Ummu Haram binti Milhan ra., Pejuang Muslimah di Lautan

Oleh: Zakiyah Amin

Suaramubalighah.com, Muslimah Inspiratif – Ummu Haram binti Milhan bin Khalid adalah sahabat wanita yang agung dari golongan kaum Anshar, syahid dalam pertempuran di laut yang selalu merindukan surga, sehingga Rasulullah memberi kabar gembira bahwa dia akan mati syahid di jalan Allah.  Sahabat wanita yang di maksud  adalah bibi dari sahabat yang terkemuka, Anas bin Malik dan saudara kandung  Al-Ghumaisha yang lebih dikenal dengan nama Ummu Sulaim dan istri dari Ubadah ibnu Ash-Shamit adalah laki-laki Ansar pertama yang turut serta dalam Baiat ‘Aqobah kedua, yang disebut oleh Umar bin Khattab ra., “Ia setara dengan seribu tentara” disebabkan karena ia termasuk  salah satu tentara diantara empat yang pernah dikirim oleh Umar bin Khaththab  ra. hendak menaklukkan Mesir yang dipimpin oleh Amr bin Al-Ash ra. padahal dibutuhkan 4000 tentara. Artinya satu tantara yang dikirim setara dengan seribu tentara.  

Ummu Haram ra. termasuk wanita yang mulia dalam sejarah Islam. Ia juga terkenal sebagai perawi hadis Nabi karena kedekatannya dengan Rasulullah saw. Imam Bukhari meriwayatkan tiga hadist dari jalur Ummu Haram yakni Imam Abu Daud dan Iman Ahmad masing-masing dua hadis, Imam Nasai, Imam Muslim, dan Ibnu Majah. Ummu Haram juga meriwayatkan hadis dari keponakannya Anas bin Malik.

Suatu hari, Rasulullah saw. mengunjungi Anas dan keluarganya. Ditempat itu ada pula Ummu Haram. Dalam kesempatan tersebut Rasulullah saw. meminta mereka berdiri dan shalat bersamanya. “Maka kami shalat bersama beliau dan itu bukan sholat wajib,” kata Anas. (republika.co.id. 10/08/2016)

Keluarga Ummu Haram berasal dari kaum Anshar yang memiliki kehormatan. Sifat yang paling menonjol yang dimiliki oleh kaum Anshar adalah kedermawanannya dan mengutamakan kepentingan orang lain.  Allah telah mengabadikan keistimewaan Anshar ini dalam firmannya,

وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum kedatangan kaum Muhajirin. Mereka mencintai orang-orang yang berhijrah dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka. Mengutamakan kaum muhajirin atas diri mereka sendirisekalipun mereka memerlukan. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya , mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. Al-Hasyr: 9)

Sebagai keturunan dari kaum Anshar yang terpandang Ummu Haram ra. terbukti memiliki ruh yang kuat dan terbebas dari sifat syuhh (kikir). Ia pun menyatakan masuk Islam secara terbuka di Madinah sebelum Rasulullah hijrah ke kota Madinah dan mengikuti baiat Nabi Muhammad saw..

Keagungan ummu Haram ra.  cukup di buktikan pula dengan pernyataan Allah SWT yang memberi kesaksian bahwa laki-laki maupun perempuan yang segera menerima Islam mendapat keridaan  dan anugrah surga dari-Nya yakni Allah SWT dalam firmannya,

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْم

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,Allah ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai didalamnya. Mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”(QS. At-Taubah: 100)

Rasulullah saw. sangat menghormati Ummu Haram.  Beliau selalu berkunjung ke rumahnya dan istirahat di sana.  Ummu Haram dan saudaranya (Ummu Sulaim) adalah bibi Rasulullah saw., baik karena radha’ah (persusuan) maupun nasab, sehingga halal bagi beliau untuk khalwat bersama mereka.

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan lain-lain Al-Muwaththa’ Imam Malik, Anas menceritakan bahwa, ”Sesungguhnya Nabi saw. jika datang ke Quba, beliau menemui Ummu Haram dirumahnya. Ummu Haram memberi beliau makan dan duduk untuk menyenderkan kepalanya di dinding dan tertidur. Tiba-tiba Rasulullah saw terbangun dan tersenyum. Lalu Ummu Haram bertanya, ”Apa yang membuatmu tersenyum?”  Rasulullah saw menjawab, “Aku melihat sekelompok orang dari umatku yang mengarungi  lautan laksana raja-raja di atas singgasana” Mendengar hal itu, Ummu Haram meminta, “Wahai Rasulullah berdoalah kepada Allah agar menjadikanku sebagai bagian dari mereka.”Rasulullah pun mendoakannya kemudian tidur kembali. Tidak lama kemudian Rasulullah saw. bangun dan tersenyum lagi. Kejadian ini berulang hingga tiga kali, lalu Rasulullah saw. menjawab ,”Engkau termasuk yang pertama dari mereka.” (okezone.com. 05/12/2019). 

Rasulullah saw. bersabda, ”Pasukan pertama dari ummatku yang berperang dengan menyeberangi laut maka telah diwajibkan (masuk surga).” Ummu Haram bertanya,”Wahai Rasulullah, apakah aku termasuk diantara mereka”.  Rasulullah menjawab,” Ya, engkau termasuk diantara mereka”.

Setelah Rasulullah saw. wafat, Ummu Haram tetap istiqomah memegang prinsip  keislaman yang kokoh yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. agar senantiasa taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ia terus menunggu momentum syahaadah (mati syahid) seperti yang telah disampaikan Rasulullah saw. kepadanya tentang mimpinya agar benar-benar menjadi nyata.

Ummu Haram binti Milhan ra. sangat meyakini akan mimpi Rasulullah saw sehingga keinginannya untuk turut berperang tidak pernah surut. Bahkan ia adalah muslimah pertama yang ikut berjihad di lautan.  Sudah sejak lama menginginkan syahid dijalan Allah tapi baru tercapai setelah Rasulullah saw. wafat. Sampai akhirnya Ummu Haram mendapat izin untuk ikut berperang dalam penaklukan Cyprus. Perjalanannya berjihad dimasa kekhalifahan Usman bin Affan ra. yang mengutus Muawiyah untuk memperluas wilayah Qabarsha.

Muawiyah bin Sufyan sebagai panglima perang menyiapkan pasukan dan kapal untuk mengarungi lautan menaklukkan pulau Cyprus dibawa kekuasaan Byzantium. Pasukan pertama kali perjalanan jihad melalui jalur laut, dimana Ummu Haram dan suaminya ‘Ubadah turut serta dalam rombongan pasukan jihad. Pasukan muslim mendarat di kota Lanarca yang terletak dibagian selatan pulau Cyprus. Dalam peperangan ini Cyprus berhasil ditaklukkan oleh pasukan muslim. (tribunnews. com. 7/8/2021)

Mimpi Rasulullah saw. yang telah diceritakan dalam riwayat Imam Ahmad itu akhirnya menjadi kenyataan. Anas bin Malik menceritakan,” Ketika itu Ummu Haram binti Milhan bersama suaminya Ubadah ibnu Ash-Shamit ra. ikut dalam pasukan menyerang musuh di sebuah pulau yang mengarungi laut. Setelah menyeberangi laut, Ummu Haram menaiki unta yang kemudian membuatnya jatuh dan syahid akibat tulang lehernya patah. Karena itu ia pun dikebumikan di Cyprus. Di Cyprus, orang-orang mengenal makamnya dengan sebutan makam wanita salihah.

Anehnya, sejak dulu banyak penduduk Cyprus mencari berkah dari kuburannya.  Imam Adz-Dzahabi menyatakan “Aku mendapat informasi bahwa kuburan Ummu Haram sering dikunjungi oleh orang-orang Eropa.” (35 Sirah Shahabyah, 02/2020)

Belakangan, kerajaan Turki Utsmani menghormati makam Ummu Haram ra. dengan membangun sebuah masjid disebelahnya. Komplek makam ini dikenal dengan nama Hala Sultan Tekke. Menurut buletin bulanan PBB di Cyprus, the Blue Beret, Tekke bermakna tempat ibadah. Dalam konteks Islam, istilah ini identik dengan masjid atau makam.

Demikianlah kisah seorang mujahidah ”Ummu Haram ra.”yang dijamin masuk surga karena kemuliaan dan kegigihannya dalam berperang di lautan hingga meraih syahaadah (mati syahid).

Ummu Haram ra. telah menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah Islam, sehingga sampai hari ini kisahnya tetap menarik untuk dikaji dan relevan dengan situasi kondisi yang menghimpit posisi umat Islam saat ini. Dimana para pejuang Islam hari ini pun masih terus melakukan dakwah dan perlawanan terhadap arus kapitalis sekuler yang semakin mendiskreditkan ajaran Islam dan para pelaku dakwah, sehingga dengan adanya sejarah kisah perjuangan sahabat Ummu Haram ra. dan para sahabat lainnya menjadi spirit bagi pendakwah wanita. Ibrah dari kisah Ummu Haram yang luar biasa ini menjadi bekal untuk lebih semangat memperjuangkan syariat Islam Kaffah di bumi Allah. Wallahu a’lam bishshawab. [SM/Stm]