Oleh: Idea Suciati, M.A.P.
Suaramubalighah.com, Opini – Hati siapa yang tak terluka, jika sudah membahas masalah Palestina. Apalagi, baru-baru ini konflik Palestina – Israel kembali membara. Dikabarkan Hamas melancarkan serangan 5000 roket terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan ini dibalas oleh Israel dengan membombardir rakyat Palestina. Akibatnya, lagi-lagi ribuan korban berjatuhan, termasuk anak-anak dan perempuan.
Serangan Hamas tersebut kembali menyadarkan umat Islam di seluruh dunia bahwa permasalahan di Palestina belumlah usai. Al-Quds tanah suci umat Islam masih dalam penjajahan Israel. Ketakutan, kegelisahan, kematian menghantui rakyat Palestina setiap hari.
Seharusnya umat Islam di negeri yang lainnya merasa malu. Rakyat Palestina tidak pernah berlibur sehari pun dalam memperjuangkan hak atas tanah mereka. Sementara, umat Islam lainnya disibukkan dengan perkara-perkara yang tidak prioritas, sibuk saling mencela karena persoalan khilafiyah, atau sibuk dengan urusan negaranya masing-masing.
Lebih miris, pemimpin-pemimpin negeri-negeri kaum muslimin masih sibuk beretorika soal Palestina. Bantuan tersekat oleh batasan nation state. Jikapun berupaya, solusi dua negara selalu dianggap paling tepat. Padahal, solusi itu berasal dari AS dan negara-negara yang menyokong Israel.
Sudah seharusnya, persoalan Palestina menjadi perhatian umat Islam di dunia. Rasa sakit yang diderita rakyat Palestina harus ikut dirasakan umat Islam lainnya. Karena umat Islam ibarat satu tubuh. Sebagaimana sabda Nabi saw,
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رواه مسلم)
Dari An-Nu’man bin Bisyir dia berkata, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: ‘Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Muslim No. 4685)
Kepedulian dan kecintaan terhadap persoalan Palestina muncul dari spirit keimanan serta perjuangan. Sehingga yang lahir bukan perasaan sesaat, tapi mendorong umat Islam terus melakukan aksi nyata menyelesaikan persoalan Palestina. Hal tersebut bisa terjaga jika kita betul-betul memahami arti penting Palestina bagi umat Islam. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Di Palestina terdapat Al-Quds. Allah telah menyebut Al-Quds sebagai tanah yang diberkahi.
Allah SWT berfirman,
سبحان الذي أسرى بعبده ليلاً من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله (سورة الإسراء: 1)
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya”. (QS Al–Isra’: 1)
Tanah penuh berkah ini seharusnya dijaga keberkahannya dengan melindunginya dari tangan-tangan jahat penjajah. Seperti hal nya kita menjaga sesuatu milik kita yang berharga. Jika tidak dijaga, maka mustahil keberkahan itu bisa dirasakan.
2. Di Palestina terdapat Masjidil Aqsha yang memiliki keutamaan jika kita salat di dalamnya. Mendirikan salat di dalamnya berpahala 250 kali salat biasa.
Dari Abu Dzar –radhiyallahu ‘anhu– berkata: Ketika kami berada di majelis Rasulullah saw. ada yang bertanya: Mana yang lebih utama Masjid Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– atau Baitul Maqdis?, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda:
صلاة في مسجدي أفضل من أربع صلوات فيه ولنعم المصلى هو ، وليوشكن أن يكون للرجل مِثْل شطن فرسه من الأرض حيث يَرى منه بيت المقدس ; خير له من الدنيا جميعاً (رواه الحاكم ، 4 / 509 وصححه ووافقه الذهبي والألباني كما في ” السلسلة الصحيحة ” في آخر الكلام على حديث رقم ، 2902 ).
“Mendirikan shalat di masjidku lebih baik dari 4 kali shalat di dalamnya, dan alangkah baiknya orang yang shalat tersebut. Hampir saja seseorang mendapatkan tanah seperti panjangnya tali kekang kudanya dengan melihat Baitul Maqdis: Lebih baik baginya dari pada dunia semuanya”. (HR Al Hakim, 4/509, Dishahihkan dan disetujui oleh Adz Dzahabi dan al Baani dalam “As Silsilah ash Shahihah” diakhir pembahasan hadits nomor: 2902)
Hadis ini menunjukkan, salat di Masjid Nabi saw. seperti empat salat di Masjid Aqsha. Pahala salat di Masjidil Aqsha setara dengan 250 kali (di masjid lainnya).
Salat di Masjid Al-Aqsha pun dapat menggugurkan dosa. Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi bersabda:
لمَّا فرغ سُليمانُ بنُ داودَ عليهما السَّلامُ من بناءِ بيتِ المقدسِ سأل اللهَ عزَّ وجلَّ ثلاثًا أن حُكمًا يُصادِفُ حُكمَه ومُلكًا لا ينبغي لأحدٍ من بعدِه وألا يأتي هذا المسجدَ أحدٌ لا يُريدُ إلَّا الصَّلاةَ فيه إلَّا خرج من ذنوبِه كيومِ ولدَتْه أمُّه فقال نبي صلَّى اللهُ عليه وسلَّم أما اثنتان فقد أُعْطِيهما وأرجو أن يكونَ قد أُعْطِي الثَّالثةَ
Tatkala Nabi Sulaiman selesai membangun Bait Al-Maqdis, beliau meminta kepada Allah tiga perkara: “Hukum yang sesuai dengan hukumnya, kerajaan yang tidak disamai oleh orang setelahnya, dan tidak satu pun yang mendatangi masjid ini tujuannya hanya salat kecuali akan diampuni dosanya seperti bayi yang baru lahir dari perut ibunya”. Maka Nabi berkata; adapun dua perkara yang pertama, beliau sudah diberikan, aku berharap perkara yang ketiga juga diberikan”. (HR Nasai: 693, Ibnu Majah: 1408. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib: 1178)
Umat Islam tentu ingin meraih keutamaan tersebut. Sayang, saat ini keamanan Masjidil Aqsha di bawah tentara Israel. Umat Islam sangat dibatasi untuk dapat salat di sana. Tak sedikit terjadi pembantaian ketika rakyat Palestina melaksanakan salat di dalamnya. Maka, jika kita ingin mudah meraih keutamaan salat di Masjid Al-Aqsha tersebut, bukankah seharusnya kita bersungguh-sungguh merebutnya kembali dari penguasaan Israel?
3. Palestina (Baitul Maqdis) adalah kiblat pertama kaum muslimin, sebagaimana hadis Bara’ ra. “bahwa Rasulullah saw. salat menghadap ke Baitul Maqdis selama 16 atau 17 bulan”. (HR Bukhari 41, dan Muslim 525).
Meskipun kini umat Islam tidak lagi salat menghadap Baitul Maqdis, alangkah baiknya setiap salat membuat kita teringat juga Baitul Maqdis. Sehingga bahkan setiap salat kita tak akan lupa mendoakan saudara-saudara kita di sana agar Allah menangkan dari kezaliman Israel.
4. Palestina (Masjidil Aqsha) adalah tempat bersejarah dalam peristiwa Isra Mi’raj rasulullah saw.
Allah Ta’ala berfirman:
سبحان الذي أسرى بعبده ليلاً من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى )سورة الإسراء : 1 ) .
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha”. (QS Al Isra’: 1)
Peringatan Isra Mi’raj setiap tahun seharusnya juga membuat umat Islam mengingat persoalan Palestina.
5. Masjidil Aqsha di Palestina termasuk salah satu dari tiga masjid yang dibolehkan untuk bersengaja pergi ke sana (dengan niat ibadah).
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu– dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد المسجد الحرام ومسجد الرسول صلى الله عليه وسلم ومسجد الأقصى )رواه البخاري 1132 ومسلم 827 من حديث أبي سعيد الخدري بلفظ ” لا تشدوا الرحال إلا …(
“Tidak boleh bersengaja bepergian kecuali kepada tiga masjid: Al Masjidil Haram, dan Masjid Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan Masjidil Aqsha”. (HR Bukhari 1132, dan Muslim 827, dari hadis Abu Sa’id al Khudri’, dengan redaksi: “Janganlah kalian bersengaja melakukan perjalanan kecuali…”.
Umat Islam seharusnya sangat menginginkan berkunjung/ bepergian ke Palestina dibandingkan tempat yang lain. Sayangnya, selama ada penjajahan Israel, walaupun kita berniat, sangatlah sulit dan berbahaya untuk bisa ke sana.
6. Di Masjidil Aqsha Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– menjadi imam salat para nabi. Hal ini disebutkan dalam satu kali salat yang disebutkan dalam hadis yang panjang:
.. فحانت الصلاة فأممتهم ) رواه مسلم ( 172 ) من حديث أبي هريرة (
“…. Dan ketika masuk waktu shalat, maka saya (Rasulullah) menjadi imam”. (HR Muslim 172 dari Abu Hurairah)
Nabi Muhammad saw. menjadi imam para nabi yang lain menjadi simbol bahwa beliau adalah pemimpin para nabi. Kita sebagai umatnya seharusnya malu, jika kita malah berdiam diri terhadap masalah Palestina, padahal kita adalah umatnya Nabi Muhammad saw..
7. Palestina adalah tanah milik kaum muslimin sejak di futuhat oleh Khalifah Umar bin Khaththab. Juga pernah kembali dibebaskan oleh Pasukan Shalahudin Al Ayyubi. Artinya, tanah palestina hingga hari kiamat adalah tanah milik umat Islam yang haram diberikan kepada siapa pun. Apalagi dibiarkan dirampas oleh kaum kafir, sementara penduduknya dibunuh dan diusir. Wajib bagi umat Islam untuk mengambil kembali apa yang menjadi miliknya.
Demikian, dengan menyadari beberapa arti penting Palestina di atas semoga membuat kita sebagai umat Islam semakin cinta dan peduli terhadap persoalan Palestina. Tidak lagi menganggap masalah Palestina hanya masalah kemanusiaan, melainkan masalah akidah. Tidak lagi menganggap masalah Palestina hanya masalah internal Palestina, melainkan masalah global kaum muslimin.
Tidak boleh lagi kita acuh dan berdiam diri. Apalagi hanya beretorika. Kekuatan militer dan politik AS di belakang Israel harus dihadapi dengan lawan yang seimbang. Bukan dengan duduk di meja-meja perundingan, basa-basi di pertemuan global, melainkan dilawan dengan kekuatan politik umat Islam dibawah satu kepemimpinan seorang khalifah, yakni Khilafah. Khalifah yang akan mengerahkan jihad (kekuatan militer) untuk membebaskan tanah Palestina. Dengan begitu, keberkahan dan keutamaan tanah palestina akan kembali dirasakan umat Islam sepenuhnya.
Wallahu a’lam bishshawab. [SM/Ah]