Oleh: Nabila Ummu Anas
Suaramubalighah.com, muslimah dan keluarga — Sekarang, berbagai persoalan kehidupan yang dahulunya menjadi pemikiran dan pembahasan orang dewasa, mulai merambah anak dan remaja, bahkan sengaja hadir di hadapan anak dan remaja muslim. Sebut saja persoalan toleransi beragama, pengakuan terhadap perilaku L68TQ, pendidikan seks usia dini, dan sebagainya.
Mencermati fenomena ini, setiap keluarga muslim harus membekali anggota keluarganya dengan pemahaman-pemahaman Islam ketika menyikapi persoalan yang terjadi. Kesadaran anak remaja—sebagai bagian keluarga—terhadap realitas di sekitar juga harus mulai terbentuk, sejalan dengan Islam atau tidak. Bukan malah menyandarkan kepada pemikiran dan hawa nafsu manusia.
Harus Peka Realitas
Harus ada upaya mengajak remaja untuk peduli dengan yang terjadi dan terindra olehnya, baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Jangan sampai remaja cuek dengan program-program yang mengatasnamakan edukasi kepada pelajar.
Kepedulian remaja muslim terhadap setiap fakta yang terindra olehnya harus setiap saat. Proses pengulangan ini akan menumbuhkan kepekaan. Dari sini akan terbentuk kebiasaan menilai fakta tersebut, benar adanya atau tidak.
Oleh karena itu, perlu kehadiran keluarga dan komunitas yang kondusif bagi anak remaja agar mereka dapat mengungkapkan segala yang terindra setiap harinya. Harapannya, mereka mendapat respons yang sejalan, serta terjadi diskusi yang hidup.
Misalnya, kita bisa berdiskusi dengan remaja tentang utang negara. Kita mengatakan, “Utang negara bukan sesuatu yang negatif, utang boleh asal pengelolaan dan pembayarannya juga dilakukan dengan tepat. Kalian tidak usah khawatir mikirin utang negara yang sudah mencapai Rp6.711,52 triliun.” Kemudian, lihat respons dan timbal balik terhadap pernyataan tersebut.
Diskusi yang berulang hingga menjadi kebiasaan di kalangan remaja muslim akan mengasah kecerdasan mereka. Mereka akan terbiasa membaca dan mendiskusikan informasi, serta peristiwa yang terindra, bukan berandai-andai atau mengkhayal seperti kebanyakan remaja hari ini.
Pembinaan Remaja Muslim
Setelah mempelajari fakta, wajib mengaitkannya dengan pemahaman Islam. Oleh sebab itu, butuh forum kajian Islam di kalangan remaja muslim karena Islam merupakan risalah yang bisa terterapkan pada berbagai persoalan hidup manusia.
Pemahaman Islam menjadi standar bagi setiap kejadian atau informasi pada remaja. Patokan benar atau salah adalah Islam, bukan berdasarkan akal manusia semata, apalagi berasaskan hawa nafsu.
Berbahaya bagi kehidupan makhluk di dunia ini jika menstandarkan segala sesuatu pada hawa nafsu. Akan berlaku hukum rimba bahwa yang kuatlah yang memangsa dan yang lemah akan menderita. Akibatnya, tidak pernah terwujud keadilan.
Islam adalah aturan hidup manusia. Lihat cara Islam mengatur tentang transaksi dan pinjam meminjam, misalnya. Apakah benar jika mengatakan utang riba adalah sumber pemasukan negara dan utang seperti ini bukan hal negatif? Apakah transaksi riba bukan sebuah kemaksiatan yang dapat mendatangkan murka Allah?
Pasti ada penjelasan detail dalam Islam terkait interaksi manusia dalam kehidupan. Hal ini karena Allah menurunkan Islam sebagai petunjuk bagi manusia dalam melangkah di kehidupan dunia. Islam bukan sekadar agama ritual yang mengatur ibadah hamba kepada Tuhannya, tetapi lebih luas dari itu.
Dengan demikian, remaja harus mengkaji kesempurnaan dan kelengkapan Islam ini dalam wadah pembinaan. Walhasil, remaja dapat melihat berbagai berita dan peristiwa dengan sudut pandang Islam saja, bukan yang lain.
Dakwah Membangkitkan Pemikiran Umat
Sekali lagi, aktivitas seperti ini harus terus-menerus berlangsung dalam wadah pembinaan untuk mengasah pola pikir remaja yang mengindra realitas dan mengaitkannya dengan pemahaman Islam agar terbentuk skema berpikir islami. Inilah benih terbentuknya kesadaran politik Islam pada diri remaja muslim.
Tentu saja tidak berhenti pada kepuasan intelektual pribadinya. Remaja yang pintar, selain memiliki kepekaan dan wawasan luas tentang fakta, juga paham akan kacamata Islam dalam memandang dan menyolusi berbagai persoalan.
Kemudian, remaja muslim akan menularkan kesadaran politik Islam kepada teman dan sahabatnya. Terbentuklah jaringan remaja muslim yang peka terhadap persoalan umat dan hadir menjadi problem solver di tengah-tengah masyarakat.
Kita memahami bahwa berbagai problem tidak akan pernah selesai kecuali dengan mencabut akar masalah yang bertentangan dengan fitrah manusia dan Islam. Oleh karenanya, remaja muslim juga harus mengupayakan perjuangan, yakni yang tidak mengandalkan kekuatan fisik saja, tetapi perjuangan pemikiran, membangkitkan pemikiran umat, dan menstandarkannya dengan Islam.
Sungguh, umat menantikan kehadiran remaja yang memiliki kesadaran politik Islam. Sebab, berbagai persoalan kehidupan yang menimpa manusia hari ini adalah akibat ideologi kapitalisme sekuler yang merusak dan tidak Allah ridha-i. Hal ini memerlukan tangan-tangan remaja yang sadar agar umat tertolong dari keterpurukan berpikir.
Umat Islam harus bangkit dan mencampakkan pemikiran yang rusak dari benak mereka. Remaja muslim harus mampu menjadi pelopor perjuangan umat untuk mengembalikan Islam dalam tatanan kehidupan manusia. Dengan demikian, keberkahan dan kemaslahatan merata pada seluruh makhluk di muka bumi ini. Insyaallah.
وَلَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96).
Wallahu a’lam bishshawab. [SM/LY]
Sumber: muslimahnews.com