampaui batas yang telah digariskan oleh Islam.  Bahkan murtadnya seseorang ataupun menjadi  atheis  dianggap sebagai hak seseorang.

Keenam, Islam Moderat digunakan untuk menghadang upaya penegakan syariah dan Khilafah. Hal ini sama saja dengan menghalangi terjadinya kebangkitan Islam di muka bumi ini. Barat sangat menyadari bahwa tegaknya kembali Khilafah yang akan menerapkan syariah Islam secara kaffah, menyatukan umat Islam diseluruh dunia, melindungi dan membebaskan umat Islam yang tertindas dan menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia akan mengancam dominasi mereka. Oleh karena itu, tegaknya kembali Khilafah harus dicegah dengan segala cara. Salah satunya dengan menggunakan politik belah bambu. Umat Islam yang mendukung mereka diangkat, dipuji-puji dan dijuluki Muslim Moderat, sedang yang bertentangan harus ditekan habis.

Demikianlah bahaya terselubung Islam Moderat untuk menghadang tegaknya Islam Kaffah. Sudah seharusnya kita selalu  berhati-hati  terhadap suatu istilah yang bukan berasal dari Islam. Jangan sampai mengadopsi ide ini, apalagi menjadi corong untuk mempopulerkan ide yang maknanya sudah dikendalikan dan diatur sesuai dengan kepentingan kafir Barat.

Wallahu a’lam bishshawwab.