Oleh: Hj. Padliyati Siregar
Suaramubalighah.com, Opini – Rokok selalu jadi masalah kesehatan di Indonesia sebab banyak anak usia remaja yang sudah menjadi pengguna aktif. Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, sebanyak 57,4 persen remaja putra, dan 55 persen remaja putri di Indonesia sudah mencoba mengonsumsi rokok. Dalam penelitian di 2017 remaja yang kurang dari 15 tahun remaja perempuan sekitar 55,5 persen sudah merokok dan laki-laki lebih besar lagi sebanyak 57,4 persen.
Fenomena ini sungguh sangat miris dimana tingkat perempuan merokok di usia remaja sudah sangat mengkhawatirkan. Kalau dulu rokok identik dengan laki laki, tapi sekarang tren itu sudah bergeser pada tingginya angka perempuan perokok.
Gaya hidup bebas hedonisme sudah menjangkiti di kalangan remaja. Atas nama kebebasan semua bisa dilakukan tanpa memperhatikan lagi kerusakan yang di timbulkannya. Tingginya jumlah perokok di Indonesia tentu sangat berpengaruh terhadap kesehatan individu dan lingkungan sekitar. Seperti yang diketahui, banyak sekali penyakit yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok ini.
Kebiasaan yang tidak sehat tersebut memicu timbulnya penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, stroke, dan penyakit paru menahun. Tidak hanya dampak buruk dalam bidang kesehatan saja yang dirasakan tetapi dampak sosial dan ekonomi juga akan berpengaruh oleh konsumsi tembakau dan paparan asap rokok.
Bukan hanya dari sisi kesehatan tetap dari sisi ekonomi mengakibatkan kerugian yang sangat besar seperti yang di lansir dari Beritasatu.com, bahwa berdasarkan data dari 152 negara tahun 2018 menunjukkan bahwa setiap tahun total biaya ekonomi dari kegiatan merokok atau pengeluaran kesehatan dan kerugian produktivitas adalah sebesar US$ 1,44 miliar atau sebesar Rp20,64 triliun dan setara dengan 1,8 persen dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB) tahunan dunia.
Ditambah juga berdasarkan data WHO 2018, kondisi global menunjukkan 7,1 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular yang membunuh 36 juta orang per tahun. Dengan melihat angka tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah bahwa merokok sangatlah merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi ekonomi.
Industri Rokok Pihak yang Paling Diuntungkan
Namun sangat disayangkan imbauan untuk berhenti merokok hanyalah sebatas lipservice karena pada hakikatnya industri rokok sangat menguntungkan para kapitalis. Industri rokok diketahui telah menyumbang kontribusi yang cukup besar bagi ekonomi Indonesia. Sehingga tak heran, jika para pemilik pabrik rokok mempunyai kekayaan yang luar biasa.
Bahkan, ketika cukai rokok naik yang berdampak pada kenaikan harga rokok, para perokok masih rela menyisihkan uang mereka untuk produk tersebut. Tak heran, dengan tingginya konsumen rokok di tanah air, membuat sejumlah pengusaha rokok tercatat mampu mendulang kapitalisasi pasar perusahaannya hingga miliaran dolar AS.
Misalnya perusahaan rokok Sampoerna, per November ini nilai kapitalisasi pasar tersebut mencapai US$6,80 miliar. Berdasarkan laporan dari Forbes, Putera Sampoerna memiliki harta kekayaan mencapai US$1,8 miliar atau mencapai Rp27 triliun. Grup Djarum dan pemilik Bank Central Asia (BCA) juga Djarum. Kekayaan keduanya mencapai US$ 42,6 miliar. Saat ini, Djarum memasarkan produk kreteknya hingga Amerika Serikat.
Puncak tertinggi Gudang Garam dalam memproduksi rokok terjadi pada tahun 2021 dengan jumlah 91 miliar batang. Melansir dari Forbes, Gudang Garam didirikan pada tahun 1958 oleh sang ayah. Kapitalisasi pasar perusahaan ini mencapai US$2,72 miliar. Kekayaan Susilo sendiri mencapai US$4,8 miliar atau sekitar Rp74 triliun.
Dan masih banyak lagi persis rokok yang meraup keuntungan yang luar biasa di balik ancaman kesehatan, ekonomi bahkan hingga stunting. Dan tak hanya perusahaan nasional yang bermain. Keterlibatan perusaahan rokok asing di Indonesia yang disebutnya menarik banyak keuntungan, tanpa adanya timbal balik yang sepadan bagi Indonesia. Tahun 2016 Phillips Morris laba bersihnya Rp12 triliun. Dalam 10 tahun bisa Rp120 tahun. Tapi rakyat sakit-sakitan bukan mereka yang membayar,” ujar Hasbullah dari Komite Nasional Pengendalian Tembakau (Komnaspt).
Komite Nasional Pengendalian Tembakau berharap pemerintah Indonesia sadar dan membuka diri terhadap pengaruh rokok bagi masyarakat. Di Indonesia sendiri, rokok membunuh lebih dari 200.000 orang setiap tahun. Sudah seharusnya di Indonesia, semua industri rokok juga dipaksa untuk melakukan corrective statement, apalagi Philip Morris pemilik Sampoerna memiliki pangsa terbesar di Indonesia.
Ketika penguasa masih berpihak pada para Kapitalis yang hanya memikirkan keuntungan semata, niscaya persoalan remaja menjadi perokok ini tidak akan pernah terselesaikan. Dan tentu saja menjadi pertanyaan bagi kita semua, “Bagaimana nasib bangsa bila generasi masa depan sudah luluh lantak diterjang pola pikir dan pola sikap yang jauh dari agama?”
Islam Memberikan Solusi
Untuk mengakhiri semua itu diperlukan pemikiran bahwa Allah SWT berhak mengatur segala kehidupan manusia adalah cara berpikir yang sebenarnya. Maka ketika semua manusia mempunyai cara pandang tersebut pasti akan mengimani perintah-perintah yang diturunkan oleh Allah SWT.
Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan dari ekonomi hingga pendidikan. Islam sesuai dengan tabiat dan fitrah manusia. Oleh karena itu, Islam selalu menjamin agar seluruh manusia bisa hidup selaras dengan Al-Qur’an.
Islam selalu mengajarkan kepada seluruh umat manusia, terutama generasi muda agar terhindar dari perbuatan maksiat serta kerusakan moral. Islam akan selalu menjadikan generasi muda tangguh dan menjadi pemimpin di muka bumi ini.
Seperangkat aturan Allah SWT akan selalu memuliakan manusia, para perempuan dididik untuk menjadi ummu wa rabbatul bait yang mampu mencetak generasi cemerlang. Termasuk membentuk perempuan itu sehat agar tidak terjadi stunting atau kelahiran bayi yang bermasalah. Salah satu nya dilarang merokok. Industri rokok ditiadakan apalagi terbukti telah menyebabkan kerusakan masyarakat bahkan telah terbukti memakan korban.
Islam juga memberikan sanksi yang tegas bagi siapa saja yang berbuat maksiat seperti gaya hidup berfoya-foya, bebas (permisif), mabuk-mabukan, dan lain-lain. Pelaku maksiat akan diberi sanksi sesuai kadar kesalahannya untuk membuat efek jera serta muhasabah bagi seluruh pemuda agar tidak mengumbar hawa nafsu. Maka generasi muda akan dijauhkan dari hal-hal yang merusaki dengan menciptakan sistem kondusif agar generasi muda itu bertakwa.
Negara pihak yang paling bertanggungjawab dalam melindungi generasi muda dari paham-paham kufur yang merusak, bahkan negara akan menutup pintu celah penyebab rusaknya remaja tersebut. Didukung Sistem pendidikan berbasis akidah Islam, lahirlah generasi bertakwa yang terikat dengan syariat Islam yang berakhlak mulia.
Negara Islam juga akan menciptakan sistem sosial masyarakat yang islami, agar selalu tercipta saling menasihati antara kaum muslim bila telah tampak kerusakan dan selalu saling menjaga antara kaum muslim agar tetap berada pada jalan kebenaran, yaitu jalan Islam.
Penetapan sistem sanksi oleh negara yang memberi efek jera bagi para pelaku kemaksiatan yang melanggar hukum syarak. Negara bersikap tegas pada pelaku kemaksiatan. Sebab negara berfungsi menjaga agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta.
«إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ»
Sesungguhnya imam atau khalifah adalah perisai orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya. (HR Muslim).
Maka, Islam sungguh agama yang mulia yang selalu menjaga generasi muda dari kekufuran dan kerusakan moral, mereka generasi muda adalah penggerak bagi perubahan bangsa yang maju dalam membangun peradaban Islam. Mereka akan selalu membawa perubahan yang baik sesuai perintah Allah SWT. Wallahu a’lam. [SM/Ln]