Oleh: Kholishoh Dzikri
Problem Generasi Masa Kini
Suaramubalighah.com, opini — Generasi muda kita sedang tidak baik-baik saja. Berbagai persoalan sedang mendera mereka. Kasus kejahatan seksual terus meningkat, ada 14. 517 kasus pada tahun 2021, baik menimpa anak perempuan maupun anak laki-laki dengan pelaku orang dewasa, maupun pelaku dari kalangan anak-anak sendiri seperti kasus perundungan terhadap anak kelas V SD yang dipaksa bersetubuh dengan kucing di Tasikmalaya. Bahkan kejahatan seksual pun terjadi di lembaga pendidikan keagamaan (pesantren) di beberapa daerah, dan yang paling diviralkan sebagaimana yang terjadi di pesantren Asshiddiqiyyah, Jombang, Jawa Timur.
Selain kejahatan seksual, kasus narkoba dan miras juga tidak sedikit yang menimpa anak-anak muda kita. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisiaris Jenderal Polisi Heru Winarko menyebutkan, penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja meningkat hingga 28% pada akhir 2021.
Pelaku penyimpangan seksual atau L6BT juga kian bertambah. Aktivitas kaum L6GT ini dapat kita lihat jelas di dunia maya. (Sosial media). Tidak lagi mengindahkan aturan agama hingga hilangnya rasa malu, serta sikap pragmatis dengan dorongan hidup materi telah mendominasi gaya hidup generasi muda kita saat ini. Citayam Fashion Week yang diikuti even serupa di berbagai kota memberi gambaran riil dari gaya hidup generasi muda saat ini.
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan tidak boleh berlarut-larut dibiarkan sebab generasi muda saat ini amat menentukan masa depan umat pada masa yang akan datang.
Penyebab Utama Problem Generasi
Banyak pihak berpandangan bahwa kerusakan generasi muda disebabkan karena rendahnya akhlak sehingga pendidikan akhlak (karakter) harus diutamakan dengan alasan Rasulullah Shalaallahu alaihi wassalam diutus untuk menyempurnakan akhlak. Bahkan ada seruan untuk melakukan revolusi akhlak sebagai solusi problem bangsa termasuk problem generasi muda, hingga Para Mubalighah pun menggencarkan dalam tablignya untuk memperbaiki akhlak. Hijrah akhlakiya juga ditawarkan sebagai solusi.
Sebagian lagi menilai penyebabnya karena rendahnya taraf pendidikan. Karena itu mereka memfokuskan perbaikan generasi dengan meningkatkan taraf pendidikan. Tidak sedikit juga yang menyimpulkan bahwa probem generasi muda dikarenakan faktor ekonomi sehingga pemberdayaan ekonomi berupa pelatihan kewirausahaan atau interpreneurship, hingga pinjaman lunak bergilir diberikan.
Kalangan pegiat feminisme punya pandangan problem generasi muda khususnya kejahatan seksual disebabkan karena kurangnya sosialisasi UU TPKS dan tidak segera dibuat Perpu untuk menjabarkan implementasi dari UU tersebut, untuk itu mereka gencar menuntut UU ini segera disosialisasikan dan dibuat Perpu untuk implementasinya. Mereka pun gencar menyebarkan paham kesetaraan gender dengan alasan untuk menghapus relasi kuasa (patriarki) di tengah masyarakat. Tawaran solusi dengan pendidikan reproduksi untuk mengantisipasi kejahatan seksual pun telah dilakukan. Namun fakta yang terjadi justru kejahatan seksual semakin menjadi.
Sementara itu pemerintah menderaskan moderasi beragama di kalangan generasi muda karena beranggapan bahwa problem pemuda karena paparan paham radikal.
Berbagai tawaran solusi tersebut nyatanya tidak membuat generasi muda terentaskan dari berbagai problem justru sebaliknya kondisi generasi muda kita semakin terpuruk. Seperti perumpaan orang yang sakit ketika dokter salah mendiagnosa penyakit maka obat yang diberikan pun tidak akan manjur mengobati penyakit pasiennya.
Lalu apa akar masalah dari berbagai problem yang mendera generasi muda kita ?
Bila kita telaah secara mendalam, problem yang dihadapi generasi muda adalah bagian dari problem yang dihadapi bangsa ini secara keseluruhan. Ekonomi yang terpuruk, pengangguran, pendidikan yang tidak jelas arah karena berganti-ganti kurikulum yang sulit dimengerti, karut marutnya pengelolaan pemerintahan, dan lain sebagainya. Dan itu semua sangat berkaitan dengan pengelolaan negara yang dibangun atas dasar sekularisme, agama tidak boleh digunakan untuk mengatur negara karena pengaturan negara telah diserahkan kepada manusia. Agama menjadi urusan pribadi dengan Tuhannya dalam bentuk peribadatan ritual semata. Akibatnya lahir kapitalisme yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para pemilik modal untuk menguasai kekayaan alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya. Selain itu sekularisme juga telah melahirkan liberalisme yaitu paham kebebasan yang memberi ruang seluas-luasnya kepada manusia untuk mengatur kehidupan sesuai dengan hawa nafsunya. Oleh karena itu generasi muda pun telah mengambil liberalisme dalam gaya hidup mereka.
Dari telaah ini, kita simpulkan bahwa problem generasi muda saat ini akibat liberalisme yang lahir dari sekularisme yang dianut oleh negara kita ini.
Memang tidak ada dokumen resmi negara yang menyebutkan sekularisme-kapitalisme sebagai sistem yang diterapkan negara ini. Namun dalam prakteknya, sistem inilah yang diterapkan. Dan sistem ini tidak menjadikan negara menjadi baik justru sebaliknya mengantarkan pada jurang kehancuran. Bukti nyata kehancurannya adalah rusaknya generasi muda saat ini.
Hijrah Politik Adalah Solusi
Ketika seorang pasien telah ditemukan penyebab utama dari sakitnya maka dokter akan mudah memberikan obat yang manjur untuk menghilangkan penyakitnya bukan sekedar menghilangkan efek sampingnya. Demikian juga dengan generasi muda kita, ketika telah ditemukan penyebab dari berbagai penyakit yang menderanya yaitu liberalisme akibat diterapkan sekularisme yang diadopsi oleh negara maka solusi tuntasnya adalah cabut liberalisme dari jiwa generasi muda kita niscaya problem kejahatan seksual, dekadensi moral, gaya hidup bebas yang tidak lagi punya rasa malu, sikap pragmatisme, dan semua efek samping dari akar penyakit liberalisme akan lenyap dan generasi muda akan sehat dan bergairah kembali.
Namun, tidak mungkin menyerabut liberalisme dari jiwa generasi muda selama sekularisme masih menjadi asas dalam pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara karena generasi muda bagian tak terpisahkan dalam pengaturan kehidupan ini. Oleh karena itu, sekularisme harus dicabut dari kehidupan negara ini dan mengganti asas bangunan kehidupan negara dengan asas yang sahih yaitu Akidah Islam dan menerapkan syariat Islam kaffah.
Akidah Islam adalah pemikiran mendasar tentang kehidupan baik sebelum maupun setelahnya. Akidah Islam senantiasa mengaitkan segala pengaturan kehidupan dunia dengan aturan yang diturunkan oleh Allah Subhanaallahu wa ta’ala karena setelah kehidupan dunia ada kehidupan akhirat dimana semua perbuatan yang dilakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan.
Akidah Islam telah memancarkan syariat Islam untuk mengatur kehidupan manusia yang bersifat ubudiyah seperti shalat, zakat, haji, dll.. Sebagaimana juga mengatur kehidupan manusia yang sifatya politik seperti politik ekonomi, pendidikan, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, bahkan politik luar negeri. Allah subhanaallahu wa ta’ala telah berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 89 ,
وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ الۡـكِتٰبَ تِبۡيَانًا لِّـكُلِّ شَىۡءٍ وَّ هُدًى وَّرَحۡمَةً وَّبُشۡرٰى لِلۡمُسۡلِمِيۡ
“…Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.
Ketika negara dibangun atas dasar sistem politik yang benar yakni Akidah Islam dan diatur dengan aturan yang benar yakni syariat Islam niscaya semua problem kehidupan akan tuntas terselesaikan karena Ia merupakan obat yang manjur dari Zat Pencipta Alam Semesta.
Obat yang telah diresepkan tidak akan berhasil mengobati kalo tidak diminum, sama halnya dengan syariat Islam, tidak akan mampu menyelesaikan problem kehidupan termasuk problem generasi kalo tidak diterapkan. Oleh karena itu syariat Islam kaffah ini harus diterapkan oleh negara. Dan negara ini adalah Khilafah Islamiyah.
Khilafah Islamiyah adalah kebutuhan umat Islam saat ini, karena dengan tegaknya Khilafah Islamiyah semua problem kehidupan termasuk problem generasi akan tertuntaskan.
Sejarah telah membuktikan bagaimana mulianya generasi muda yang hidup di masa kejayaan Islam. Kita mengenal Mushab bin Umair, sosok pemuda tampan yang berjasa mengembangkan Islam di Madinah. Hingga akhirnya Madinah menjadi negara Islam pertama. Berkat keberanian Thariq bin Ziyad (92 H/711 M) beserta pasukan melawan kekuatan Raja Spanyol Rhoderick, hari ini dunia mengenal adanya masjid Cordova di Spanyol, menandakan Islam pernah berjaya disana. Kejayaan Islam berlanjut sampai masa pemerintahan Utsmaniyyah. Panglima muda yang berjasa menakhlukan kerajaan Byzantium Timur atau Konstantinopel adalah Sultan Muhammad Al-Fatih (1453 H) beserta pasukan. Dan masih banyak pemuda muslim hebat lainnya.
Untuk itu umat Islam harus hijrah politik (berpindah) dari sistem sekularisme-kapitalisme menuju sistem politik Islam dalam institusi Khilafah Islamiyah. Hijrah politik adalah sebuah keharusan sekaligus kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Wallahu a’lam bishshawab. [SM/LY]