Oleh: Zakiyah Amin
Suaramubalighah.com, Opini — Fenomena maraknya adopsi boneka arwah yang dilakukan beberapa selebriti di tanah air tentu merupakan sesuatu yang patut disikapi. Sebab bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, ini adalah sebuah hal yang tidak biasa, aneh, dan bahkan mengarah pada kesyirikan. Betapa tidak, boneka yang merupakan benda mati dan biasanya hanya dipakai sebagai mainan anak kecil, bisa dianggap sebagai anak sendiri, diperlakukan seperti manusia dan diyakini bisa membawa pada ketenangan dan keberuntungan.
Boneka arwah adalah boneka yang katanya sudah diisi makhluk halus ini, dia bisa dijadikan sebagai teman dalam kesepian bahkan bisa diadopsi seperti anak. Orang yang membelinya atau mengadopsinya harus memberikan perhatian ekstra kepadanya, seperti memberinya makan dan minum, menampakkan kasih sayang kepadanya. Boneka yang disebut juga spirit doll ini sejatinya benda mati yang berupa boneka berwujud anak manusia namun oleh pemiliknya diperlakukan seperti halnya memperlakukan makhluk bernyawa.
Melihat gejala tak normal seperti ini, wajar jika ada kesimpulan bahwa kondisi sosial masyarakat ini sedang tidak baik-baik saja. Sebab di satu sisi yang diinginkan adalah kebebasan tanpa batas, tapi di sisi lain yang dirasakan justru kesepian yang terus menghantui. Akhirnya, solusi yang dipilih adalah adopsi boneka arwah. Dengan begitu, hidup tak lagi sepi dan bisa tetap bebas tanpa tanggung jawab lebih.
Psikolog Stephani Raihana Hamdan, berpendapat perilaku tersebut dapat terjadi karena hal itu didorong oleh kebutuhan nurturing atau merawat memelihara seseorang atau sesuatu. Ia menjelaskan bahwa kebutuhan nurturing pada diri manusia biasanya disalurkan dengan memelihara atau merawat orang atau hewan atau barang.
Hanya saja setiap manusia memiliki tingkat nurturing yang berbeda.
“Sebetulnya nurturing ini bisa ke sesama manusia, dalam hal ini bayi, ke anak kecil, mengadopsi, atau bisa juga memelihara hewan, misalnya anak kucing, bisa juga memelihara tanaman, dari yang layu lalu berbunga,” imbuhnya.
Munculnya fenomena spirit doll adalah bukti rapuhnya akidah akibat sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) dalam menjaga naluri (fitrah) manusia tetap berada dalam koridornya yang suci. Sekulerisme tidak mampu menjawab naluri manusia dengan pemahaman dan cara yang benar.
Sekulerisme walaupun mengakui secara tidak langsung adanya agama tapi faktanya hanya sekedar formalitas belaka. Mengakui eksistensinya tapi menganggap tidak ada hubungannya dengan kehidupan dunia. Hingga akhirnya menimbulkan kerusakan bagi manusia itu sendiri juga lingkungannya.
Terbukti, bukan cuma pengadopsi yang tidak waras, tetapi orang-orang sekitar yang berteman atau keluarga misalnya juga terpengaruh dan berimajinasi tanpa sadar. Itulah hasil sistem sekuler yang telah gagal memberi pemenuhan pada naluri manusia dengan fitrahnya yang dibawa sejak lahir. Semua manusia yang ada di muka bumi ini memiliki naluri yang sama. ingin menikah dan punya keturunan juga ingin menyembah sesuatu yang maha besar di luar dirinya dan alam semesta.
Namun kehidupan sekuler yang seolah-olah memberi ruang untuk bebas mencari jawaban naluri tersebut ternyata gagal. Justru kerusakanlah yang terjadi. Hal itu terjadi diawali dari kesalahan dalam memahami konsep manusia yang tidak didasarkan pada informasi yang benar yaitu Al-Qur’an (wahyu Allah). Allah SWT adalah al-Khaliq yang jelas mengetahui hakikat manusia dan segala nalurinya. Karena itulah, Allah menciptakan naluri pada manusia juga memberikan aturan tentang cara menyalurkannya. Artinya naluri dan aturan tersebut diciptakan satu paket oleh Allah SWT.
Penciptaan naluri ingin memiliki keturunan diajarkan dengan cara memilih pasangan atau menikah terlebih dahulu untuk mendapatkannya. Tidak dibenarkan dengan cara berzina apalagi memelihara benda mati seperti boneka yang diperlakukan seperti sosok bayi. Bahkan dalam Islam, boneka sendiri tidak diperkenankan dimainkan oleh orang dewasa. Hanya anak-anak pra akil baligh saja yang dihukumi mubah untuk memilikinya.
Kemudian, naluri membutuhkan sesuatu yang Maha di luar diri manusia dan alam semesta, Allah SWT telah mengutus seorang Rasul untuk mengajarkan manusia bagaimana menjawab naluri beragama (tadayyun) itu. Dengan menurunkan agama dan aturan yang diridhai oleh Allah SWT, maka manusia tidak akan tersesat. Apalgi sampai menyembah benda mati (berhala).
Jika spirit doll dianggap punya kekuatan magis dan diyakini serta disembah, maka tidak ada ubahnya dengan berhala bukan? Bedanya, boneka yang dijadikan berhala lebih menggemaskan penampilannya dibandingkan berhala-berhala lain yang mengerikan.
Orang yang meyakini Spirit Doll membawa keberuntungan adalah batil. Orang yang bermain Spirit Doll meyakini ada keberuntungan yang diperoleh setelah mengadopsi boneka tersebut. Keyakinan seperti itu jelas batil karena bertentangan dengan Akidah Islamiyah yang menegaskan bahwa hanya Allah saja yang menimbulkan manfaat atau mudharat bagi manusia, bukan yang lain, dan perilaku demikian adalah syirik sedang orang yang melakukannya disebut musyrik. Dalam Al Quran Allah subhanahu wa ta’ala berfirman.
انَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (Qs. An Nisa: 48).
Demikian pula Rasulullah SAW menegaskan dalam hadis beliau, dari Uqbah bin Amir, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلاَ أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللَّهُ لَهُمن
“Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada tamimah (jimat), maka Allah tidak akan menyelesaikan urusannya. Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada kerang (untuk mencegah dari ‘ain, yaitu mata hasad atau iri, pen), maka Allah tidak akan memberikan kepadanya jaminan” (HR. Ahmad).
Allah SWT berfirman:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? niscaya mereka menjawab: Allah. Katakanlah: Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: Cukuplah Allah bagiku. Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (QS. Az-Zumar: 38)
Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah, menjelaskan tafsir ayat di atas: Ayat ini dan semisalnya adalah dalil yang menunjukkan tidak bolehnya menggantungkan hati kepada selain Allah ketika ingin meraih manfaat atau menolak bahaya. Ketergantungan hati kepada selain Allah dalam hal itu termasuk kesyirikan. (Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh, Fathul Majid, 127-128).
Sudah sangat jelas kerusakan akibat gaya hidup sekularisme yang menawarkan kompromi dan jalan tengah untuk membebaskan manusia dan pada akhirnya justru menemui jurang kehancuran dan kehinaan di hadapan Allah SWT. Sudah saatnya kaum muslim menjauhi dan membuang ide sekularisme serta praktik-praktik syirik yang membawa malapetaka dan kemurkaan Allah SWT.
Fenomena adopsi boneka arwah yang kian menggejala ini bukan persoalan sepele. Sebab Sekulerisme liberalisme yang menjadi sumbernya kian banyak diikuti. Tak mudah untuk membasminya secara personal ataupun kelompok, sebab sekulerisme liberalisme ini seolah justru di biarkan tumbuh subur bahkan dimaklumi dan dianggap hal lumrah dalam kehidupan.
Karena itu jalan satu-satunya untuk mengubah kondisi ini adalah dengan mengganti sistem sekularisme yang membawa pada kehancuran dan menyesatkan akidah umat dengan sistem Islam. Sebab hanya dengan sistem Islam, kesyirikan itu bisa diberantas dan hanya dengan menerapkan sistem Islam, kesyirikan itu akan musnah. Karena tak ada sistem lain di dunia ini yang memperhatikan kebersihan akidah dengan menjaga ketat kemurniannya kecuali Islam.
Wallahu a’lam bishshawab.