Milenial Pejuang Islam Kaffah

  • Opini

Oleh: Ani Ummu Zaza

Suaramubalighah.com, opini — Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim, memiliki bonus demografi. Potensi generasi milenialnya pun sangat luar biasa. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, yang dilakukan BPS pada Februari-September 2020, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa. Sementara, generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen.

Besarnya potensi generasi milenial jika tidak tepat dalam mengembangkannya akan menjadi bumerang bagi sebuah bangsa. Sebab merekalah harapan masa depan sebuah bangsa. Kualitas generasi ditentukan oleh ideologi sebuah bangsa. Sistem kapitalisme menjadikan generasi sebagai aset ekonomi yang diarahkan dan dikembangkan potensi sebatas kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi.

Arus sekulerisme dan liberalisasi yang diusung kapitalisme hari ini menyebabkan generasi muslim kehilangan arah jatidirinya sebagai seorang muslim. Tawaran generasi muslim yang moderat dengan proyek moderasi beragama semakin masif yang justru menjauhkan profil generasi muslim sejati. Berbagai ide-ide merusak  menjejali benak generasi yang menjadikan mereka jauh dari Islam Kaffah. Pendangkalan akidah atas nama pluralisme, menjunjung tinggi kearifan lokal dan budaya dan keberagaman pun terjadi secara masif.

Milenial pun digiring  menjadi generasi yang moderat dengan menerima ide-ide sampah dari barat. Akibatnya akidah generasi semakin rapuh dengan konsep toleransi beragama yang akhirnya menerima kemaksiatan di sekitarnya. Lebih lagi mereka “cuek” atau tidak peduli dengan kondisi yang rusak. Mereka bersifat individualis mementingkan diri sendiri. Jika pun ada beberapa generasi milenial yang peduli kondisi, mereka justru menyerukan ide Islam moderat. Ide ini jelas bertentangan dengan Islam. Karena menerima konsep-konsep dari barat, seperti sekulerisme, kapitalisme, dan liberalisme.

Kerusakan yang ditimbulkan pun sudah sangat terasa, seperti sangat mudahnya anak muda hari pindah agama (murtad), gaya hidup serba bebas (termasuk seks bebas), mudah “kena mental” alias depresi, melakukan tindakan kriminal dan kekerasan, dll..

Umat Islam saat ini membutuhkan generasi milenial yang tangguh, kuat, mandiri dan memiliki profil muslim sejati , yakni milenial pejuang Islam Kaffah. Karena di tangan generasi ini masa depan umat akan menjadi lebih baik. Bahkan kebangkitan Islam akan terwujud dengan segera.

Lalu bagaimana profil generasi milenial yang dibutuhkan umat Islam yang berbeda dari profil milenial Islam moderat?

Berikut ini lima profil generasi milenial pejuang Islam Kaffah,

Pertama, akidah yang kuat. Milenial yang memiliki iman yang mantab, akan mengarungi kehidupan ini dengan pijakan kuat. Kakinya ada di bumi, tetapi pandangannya menuju surga. Generasi ini sangat paham posisinya sebagai hamba Allah Subhanallahu wa ta’ala, maka kesadaran ini mendorongnya mengisi setiap detik waktunya untuk ibadah.

Kedua, taat syariat kaffah. Milenial yang taat kepada Allah karena dorongan iman, memiliki motivasi internal yang kuat. Generasi ini tidak dipengaruhi oleh lingkungan yang rusak, tetapi tetap saleh dan salihah dimanapun berada. Generasi ini paham memang tidak mudah selalu taat di kehidupan sekuler kapitalis seperti saat ini, tetapi justru hal ini mendorongnya berdakwah agar bisa menerapkan Islam secara kaffah. Saat ini bisa menjalankan syariat hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah) dan habluminafsih (hubungan manusia dengan dirinya sendiri). Misalnya shalat, zakat, puasa, berpakaian, makanan dan minuman halal, akhlak. Tetapi, syariat hablumminannas (mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain) belum menggunakan aturan dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

Ketiga, peduli dan empati kepada sesama. Ketika syariat Islam belum diterapkan secara kaffah, akan menjadikan kehidupan sempit. Banyak ketidakadilan, kejahatan, kezaliman, kemiskinan tersebar di masyarakat. Generasi milenial melihat kondisi yang buruk ini akibat diterapkan aturan selain Islam. Karena peduli akan nasib sesama manusia, jiwanya terpanggil untuk mengentaskan masalah ini. Tidak hanya aktivitas praktis saja yang dilakukan, tetapi juga aktivitas ideologis dengan amar makruf nahi mungkar.

Keempat, semangat menuntut ilmu. Generasi milenial sangat semangat menambah tsaqofah Islam. Seperti ilmu Al-Qur’an dan cabang-cabangnya, ilmu hadis dan cabang-cabangnya, bahasa Arab, dll.. Tsaqofah Islam ini penting, karena sebagai modal dasar memahami Islam Kaffah untuk diamalkan dan didakwahkan. Selain itu, juga meningkatkan skill atau kemampuan diri. Misalnya publik speaking, menulis, desain, penggunaan media sosial untuk dakwah, dll.. Generasi milenial pejuang Islam akan berpikir kreatif dalam menyampaikan Islam ke tengah-tengah umat. Semangat belajar yang tiada henti akan menjadikan generasi ini semakin cemerlang dengan Islam.

Kelima, aktif berdakwah menjadi khoiru umat. Islam sebagai agama yang sempurna, memiliki konsep generasi terbaik yaitu generasi yang aktif amar ma’ruf nahi munkar. Menjadi generasi pejuang Islam kaffah meraih predikat khoiru umat ada dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala,

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

 “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik(QS. Ali Imran: 110)

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa makna ayat, “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Atiyyah Al-Aufi, Ikrimah, Ata, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas, yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia. Dengan kata lain, mereka adalah sebaik-baik umat dan manusia yang paling bermanfaat buat umat manusia.

Gambaran generasi terbaik itu juga tercermin dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dalam hadis riwayat Ahmad, saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam di atas mimbar, ada seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?” Nabi saw. menjawab, “Manusia yang terbaik ialah yang paling pandai membaca Al-Qur’an dan paling bertakwa di antara mereka kepada Allah, serta paling gencar dalam melakukan amar makruf dan nahi mungkar terhadap mereka, dan paling gemar di antara mereka dalam bersilaturahmi.”

Jadi, saat ini menjadi generasi milenial pejuang Islam kaffah dengan amar makruf nahi mungkar itu merupakan pilihan mulia. Sebagaimana para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yang mayoritas para syabab (pemuda) terjun dalam dunia dakwah dan jihad untuk meninggikan agama Allah.

Agar saat ini generasi muslim bisa menjadi  milenial pejuang Islam Kaffah dengan mengikuti kajian Islam secara intensif agar terbentuk kepribadian Islam yang tangguh. Setelah itu, bergabung dengan komunitas yang memiliki visi misi untuk menerapkan Islam secara kaffah. Karena dengan bergabung dalam komunitas akan menjaga semangat dan bisa fokus pada tujuan dakwah. Semoga Allah Subhanallahu wa ta’ala, menjaga niat ikhlas dan istikamah  dalam berdakwah hingga akhir hayat. Aamiin. Wallahu a’lam bishshawab. [SM/Stm]