Hijab, Langkah Muslimah Menjadi Shalihah

Oleh: Diana Wijayanti

Suaramubalighah.com, Muslimah dan Keluarga — Berbicara tentang wanita, memang tak akan ada habisnya. Wanita akan menjadi sosok paling indah dan mulia apabila ia memeluk agama Islam dan memenuhi seluruh syariatnya secara kaffah.

Ketika seorang wanita dapat menjaga dirinya demi kepentingan agama, maka ia akan menjadi sebuah perhiasan dunia yang elok dipandang dan baik akhlaknya. Bahkan keindahannya melebihi bidadari surga. Itulah yang dikenal sebagai muslimah shalihah.

Hal tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Iman Muslim bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Dunia adalah kenikmatan, dan sebaik-baik kenikmatan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Untuk menjadi wanita muslim (muslimah) shalihah, tentu tidak mudah. Muslimah harus berusaha sungguh-sungguh dalam memperbaiki diri. Adapun beberapa hal yang diperlukan untuk perbaikan  di antaranya sebagai berikut:

Pertama, beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keimanan yang tercermin dalam Rukun Iman inilah yang harus diyakini sepenuhnya hingga menghasilkan keimanan yang kokoh. Iman yang menghunjam dalam dada dan mendorong muslimah beramal saleh.

Kedua, melaksanakan seluruh kewajiban sebagai seorang muslim. Dimana kewajiban itu sama baik bagi muslimah maupun muslim. Sebagai contoh adalah kewajiban melaksanakan salat, puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat, dan ibadah haji. Menjauhi perbuatan maksiat seperti berzina, minum minuman keras, mencuri, dan lain sebagainya.

Ketiga, menjalankan kewajiban sebagai seorang muslimah. Seperti mentaati suami, mengasuh anak, mengatur urusan rumah, dan menutup aurat (seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan).

Menutup aurat atau berhijab merupakan hal istimewa yang menunjukkan identitas muslimah. Sehingga semestinya mengenakan hijab syar’i merupakan kebutuhan muslimah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharuskan demikian.

Bisa jadi muslimah yang berhijab memang belum tentu sempurna dalam ketaatan kepada seluruh syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun berhijab merupakan salah satu syarat agar muslimah menjadi shalihah.

Bagaimana Berhijab Syar’i?

Tuntunan berhijab syar’i tertuang dalam Al-Qur’an dan hadis yang mulia. Allah SWT berfirman :

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التَّابِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Dan Katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung di dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar di ketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.”(QS. An-Nur: 31)

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tumbuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Rasulullah saw. bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ

“Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Ahmad)

Aurat muslimah adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan. Harus tertutupi secara sempurna tanpa cela. Dalam surah An-Nur ayat 31 diperintahkan menggunakan khimar (kerudung) untuk menutupi aurat bagian kepala sampai buah dada. Sehingga tak terlihat warna dan bentuk rambut, leher, dan tonjolan buah dada.

Untuk aurat lainnya, ditutupi dengan menggunakan jilbab (surah Al-Ahzab ayat 59). Pendapat jumhur ulama, jilbab adalah pakaian panjang dan longgar (milhafah) atau baju kurung, jubah, gamis, abaya (mula’ah) yang diulurkan menutupi seluruh tubuh, (bukan baju potongan) sampai bawah (kaki).

Jilbab yang digunakan harus tebal, tidak tipis dan harus luas, serta tidak ketat. Sehingga warna kulit dan lekuk tubuh muslimah tak terlihat. Dengan jilbab, muslimah akan terhindar dari berpakaian menyerupai laki-laki.

Berhijab karena Allah

Muslimah punya identitas khas dibandingkan wanita yang bukan muslim. Dari sisi pola pikir dan pola sikapnya yang senantiasa didasarkan pada akidah dan syariat Islam. Profil muslimah sejati melekat pada dirinya cara berpakaiannya, yakni dengan berjilbab dan berkerudung sebagai identitas khas dirinya. Jilbab dan kerudungnya karena dorongan keimanan, yang akan diikuti amal saleh lainnya.

Tak mudah bagi muslimah untuk berpakaian syar’i. Karena bukan rahasia lagi, godaan terbesar muslimah adalah senang dipuji dan diperhatikan terutama penampilannya. Tak jarang muslimah berani merogoh kocek besar ‘mempercantik’ tubuhnya untuk mengikat dan menggoda laki-laki. Maha Benar Allah dalam firman-Nya, yang menyeru penggunaan khimar (kerudung) dan jilbab hanya untuk wanita yang beriman (mukmin).

Wanita mukmin berikhtiar untuk menunaikan kewajiban dari Allah, sebab dirinya meyakini aturan Allah adalah terbaik untuk hamba-Nya. Mustahil aturan tersebut menzalimi hamba-Nya. Walaupun sepintas akalnya terbatas memahami hikmah di balik aturan tersebut. Ketaatan dalam menjalani aturan adalah implikasi imannya.

Dirinya memahami bahwa berhijab syar’i akan mendatangkan pahala selama hitungan waktu saat menggunakannya. Ketakutan dirinya tercatat dosa selama hitungan waktu saat tak menggunakannya. Ketakutan dirinya jika ajal menjemput dalam keadaan tercatat dosa. Hal inilah yang memaksa dirinya untuk taat dan menyingkirkan hawa nafsunya. Seiiring waktu, ketaatan ini akan berubah menjadi kebutuhan dan kenikmatan dalam menunaikannya.

Tak hanya dalam berhijab, dirinya juga berikhtiar semaksimalnya untuk menaati syariat Allah yang lain. Tak memilah syariat dengan hawa nafsunya. Kesadaran inilah yang menjadikan dirinya untuk menjaga pikiran, ucapan, dan perbuataannya dalam syariat Allah. Kemaksiatan dengan melanggar syariat adalah aib baginya. Sehingga berhijab syar’i menjadi salah satu indikator ketakwaan pada Rabb-nya.

Wallahu a’lam bishshawab. [SM/Ah]