Bahaya Isu Radikalisme bagi Persatuan Umat

  • Opini

Oleh: Rahmi Ummu Atsilah

Suaramubalighah.com, Opini — Isu radikalisme kembali mengemuka. Lagi-lagi terorisme yang dikatakan merupakan implementasi pemahaman radikalisme dikaitkan dengan Islam. Sasarannya kini adalah pesantren. Sebagai lembaga pendidikan berbasis agama, pesantren yang kental membentuk kepribadian islami para santrinya dianggap memiliki afiliasi dengan organisasi teroris.

Hal tersebut diungkapkan oleh kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar dalam rapat bersama Komisi III DPR RI pada Selasa, 25 Januari 2022. Bahwa setidaknya 198 pesantren berafiliasi dengan sejumlah organisasi teroris baik dalam maupun luar negeri. Meski kemudian hal tersebut mendapat respon dari DPR Fraksi PAN, Guspardi Gaus. Menurutnya pernyataan tersebut dapat memancing polemik dan keresahan, serta berpotensi menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Beliau menambahkan, harus ada transparansi sehingga tidak ada generalisir framing negatif terhadap lembaga pesantren. Guspardi menilai transparansi akan menciptakan suasana nyaman, damai, dan rasa aman. (Tribunnews.com, 01/02/2022)

Sejatinya pesantren saat ini adalah ujung tombak membentuk pola pikir dan pola sikap islami di tengah gerusan arus sekularisme, yang tersistem dalam sebuah lembaga. Hal yang tidak diperoleh dari kurikulum pendidikan yang lahir dari rahim sistem kapitalisme-sekuler. Mengkaitkan pesantren dengan isu teroris radikalisme hanya akan mengokohkan politik belah bambu bagi kaum muslimin.
Terlebih lagi upaya BNPT yang akan menggandeng Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Polri untuk melakukan pemetaan masjid terkait radikalisme.

Pemetaan masjid untuk mencegah penyebaran radikalisme dan terorisme ini memang masih sebatas rencana. Namun jika upaya ini terlaksana, hanya akan menjadikan kaum muslimin saling menaruh prasangka dan kecurigaan terhadap sesamanya. Hal yang seharusnya tidak terjadi, karena kaum muslimin laksana saudara. Allah Swt. berfirman,

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat [49]: 10)

Menjaga persaudaraan dan kasih sayang bagi kaum muslimin adalah keharusan. Tidak saling memiliki stigma negatif terhadap muslim yang lain. Menghindari permusuhan, sekalipun ada perbedaan hanyalah dalam hal cabang (furu’) bukan perkara pokok (ushul). Dan tidaklah ini menjadi alasan perpecahan. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw.,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan kaum muslim dalam urusan kasih sayang dan tolong-menolong bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka menjalarlah penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan (merasa) panas.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jelaslah bahwa Islam sangat mengutamakan persatuan bagi kaum muslimin. Segala bentuk stigma yang mengotak-ngotakkan kaum muslimin menjadi beberapa kelompok bukanlah berasal dari Islam. RAND Corporation adalah sebuah lembaga riset milik Amerika Serika (AS) yang merilis dokumen berisi grand design menghacurkan gerakan Islam dengan membagi-bagi kelompok Islam dan melabeli mereka sesuai kehendaknya. Radikalisme sendiri merupakan bagian kelompok yang dilabelkan RAND Corp. pada kaum muslimin, yakni selain kelompok Islam tradisionalis, Islam moderat, dan Islam liberal.

Nyata sekali bahwa mengaitkan pesantren dan masjid dengan terorisme serta radikalisme, adalah untuk menghambat laju kebangkitan Islam dan kaum muslimin yang mulai menggeliat. Ideologi kapitalisme-sekuler yang ada di balik itu semua telah merasa terancam akan hadirnya kembali lslam yang memimpin kehidupan.

Sebab Islam akan menghapus segala kezaliman yang diakibatkan penerapan sistem sekuler dalam kehidupan. Dan akan mengakibatkan kerugian bagi pihak yang merasa diuntungkan dengan penerapan sistem ini. Utamanya negara superpower AS atas segala bentuk imperialismenya terhadap negeri-negeri Islam. Maka digiringlah dunia untuk memusuhi gerakan Islam yang menginginkan Islam diterapkan secara kaffah dalam kehidupan. Dengan mengecapnya sebagai radikal fundamental.

Maka sudah saatnya kaum muslimin menyadari musuh bersama yaitu sistem kapitalisme-sekuler dan para pengusungnya. Mereka hendak membuat makar bagi kaum muslimin namun Allah SWT adalah sebaik-baik pembalas makar. Allah Swt. berfirman,

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُۗ وَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ

“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 54)

Wallahu a’lam bishshawab

[SM/Ah]