Pernikahan, Akankah Menjadi Taman Surga atau Kubangan Neraka?

Oleh: Najmah Saiidah

Suaramubalighah.com, muslimah dan keluarga — Pernikahan tidak akan menjadi surga kecuali karena sentuhan tangan dan usaha kalian. Sebaliknya tidak akan menjadi neraka kecuali karena akibat ulah tangan kalian jua. Silakan pilih sendiri apa yang kalian inginkan dari pernikahan kalian. Menjadi taman surga atau kubangan neraka.” (Prof. Muhammad bin Rasyid al-Uwaid)

Allah SWT telah menjadikan makhluk ciptaan-Nya berpasang-pasangan dan menetapkan jodoh bagi makhluk-Nya. Di sisi lain, Allah SWT telah menganugerahkan kepada setiap manusia naluri melestarikan keturunan (gharizatun nau’) dan keberadaan naluri dalam diri manusia menumbuhkan ketertarikan kepada lawan jenis. Karenanya Allah pun memberikan aturan-Nya tentang bagaimana pemenuhan terhadap gharizah nau’ ini yaitu dengan menikah.

Esensi pernikahan adalah saling memberikan ketenangan satu sama lain. Inilah anugerah yang Allah berikan kepada sepasang laki-laki dan perempuan yang menikah sehingga menjadi suami istri yang saling memberikan ketenteraman, ketenangan, dan kasih sayang. Sebagaimana firman Allah SWT,

وَمِنۡ اٰيٰتِهٖۤ اَنۡ خَلَقَ لَكُمۡ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ اَزۡوَاجًا لِّتَسۡكُنُوۡۤا اِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُمۡ مَّوَدَّةً وَّرَحۡمَةً  ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (TQS Ar-Rum: 21)

Hanya saja kehidupan pernikahan yang melahirkan ketenteraman dan ketenangan bagi pasangan suami istri dan seluruh anggota keluarga ini tidak lahir dengan sendirinya. Namun harus diupayakan oleh seluruh anggota keluarga. Ini semua akan terwujud jika syariat Islam diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga.

Seorang suami sebagai kepala keluarga akan memberi nafkah, melindungi, dan mengayomi anggota keluarganya. Demikian halnya istri, karena ia adalah ibu dan pengelola rumah suaminya, maka ia pun akan mengasuh dan mendidik anak-anaknya, merawat dan melayani suami dan anak-anaknya dengan baik.

Islam Memerintahkan untuk Menjaga Keluarga dari Api Neraka dan Membawa Kepada Surga

Ketika pernikahan diawali dengan cinta karena Allah, menjadikan Allah di atas segalanya, menjadikan aturan Allah sebagai pijakan dalam menjalani kehidupan, maka dapat dipastikan dua anak manusia yang menikah akan berusaha menjalani kehidupan pernikahannya sesuai tuntunan Allah, Al-Khalik Al-Mudabbir. Kehidupan pernikahannya tidak hanya berorientasi duniawi, akan tetapi untuk meraih akhirat, kehidupan yang kekal. Karenanya akan terwujud keberkahan dalam kehidupan pernikahan.

Allah SWT memerintahkan kepada keluarga muslim agar senantiasa menjaga diri dan keluarganya dari api neraka. Inilah yang harus diupayakan oleh setiap keluarga muslim, terlebih kepada ayah dan ibu. Allah berfirman dalam QS At-Tahrim: 6,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah. Mereka juga diperintahkan untuk mengajarkan kepada keluarganya agar taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka. Keluarga merupakan amanat yang harus dipelihara kesejahteraannya, baik raga maupun jiwanya.

Secara umum objek ayat ini adalah setiap mukmin, akan tetapi perintah ini juga mengarah kepada orang yang paling bertanggung jawab terhadap keluarga, yaitu ayah. Kepala keluarga berkewajiban untuk memastikan diri dan keluarganya tercegah dari neraka, hal ini menunjukan bahwa orientasi penjagaan tersebut bukan hanya penjagaan yang bersifat duniawi, tetapi juga bersifat ukhrawi.

Dalam ayat lain ditegaskan pula bahwa hubungan persahabatan yang sempurna antara seorang suami dan istri yang dilandasi iman akan membawa keduanya kepada surganya Allah Swt. sebagaimana apa yang digambarkan dalam QS Az-Zukhruf ayat 70,

ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ أَنتُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ تُحۡبَرُونَ

“Masuklah ke dalam surga, kamu dan istri-istrimu akan digembirakan.”

Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini, “udkhulul jannah (masuklah kamu ke dalam surga)” artinya dikatakan kepada mereka, “Masuklah kalian ke dalam surga.” “Antum wa azwaajukum(Kamu dan istri-istri kamu)”, maksudnya pasangan-pasangan kalian.  تُحۡبَرُونَ (“Digembirakan”) yaitu kalian bergembira, maksudnya kalian menikmatinya, bersuka ria, dan bahagia.

Penafsiran ayat ini, sesungguhnya telah dibahas dalam surat ar-Rum: 15,

فَاَمَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَهُمۡ فِىۡ رَوۡضَةٍ يُّحۡبَرُوۡنَ

“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira.”

Jika kita kaitkan kedua ayat ini, suami dan istri yang beriman dan beramal saleh, merekalah yang akan dimasukkan kepada taman surga yang penuh kegembiraan.

Imam Ash-Shabuni dalam kitabnya Shofatut tafasir, menafsirkan ayat ini, Allah berfirman kepada mereka, “Masuklah kalian dan perempuan-perempuan mukminah kalian (istri-istri kalian yang beriman) ke dalam surga. Kalian semua akan mendapatkan kenikmatan di dalamnya, dan bergembira dengan kegembiraan yang terpancar dari wajah-wajah kalian.“

Dalam tafsir lain dijelaskan, kemudian terdengar pula seruan berikutnya, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dan istri-istrimu ke dalam surga yang telah dijanjikan kepadamu dahulu, bersenang-senang dan bersukarialah di dalamnya menikmati karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada kamu semua. Karena Allah memuliakan mereka dengan memasukkan ke dalam surga.” Dalam Ath-Thur: 21, diterangkan bahwa orang-orang yang beriman beserta istri dan anak cucu mereka yang beriman akan ditinggikan derajatnya di dalam surga, seperti derajat bapak-bapak mereka yang mantap dan kuat imannya.

Lebih dari itu, banyak pula hadis Rasulullah yang memberikan penjelasan kepada kita bahwa dalam pernikahan jika kita menjalaninya sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, kita akan mendapatkan surga-Nya. Di antaranya Rasulullah saw. bersabda,

 “Jika seorang perempuan selalu menjaga salat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina), dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada perempuan yang memiliki sifat mulia ini, ‘Masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.‘” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

Perempuan mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya rida padanya, maka ia akan masuk surga.(HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Menaati suami akan membawa kepada datangnya rida suami dan ketika suami rida, maka akan membawa para istri kepada surga. Dan Mahaadilnya Allah SWT, tidak hanya menyediakan surga untuk para istri, akan tetapi menyediakannya untuk para suami atau ayah. Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya dan aku adalah yang terbaik daripada kamu terhadap keluargaku.(Riwayat At-Tirmizi)

Rasulullah saw. bersabda, “Dinar (harta) yang kamu berlanjakan di jalan Allah dan dinar yang kamu berikan kepada seorang budak wanita dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin serta dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar ganjaran pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim)

Dari nas-nas ini, baik dari Al-Qur’an maupun hadis Rasulullah saw., maka sangat jelas bahwa Islam memerintahkan kita untuk membawa keluarga kita menjauhi api neraka dan mendekat serta membawa keluarga kita kepada surga Allah. Artinya semua ini harus diupayakan sungguh-sungguh oleh setiap keluarga muslim agar keluarga menjadi taman surga bagi kita dan anggota keluarga kita seluruhnya. Dan ini hanya bisa terwujud jika setiap keluarga muslim menghadirkan hukum-hukum Islam dalam kehidupan rumah tangganya. Menjadikan aturan Islam sebagai pijakan dalam menjalankan bahtera rumah tangganya mengarungi lautan kehidupan.

Apa yang Harus Dilakukan agar Keluarga Kita Menjadi Taman Surga ?

Ayah dan ibu sangat berperan penting dalam membawa keluarganya kepada surga Allah dan menghindarkan keluarganya dari ganasnya api neraka, serta menjadikan keluarga ini sebagai taman surga bagi seluruh anggota keluarganya. Tentunya dengan selalu membina diri kita dan mendidik anak-anak kita dengan tsaqafah dan pemahaman Islam. Bila keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan sendi-sendi pendidikan yang fundamental, maka keluarga pemberi pengaruh pertama.

Keluarga memiliki peran strategis dalam proses pendidikan anak, bahkan umat manusia, keluarga lebih kuat pengaruhnya dari sendi-sendi yang lain. Karena sejak awal masa kehidupan seorang manusia lebih banyak mendapatkan pengaruh dari keluarga, sebab waktu yang dihabiskan di keluarga lebih banyak daripada di tempat-tempat lain. Pada hakikatnya pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan sepanjang hayat.

Begitu pentingnya pembinaan dan pendidikan Islam di dalam keluarga sehingga pendidikan anak sejak dini dalam keluarga akan tertanam secara kuat di dalam diri seorang anak. Karena pengalaman hidup pada masa-masa awal umur manusia akan membentuk ciri-ciri khas, yang bisa jadi tidak ada yang dapat mengubahnya sesudah masa itu. Karenanya sangat penting bagi orang tua menanamkan pemahaman Islam sebagai fondasi dasar bagi anak-anak yang akan menjadi bekal bagi mereka dalam mengarungi kehidupannya kelak.

Tampak jelas sesungguhnya bahwa kita semua–keluarga muslim–sangat menentukan apakah keluarga akan kita bawa kepada surga Allah atau tidak. Demikian halnya, kitalah yang akan mewujudkan kehidupan rumah tangga kita sebagai taman surga untuk anggota keluarganya. Tentu saja kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk bisa meraihnya, dengan menjadikan akidah dan syariat Islam sebagai pijakan dalam menjalani kehidupan pernikahan. Lalu, bagaimana kita berusaha untuk mewujudkannya?

Pertama, fondasi dasar dari pernikahan yang kita lakukan adalah akidah Islam, bukan manfaat ataupun kepentingan tertentu. Dengan menjadikan Islam sebagai landasan, maka apa pun yang terjadi dalam keluarga tersebut dikembalikan kepada Islam semata.

Kedua, adanya visi dan misi yang sama antara suami istri tentang hakikat dan tujuan hidup dan berkeluarga dalam Islam, yaitu untuk meraih rida Allah. Ketika Allah rida, maka surga akan menggenggam kita.

Ketiga, memahami dengan benar fungsi dan kedudukan masing-masing dalam keluarga dan berupaya semaksimal mungkin menjalankannya sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.

Keempat, menjadikan Islam dan syariatnya sebagai solusi terhadap seluruh permasalahan yang terjadi dalam kehidupan berkeluarganya. Halal/haram dijadikan landasan dalam berbuat, bukan hawa nafsu.

Kelima, menumbuhsuburkan amar makruf nahi mungkar di antara sesama anggota keluarga sehingga seluruh anggota keluarga senantiasa berjalan pada rel Islam.

Keenam, menghiasi rumah dengan membiasakan melakukan amalan-amalan sunah, seperti membaca Al-Qur’an, bersedekah, mengerjakan salat sunah, dan sebagainya.

Ketujuh, senantiasa memanjatkan doa kepada Allah dan bersabar dalam situasi apa pun. Kekuatan doa seorang ibu untuk anak-anaknya akan mampu mengetuk langit, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah dalam hadis-hadisnya, termasuk ke dalam doa yang mudah diijabah oleh Allah. Sudah seharusnya lisan kita selalu dihiasi dengan doa-doa yang baik untuk anak-anak kita.

Sesungguhnya doa apa pun yang kita panjatkan dengan penuh keyakinan, dengan izin Allah akan dikabulkan. Aamiin.

Khatimah

Institusi keluarga yang tegak di atas akidah dan syariat Islam benar-benar akan mampu menciptakan ketenangan, ketenteraman, keadilan, dan rasa aman. Suami istri hidup berdampingan, saling asih dan asuh, saling menasihati dan menguatkan, serta berusaha menjalankan bahtera keluarga layaknya dua orang sahabat sejati yang selalu berbagi suka dan duka.

Keduanya membina dan mendidik anak-anaknya dengan pijakan akidah Islam serta menyelesaikan berbagai permasalahan yang melanda keluarga dengan pijakan syariat Islam. Dengan izin Allah, keduanya akan bisa membawa keluarga kepada surga Allah, menjadikan keluarga kita sebagai taman surga, dan akan semakin menjauh dari kubangan neraka.

Karena itu, merupakan keharusan bagi kita semua, pasangan suami istri, untuk berupaya maksimal tanpa kenal lelah terus belajar Islam dan memahami dengan benar bagaimana Islam sebagai din yang sempurna mengatur kehidupan kita, termasuk dalam berkeluarga. Dengan bekal ini semua kita akan bisa membawa keluarga kita kepada surga-Nya. Aamiin. [SM/Stm]

Sumber: muslimahnews.net