Suaramubalighah.com, Mubalighah Bicara – Mubaligah nasional Ustazah Dedeh Wahidah Achmad menegaskan, mewujudkan politik Islam wajib mengikuti metode Rasulullah saw..
“Jika berharap mendapat rahmat dari Allah Swt., maka mewujudkan politik Islam wajib mengikuti metode perjuangan Rasulullah saw.,” ungkapnya pada acara Risalah Akhir Tahun: “Kapitalisme Petaka bagi Perempuan dan Generasi, Islam Perisai Hakiki” di Jakarta, Ahad (24-12-2023).
Ia mengutip Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 sebagai sandarannya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah.”
“Syekh Taqiyudin an-Nabhani menukil dari Kitab Al-Ihkam fi Ushul Ahkam karya Imam Al-Amidi menjelaskan, syarat meneladan metode perjuangan Rasul adalah, pertama, melakukan amal atau tindakan sama persis seperti cara Rasul melakukan perubahan. Kedua, memiliki arah dan bentuk yang sama dengan yang dicontohkan Rasul. Ketiga, menuju target dan tujuan yang sama seperti tujuan Rasul,” terangnya.
Dengan meneladan perjuangan Rasul, sambungnya, kondisi buruk saat ini akan bisa diubah menjadi kondisi ideal, yaitu umat Islam menjadi umat terbaik.
“Umat terbaik itu mencakup tiga pilar, yaitu individu yang bertakwa, masyarakat melaksanakan amar makruf nahi munkar, dan negara menerapkan Islam secara sempurna,” imbuhnya.
Dedeh lalu menjelaskan tahapan menegakkan negara (baca: Khilafah) beserta amalannya yang dicontohkan oleh Rasulullah saw..
“Pertama, fase pembinaan, yaitu membangun kepribadian Islam pada diri kader dakwah, serta memperbanyak anggota dakwah,” jelasnya.
Kedua, sebutnya, fase interaksi dengan masyarakat, yaitu membina masyarakat dengan Islam (akidah dan syariah-red.); pergolakan pemikiran berupa kritik dan penentangan terjadap ide-ide kufur, seperti demokrasi, nasionalisme, dan mengkritik riba; membongkar rencana jahat negara kafir; serta mengkritik dan mengoreksi penguasa yang tidak menerapkan Islam
“Ketiga, fase penyerahan kekuasaan untuk menegakkan pemerintahan Islam dengan cara baiat, menerapkan hukum Islam di dalam negeri secara syamil dan kamil, dan mengemban dakwah Islam ke penjuru dunia,” ulasnya.
Dukungan Tokoh
Dedeh juga menjelaskan, dalam meraih kekuasaan melalui dukungan umat, Rasulullah saw. meminta dukungan dari para tokoh yang ada pada saat itu.
“Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw. pernah berdoa,
أللهم أعز الإسلام بعمر ابن الخطاب
‘Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan Umar bin Khaththab.’,” kutipnya.
Umar Bin Khaththab ra., lanjutnya, mengatakan, “Kami adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam, maka jika kami mencari kemuliaan dengan selainnya, Allah akan menghinakan kami.”
Fitnah dan Penyesatan
Dedeh mengingatkan, konsekuensi mengikuti metode perjuangan Rasulullah saw. pastiakan mendapatkan fitnah dan penyesatan pada ajaran Islam serta persekusi yang menimpa para pejuang nya.
“Dahulu Rasulullah saw. dituduh sebagai penyihir dan orang gila, sekarang para pejuang Islam ada yang dituduh teroris. Rasulullah saw. dan para sahabat diboikot, sekarang ada pencabutan BHP dan larangan beraktivitas terhadap organisasi atau kelompok Islam. Pada masa Rasulullah saw., ajaran Islam, yakni Al-Qur’an disebut dongeng orang terdahulu, sekarang ajaran Islam dituduh sebagai inspirator terorisme,” paparnya.
Terakhir, Dedeh menegaskan bahwa perjuangan itu membutuhkan pengorbanan dan kesabaran. Ia mengutip Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 214 yang artinya, “Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, ‘Kapankah datang pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” [SM/Ln]
Sumber: muslimahnews.net