Adakah Ayat Tengah di Dalam Al-Qur’an?

Suaramubalighah.com, Tanya Jawab — Assalamu’alaikum wr. wb.

Ustazah, baru-baru ini viral di media sosial bahwa di dalam Islam ada yang namanya ayat tengah Al-Qur’an. Dimana ayat tersebut konon bisa dicari dari tanggal lahir kita, lalu ayat tengah itu bisa menjelaskan nasib, kekuatan, dan kelemahan kita. Benarkah dalam Islam ada yang namanya ayat tengah dan bisa digunakan untuk membaca nasib?

(Hanifah, Tangerang)

Jawab:

Wa’alaikumussalam wr. wb.

Ukhti Hanifah yang dirahmati Allah,

Sejak diturunkannya Al-Qur’an pada masa Nabi saw. tidak pernah ada pembahasan dalam Al-Qur’an berdasarkan nomor ayat yang disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran.

Mencari ayat tengah lalu menunjukkan nasib dan keberuntungan seseorang, misal lahir pada tanggal 2 pada bulan 10 maka dibukalah surah ke-2 dan ayat kesepuluh dan dibaca isi surat tersebut. Jika ayatnya berupa kabar gembira maka hidupnya beruntung, dan sebaliknya jika ayatnya ancaman maka hidupnya tidak beruntung. Hal itu merupakan pemahaman salah dan menyesatkan, karena nasib dan keberuntungan seseorang tidak ditentukan berdasarkan tanggal lahir dan bulannya. Bahkan perilaku cocologi ini bisa dikategorikan meramalkan sesuatu yang gaib, dan ini haram.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ditanya tentang membuka nasib baik dari mushaf, beliau menjawab, “Sementara membuka nasib baik dari mushaf, tidak ada nukilan sedikit pun dari ulama salaf”.

Al-Qur’an sesungguhnya diturunkan oleh Allah SWT sebagai bukti dari mukjizat yang dimiliki oleh Rasulullah saw. dan kemukjizatan Al-Qur’an karena bahasanya, kandungan maknanya, serta hikmah di dalamnya.

Al-Qur’an bagi manusia berfungsi sebagai petunjuk hidup yang akan membedakan antara haq dan batil. Syariat yang terkandung di dalam Al-Qur’an berfungsi untuk memecahkan berbagai persolan kehidupan manusia. Sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 2:

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

Dalam tafsir Al-Jalalain dijelaskan, Nabi Muhammad saw. mengajarkan Al-Qur’an kepada para sahabat radhiyallahu anhum. Al-Qur’an merupakan petunjuk dan perintah Allah SWT untuk menjauhi larangan-Nya demi terhindar dari api neraka.

Senada dengan Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam tafsir Al-Wajiz menuturkan, kitab suci Al-Qur’an yang agung tidak diragukan lagi bahwa itu diturunkan dari sisi Allah SWT. Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pembimbing menuju kebaikan dengan menaati perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, meninggalkan kemaksiatan, dan mengambil manfaat dari isi ayat-ayat Al-Qur’an.

Dari tafsir kedua mufasir di atas, Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an ialah kitab yang diturunkan Allah SWT yang merupakan petunjuk dan pembimbing kaum muslimin agar menjauhi larangan-Nya dan bertakwa kepada Sang Khaliq.

Adapun terkait nasib buruk dan baik dalam artian takdir yaitu apa yang menimpa manusia baik yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi, kejadian apa pun bentuknya hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya dan semua itu telah dituliskan di Lauh Al-Mahfuzh. Kaummuslimin hanya wajib mengimaninya, tawakal dan bersabar dalam menerimanya.

Dengan kata lain, takdir adalah catatan (ilmu) Allah yang mencakup segala sesuatu.

۞وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۚ وَمَا تَسۡقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٖ فِي ظُلُمَٰتِ ٱلۡأَرۡضِ وَلَا رَطۡبٖ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ 

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Al-Mahfuzh). (QS Al-Anám: 59).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa memercayai adanya ayat tengah di dalam Al-Qur’an adalah sesuatu yang menyalahi tujuan diturunkannya Al-Qur’an. Maka wajib bagi kaum muslimin menolaknya, haram mengambil dan menyebarluaskannya. Wallahu a’lam bishshawab. [SM/Ah]