Tawuran Antar Pelajar, Bukti Nyata Kegagalan Pendidikan Sekuler

  • Opini

Oleh: Mahganipatra

Suaramubalighah.com, Opini – Tawuran antar pelajar marak terjadi. Aksi ini dipicu oleh beragam motif. Mulai dari upaya adu kuat dengan saling tantang antar kelompok, sebagai wujud eksistensi diri. Atau sekadar untuk menyalurkan energi di masa remaja yang cenderung aktif dan butuh sensasi dan perhatian.

Baru-baru ini Tim Patroli Polresta Cirebon berhasil menggagalkan tawuran di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, pada Minggu (18/2/2024) dinihari sekitar pukul 04.30 WIB. Petugas juga mengamankan 9 pemuda yang diduga akan tawuran, karena membawa senjata tajam (sajam).

Demikian pula di Bekasi, fakta serupa juga terjadi. Satu orang pemuda tewas dibacok saat tawuran antar kelompok di Bekasi. Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota juga menangkap tiga orang pelaku pembacokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi di Jalan Perjuangan Baru RT 07 RW 06, Bekasi Jaya, Bekasi Timur,  Minggu (18-2-2024) pukul 05.00 WIB. Dilansir dari poskota.co.id, 23-2-2924.

Akibat dari fenomena tersebut, akhirnya Polres Metro Bekasi Kota membentuk tim khusus patroli guna menangani maraknya aksi tawuran yang terjadi di wilayahnya dan sering kali memicu keresahan masyarakat setempat. Lalu, AKBP Muhammad Firdaus, Sabtu (17-2-2024), menyatakan bahwa fenomena tawuran remaja ini  seakan sulit dihentikan akibat pengaruh media sosial. Sebab melalui peran media sosial, para remaja semakin mudah bergerak untuk melakukan provokasi atau sekedar mengumpulkan masa untuk mengajak tawuran. 

Faktor Pemicu Tawuran

Menurut Vera (Psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia), ada dua faktor yang menjadi alasan para remaja melakukan tawuran, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu fungsi otak remaja yang belum optimal sehingga membuat mereka kurang dapat memikirkan konsekuensi jangka panjang.

Sementara dari faktor eksternalnya adalah adanya tradisi tawuran di sekolah dan lingkungan akibat tidak disediakan wadah atau fasilitas bagi remaja untuk menyalurkan energi dan semangat mereka pada hal-hal positif.  Ditambah lagi dengan pengaruh negatif dari media sosial yang telah menjadi salah satu alat untuk mengakomodir kebutuhan remaja yang cenderung suka terhadap sensasi, ingin dianggap berani, keren dan menjadi perhatian masyarakat.

Oleh karena itu, menurutnya berbagai kenakalan remaja baik dalam bentuk aksi tawuran antar pelajar maupun yang lainnya tidak akan pernah selesai ketika kedua faktor ini tidak diperhatikan secara serius sebagai sebuah problem yang harus segera diselesaikan. Terlebih lagi, aksi tawuran saat ini semakin marak dan dilakukan dengan membekali diri mereka dengan membawa senjata tajam (sajam). Sehingga aksi ini terus menelan korban luka-luka bahkan korban jiwa.

Sebenarnya, fenomena kenakalan remaja dan maraknya aksi tawuran terjadi disebabkan oleh negara yang telah menerapkan sistem kapitalisme-sekuler, kemudian mengambil sistem pendidikan sekuler menjadi dasar dalam kurikulum pendidikan generasi. Sementara sudah lumrah bahwa selain visi dan misi pendidikan sekuler hanya berorientasi pada materialistik. Tujuan dan fungsi sistem pendidikan ini juga menjadi media paling aktif dalam penyebaran pemikiran dan pemahaman liberalisme bagi setiap peserta didik. Sehingga pemikiran dan paham liberalisme-sekularisme terus berkembang, menjadi paham dan budaya kehidupan di masyarakat.

Parahnya lagi, pola pendidikan ini juga telah membentuk dan melahirkan mental para pelajar yang rusak, baik dalam berpikir maupun dalam mengendalikan emosi dan bersikap. Sehingga akhirnya tercipta generasi muda yang lemah, tidak mandiri dan tidak mampu bertanggungjawab terhadap kebutuhan dan kehidupannya pada saat ini dan di masa depan.

Dengan demikian, maka tidaklah berlebihan jika kondisi remaja saat ini dinilai sebagai salah satu bukti bahwa sistem pendidikan sekuler adalah sistem pendidikan yang gagal. Karena pola pendidikan sekuler telah nyata-nyata mempertontonkan potret buram kondisi pelajar kita hari ini. Moral pelajar makin rusak sebab sistem pendidikan hari ini tidak mampu membentuk dan meningkatkan taraf berpikir pelajar pada taraf  pemikiran yang lebih tinggi. Yaitu memiliki cita-cita menjadi manusia yang unggul dan mulia yang mampu membangun negeri.

Ditambah lagi dengan pengaruh media sosial yang juga serba bebas. Hal ini telah menjadi salah satu sarana untuk saling provokasi antar geng remaja hingga memicu terjadinya tawuran. Maka selama faktor eksternal ini tetap ada, maka dapat dipastikan bahwa persoalan tawuran remaja tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, sangat penting bagi seluruh elemen masyarakat memahami dan mencari solusi mendasar untuk menyelesaikan  seluruh persoalan ini, yaitu melalui solusi yang paling mendasar dengan mengganti sistem kehidupan kapitalisme-sekuler yang saat ini sedang diterapkan oleh negara. Serta merubah tradisi dan budaya liberal  yang terus berkembang di masyarakat, dengan sistem kehidupan dan tradisi budaya masyarakat berdasarkan sistem Islam secara kaffah.

Solusi untuk Mengatasi Tawuran

Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang sempurna. Sistem Islam  memiliki metode yang mampu mengimplementasikan keyakinan (akidah), hukum, dan sistem aturan yang komprehensif dalam sistem aturan kehidupan manusia dalam sebuah negara. Hal ini telah terbukti, selama berabad-abad negara Islam yaitu Khilafah Islamiah pernah menjadi mercusuar dalam keunggulan akademik melalui inovasi-inovasi dan penemuannya yang mutakhir.

Khilafah telah membuktikan bahwa institusi-institusi pendidikan yang dibangunnya telah memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan pembangunan peradaban manusia. Sehingga ini bisa menjadi bukti bahwa sistem Islam telah mampu menyelesaikan seluruh persoalan kehidupan manusia ketika diterapkan secara praktis oleh negara.

Jadi berbagai persoalan kerusakan moral remaja yang muncul hari ini,  termasuk persoalan tawuran antar pelajar akibat dari kegagalan sistem pendidikan sekuler, sudah pasti akan mudah untuk diselesaikan oleh sistem Islam. Sebab sistem Islam kaffah telah membangun sistem pendidikan dengan pandangan Islam yang masyhur dan mulia. Yakni atas dasar kewajiban dalam menuntut ilmu yang erat hubungannya dengan kewajiban beribadah untuk menyembah Allah SWT. yang memiliki konsekuensi terhadap imbalannya yaitu pahala-dosa yang besar di akhirat kelak.

Ditambah lagi bahwa pendidikan Islam memiliki visi untuk membangun generasi muda muslim menjadi generasi yang berkualitas. Salah satu contoh dari tujuan sistem pendidikan Islam adalah untuk memperkuat dan memperdalam kepribadian Islam para peserta didik. Agar mampu menjadi pemimpin yang akan menjaga dan melayani masalah-masalah penting bagi umat.

Misalnya menjamin keamanan, keadilan dan kesejahteraan bagi kebutuhan umat manusia dalam seluruh aspek kehidupan. Serta melahirkan generasi terbaik untuk menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Sehingga umat dan negara Islam akan menjadi umat yang terbaik dari kalangan manusia, yang mampu mengeluarkannya dari kegelapan dan kebodohan. Menuju cahaya Islam untuk meraih kemuliaan derajat manusia di seluruh bidang kehidupan. Baik yang bersifat spiritual, intelektual, moral, politik, ekonomi, sains dan teknologi. Allah SWT berfirman;

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Artinya: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan [sebagai teladan] bagi umat manusia. Kamu menyuruh apa yang benar dan melarang apa yang salah dan beriman kepada Allah ….” (QS Ali Imran: 110)

Wallahu a’lam bishshawab .

[SM/Ln]