Akidah Rapuh, Penyebab Kesyirikan Makin Tumbuh

  • Opini

Oleh: Diana Wijayanti

Suaramubalighah.com, opini — Mantra-mantra kesyirikan kini makin poluler terlebih setelah aktivitas perdukunan disyiarkan di media. Meskipun dunia makin modern tapi dunia gaib masih menjadi santapan publik yang menarik. Bahkan sangat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.

Memang praktik perdukunan sudah ada sejak dulu namun, Islam hadir untuk menghilangkan aktivitas syirik tersebut. Karena diharamkan melakukannya. Kini sejak Khilafah Islam runtuh akidah umat kian rapuh dan  kesyirikan makin tumbuh.

Kesyirikan dianggap lumrah,  menjadi fenomena yang sering kita lihat, dengar bahkan bisa ditonton kapanpun secara vulgar di media. Bahkan dilakukan oleh para pejabat. Jika dulu mereka sembunyi melakukannya kini mereka tak malu mengundang dukun di acara resmi kenegaraan. Seolah memberi isyarat kepada masyarakat bahwa praktik perdukunan itu boleh bahkan harus jika ingin sukses keperluan atau hajatnya. Sungguh sangat miris.

Berbagai aktivitas syirik itu diantaranya membuat sesajen, mendatangi dukun, berobat ke orang pintar, sedekah lautan, meyakini hari baik dan buruk, ritual tolak bala, mencari pesugihan, memelihara spirit doll, menuhankan manusia atas nama pemilik kedaulatan, pawang hujan dan lain sebagainya. Ritual syirik makin ngehit ketika pejabat publik mempertontonkannya di media dan nyaris tidak ada yang protes kecuali segelintir orang yang gigih berjuang menerapkan Islam kaffah.

Apakah kebodohan atau kejahiliahan telah merajalela di masyarakat sehingga umat tidak sensitif lagi terhadap kesyirikan? Padahal syirik termasuk dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah Subhanahu wata’ala jika pelaku tidak bertobat sebelum ajal datang.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An-Nisa [4] : 48)

Kesyirikan akan sangat mudah menghinggapi benak umat tatkala akidah Islam rapuh. Mereka menganggap perbuatan syirik itu sesuatu yang benar tidak masalah dilakukan selama tetap mengimani Allah Subhanahu wata’ala.

Para pelaku syirik itu menganggap baik perbuatannya dan tidak menyalahi keimanannya. Hal ini digambarkan Allah Subhanahu wata’ala dengan berfirman,

اَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُ ۗوَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ەۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌ

“Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar”.(QS. Az Zumar [39]: 3)

Sehingga sangat penting menanamkan aqidah Islam yang kokoh dalam benak kaum muslimin agar kerusakan akibat syirik ini bisa dihentikan. Namun sayang seribu sayang sistem Kapitalisme sekulerisme telah menumbuhkansuburkan aktivitas maksiat ini. Sehingga sulit diberantas sampai ke akarnya. Dengan alasan untuk mendapatkan untung pihak-pihak tertentu mengaku sebagai dukun atau orang pintar untuk menipu mereka yang rapuh imannya.

Berbagai alasan disampaikan hingga mereka berduyun-duyun ke dukun ketika menghadapi masalah. Diantaranya dengan alasan berobat dari sakit, mencari jodoh, berharap segera mendapat momongan, berharap cepat kaya, tolak bala hingga memenangkan saat pemilu maka paranormal laris manis. Lebih miris lagi ada sertifikasi dukun di negeri ini. Artinya perdukunan dilegalkan oleh negara.

Butuh Negara Menumpas Kesyirikan

Kesyirikan yang telah merebak dan meluas tentu tidak mudah memberantasnya. Menguatkan keimanan seluruh individu muslim, juga dakwah yang terus menerus oleh para pengemban dakwah saja tentu tidak cukup. Butuh peran dan tanggung jawab negara. Sebab negaralah pihak yang paling berpengaruh dalam menumpas aktivitas syirik.

Dalam Islam negara berperan sebagai ra’in (pengurus) dan junnah (perisai) dari berbagai kerusakan dan kehancuran.  Di pundak negaralah kaum muslimin dijaga dan dipenuhi kebutuhannya termasuk penjagaan akidah. Berbagai langkah harus ditempuh negara diantaranya,

Pertama, negara harus menjadikan akidah Islam sebagai pijakan dalam membangun bangsa dan negara. Seluruh syariat Islam harus diterapkan secara kaffah dalam kehidupan.

Kedua, negara akan menjadikan kurikulum pendidikan berdasarkan Islam, akidah Islam diajarkan disetiap sekolah agar dipahami seluruh kaum muslimin. Pelaksanaan syariat juga diajarkan di sekolah sehingga anak didik memiliki kepribadian Islam yang kuat.

Ketiga, negara juga harus mengawasi media yang bisa diakses masyarakat. Segala bentuk maksiat tidak diizinkan untuk disebarkan. Konten positif dan sesuai dengan syariat Islam saja yang boleh dipropagandakan di media.

Keempat, negara juga harus menghukum siapapun yang melakukan kesyirikan dan mempropagandakan kesyirikan. Hukuman harus tegas dan tidak tenang pilih sesuai ketentuan syariat Islam tentang sanksi.

Semua langkah ini akan bisa dilakukan jika negara menjadikan Islam sebagai ideologinya. Jika tidak, akidah umat akan semakin rapuh dan kesyirikan makin tumbuh. Wallahu a’lam bishshawab. [SM/LY]