Oleh: Nabila Asy-syafi’i
Suaramubalighah.com, Muslimah Inspiratif – Dia wanita cerdas, terhormat, dermawan, berakhlak mulia dan pandai menjaga kesucian, sehingga orang-orang menyematkan gelar padanya Ath Thahirah ( wanita yang suci). Dialah Sayyidah Khadijah binti Khuwailid.
Khadijah terlahir sekitar 15 tahun sebelum tahun gajah, dari seorang ibu yang bernama Fatimah binti Zaidah bin Jundub dan ayah yang bernama Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushayal-Quraisyiahal-Asadiyah. Nasab Khadijah bertemu dengan nasab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada kakek kelima, Qushay.
Khadijah menjadi Istri Rasulullah ketika usianya 40 tahun. Dia adalah ibu kandung dari putra putri Rasulullah.
Ibnu Abbas Radhiyallahuanhu menyebutkan putra putri Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam dari istrinya yang subur dan suci, Khadijah ra. Ia berkata, ” Khadijah melahirkan keturunan bagi Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam yang terdiri dari dua laki-laki dan empat perempuan. Mereka adalah Al Qasim, Abdullah, zainab, Ruqayyah, Umi Kulsum, dan Fathimah. ”
Semua anak laki-laki beliau meninggal dunia saat masih kecil. Sedangkan anak perempuan beliau tumbuh dewasa mwmgalami masa Islam , memeluknya, dan ikut berhijrah ke Madinah.
Khadijah adalah seorang istri dan ibu yang ideal. Beliau sangat memahami dan mampu untuk membahagia suami dan anak-anak
KEISTIMEWAAN SAYYIDAH KHADIJAH BINTI KHUWAILID
Rasanya takkan mampu untuk menuliskan kebaikan dan keagungan Sayyidah Khadijah binti Khuwailid lantaran saking istimewanya. Namun setidaknya untuk menggambarkan betapa istimewanya wanita mulia ini, Ibnu Khatsirrahimahullah menjelaskan beberapa keistimewaan Khadijah Radhiyallahuanha, ” Khadijah adalah wanita pertama yang dinikahi oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam dan menurut pendapat yang shohih, Khadijah binti Khuwailid adalah wanita pertama yang beriman kepadanya. ”
Hal – hal yang merupakan keistimewaan Khadijah binti Khuwailid sebagai orang yang pertama yang mengalami atau melakukannya, antara lain:
[ ] Orang pertama yang sholat bersama Nabi Shallallahu Alaihi wasallam
[ ] Wanita pertama yang memberi keturunan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wasallam
[ ] Wanita pertama diantara istri- istri Nabi Shallallahu Alaihi wasallam yang mendapat berita dijamin masuk syurga
[ ] Orang pertama yang menerima ucapan salam dari Allah
[ ] Wanita pertama yang masuk kategori siddiq
[ ] Nabi menganggap mencintainya adalah karunia. Sebagaimana Nabi Shallallahu Alaihi wasallam bersabda, ” Sungguh Allah telah menganugrahkan kepadaku rasa cinta kepada Khadijah.” (HR. Muslim no 2435).
[ ] Istri Nabi Shallallahu Alaihi wasallam yang pertama kali wafat
[ ] Orang pertama yang kuburnya dipersiapkan oleh Nabi Muhammad shallallahu Alaihi wasallam.
Imam Az Zuhri rahimahullah berkata, ” Khadijah Radhiyallahuanha adalah orang pertama yang beriman kepada Allah. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam menerima risalah dari Allah dan sedang berjalan menuju rumahnya, setiap pohon dan batu yang dilaluinya mengucapkan salam kepadanya. Setelah sampai dan bertemu Khadijah beliau berkata, ” Apa pendapatmu tentang mimpi yang pernah kuceritakan kepadamu. Sesungguhnya yang datang itu Jibril. Ia telah menampakkan dirinya kepadaku da Allah mengutusnya kepadaku. Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam menceritakan perihal wahyu yang diturunkan kepadanya. Kemudian Khadijah berkata, “Berbahagialah ! Demi Allah, Allah tidak mungkin memperlakukanmu dengan buruk. Dia hanya menginginkan kebaikan untukmu. Terimalah apa yang disampaikan oleh Allah kepadamu. Sesungguhnya itu adalah kebenaran. ”
Demikianlah keistimewaan yang luar biasa yang tidak mungkin diraih oleh muslimah lain. Sayyidah Khadijah adalah sosok istri Shalihah yang selalu mendukung dan mendampingi Rasulullah dalam masa – masa sulit menyebarkan Islam.
DUKUNGAN SAYYIDAH KHADIJAH DALAM DAKWAH ISLAM
Sayyidah Khadijah adalah istri Shalihah. Istri yang sangat pengertian, menyayangi dengan tulus, mentaati suami, melayani dengan baik, dan selalu mendampingi dalam suka dan duka, terlebih saat Rasulullah mendakwahkan Islam, maka berbagai kesulitan dilaluinya. Diantara bentuk dukungan Sayyidah Khadijah adalah, Ketika wahyu pertama diterima Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di gua Hira, yakni QS Al Alaq : 1 sd 5
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِرَبِّكَالَّذِىۡ خَلَقَۚ
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
خَلَقَالۡاِنۡسَانَمِنۡ عَلَقٍۚ
2. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah.
اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَالۡاَكۡرَمُۙ
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
الَّذِىۡ عَلَّمَبِالۡقَلَمِۙ
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
عَلَّمَالۡاِنۡسَانَمَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dengan keadaan cemas, takut, gemeteran, Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam segera pulang dan menemui istri tercinta. Khadijah, “Selimuti aku. Selimuti aku.”, kata Rasulullah. Dengan penuh perhatian dan cinta kasih Khadijah menyelimuti Rasulullah sampai rasa cemasnya sirna. Rasulullah berkata “Khadijah, apa yang terjadi padaku? Aku khawatir terjadi apa-apa pada diriku.”
Khadijah menanggapi dengan perkataan yang menenangkan hati Nabi.
“Tidak. Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menghinakanmu. Demi Allah, engkau adalah seorang yang menyambung silaturahim, jujur , memikul kesulitan orang lain, menanggung orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan mendukung usaha-usaha kebenaran.”
Kemudian Khadijah pun mengajak Nabi menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal. seorang Nasrani, untuk menceritakan apa yang terjadi pada Nabi di gua Hira. Lantas Waraqah menerangkan bahwa yang baru saja menjumpai Nabi adalah Jibril , yang juga datang menemui Musa.
Hari-hari berikut Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallammengahadapi beratnya tantangan dakwah. Banyak tokoh – tokoh Quraisy menolak dengan keras dan mendustakan dakwah Rasulullah, bahkan penyiksaan dan ancaman pembunuhan dihadapi Rasulullah, dalam situasi yang serba sulit dan dalam ancaman seperti ini, Sayyidah Khadijah selalu mendukung dan mendampingi Rasulullah.
Ketika tekanan orang-orang Quraisy semakin keras, mereka melakukan pemboikotan kepada Nabi dan bani Hasyim ke pinggiran Mekah. Sungguh akta pemboikotan tersebut membawa penderitaan. Karena orang-orang Quraisy tidak boleh menikahi mereka, tidak boleh membeli atau menjual sesuatu kepada mereka. Dalam keadaan yang sangat sulit ini sayyidah Khadijah selalu ada di sisi Nabi Shallallahu Alaihi wasallam. Beliau turut menenangkan dan menghibur para ibu dan anak-anak. Harta yang dimilikinya pun digunakan untuk membantu meringankan beban mereka.
Pemboikotan ini terjadi selama tiga tahun. Tentu waktu tiga tahun dalam menanggung beban penderitaan, tanpa kecukupan makanan, tempat seadanya, bukan waktu yang singkat. Namun mereka tetap bersabar, dan tetap teguh dalam keimanan Islam. Inilah jalan dakwah, jalan yang tidak mudah. Namun orang-orang yang beriman akan sabar menempuh, karena hanya menginginkan keridhaan Allah Subhanahu waTa’ala.
Wafatnya Sayyidah Khadijah binti Khuwailid
Ummul Mukminin Khadijah radhiallahu ‘anhu wafat tiga tahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah. Saat itu beliau berusia 65 tahun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri yang turun memakamkan jenazah sang istri tercinta. Dengan tangannya yang mulia, beliau memasukkan jenazahnya ke kuburnya.
Wafatnya Ummul Mukminin Khadijah sangat berdekatan waktunya dengan wafatnya Abu Thalib. Rasulullah benar-benar teepukul dan merasa sedih dengan wafatnya dua orang yang beliau cintai ini. Dua orang penolong dakwahnya. Karena begitu sedihnya Rasulullah, tahun ini pun dinamakan Tahun Kesedihan.
KHATIMAH
Sungguh Ummul Mukminin Khadijah seorang istri yang penuh kasih sayang, yang selalu memberikan dukungan secara totalitas, baik harta, tenaga, pikiran, semua dicurahkan untuk membantu Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam, terlebih disaat awal menyebarkan dakwah Islam. Semua rintangan yang menghalangi dihadapi dengan sabar dan tegar.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam pun sangat menyayangi Sayyidah Khadijah. Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam telah melewati hari- hari yang indah, penuh kehangatan, kasih sayang, taat kepada Allah dan berdakwah untuk meneggakkanagamaNya.
Meski Khadijah telah wafat, kecintaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam kepadanya takkan pernah pupus. Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam selalu mengenangnya, mendoakannya, dan berbuat baik kepada sanak saudara dan rekan -rekan Khadijah. TIdak ada ada yang bisa menggantikan kedudukan Khadijah disisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam.
Dari sekelumit kisah diatas, kita bisa mengambil ibrah, meski kita menyadari, bahwa kita bukan Sayyidah Khadijah yang memiliki banyak keistimewaan, namun setidaknya kita bisa belajar dari kisah beliau, dan berupa :
1. Menjadi istri yang senantiasa mendukung suami dalam suka dan duka untuk menapaki jalan dakwah, melangkah dalam kebaikan guna meraih ridhoNya.
2. Disamping itu kita pun bisa belajar untuk terus berproses menjadi ibu yang baik, yang menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka. Mendidik anak-anak menjadi anak-anak yang sholihsholihah.
3. Dan yang tak kalah penting kita belajar dari Sayyidah Khadijah untuk bisa berperan aktif ditengah-tengah masyarakat dengan menyebarkan kebaikan dan selalu berusaha untuk berbuat baik dan memberikan manfaat pada masyarakat.
Waallahua’lam.