Pemuda yang Tidak Memiliki Shabwah

  • Hadis

Oleh: Kartinah Taheer

Suaramubalighah.com, Hadis – Islam sangat menjaga potensi generasi muda. Banyak hadis yang berbicara tentang pemuda. Di antara sekian hadis tersebut adalah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَة

“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad (4/151), dan at-Thabrani dalam kitab al-Kabîr (17/903, no: 853), dan Abu Ya’la (3/288). Al-Haitsami mengatakan dalam kitab Majma’ Zawâid (10/273), “Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Thabrani, sanadnya hasan).

Berdasarkan hadis tersebut, para ulama juga mendefiniskan shabwah sebagai hasrat dan kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran. Artinya, pemuda yang memiliki shabwah cenderung senang mengikuti hawa nafsunya yang liar.

Mengutip buku Raudhatul Muhibbin karya Ibnul Qayyim, secara bahasa, kata ash-shabwah atau ash-shiba termasuk dalam istilah cinta. Beberapa orang juga menyebutnya sebagai ungkapan lain dari kerinduan.

Namun, kata ash-shabwah mengalami beberapa kali perubahan seperti tashaba, shaba, yashbu, shabwah, dan shubuww. Semua istilah tersebut mengacu pada arti “kecenderungan pada kebodohan”. Artinya, shabwah ini adalah istilah yang menggambarkan kecenderungan terhadap hal-hal yang tidak benar, hawa nafsu, dan kebodohan.

Di dalam kitab Faidhul Qadiir Syarah Al-Jami’ Ash-Shagir , Karya Muhammad Abdurrauf Al Munawi dijelaskan makna pemuda yang tidak memiliki shabwah adalah,

الشاب الذي لا يتبع هواه، فيعتاد على فعل الخير ويجتهد في اجتناب الشر

Artinya: pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.
(Faidhul Qadiir Syarah Al-Jami’ Ash-Shagir 2/263).

Islam  memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pemuda. Rasulullah saw. bersabda: Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya, yaitu seorang pemuda yang tumbuh dan ibadah kepada Allah. (HR. Bukhari Muslim)

Islam memerintahkan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi seorang pemuda  sekaligus menjelaskan keutamaan besar bagi pemuda yang memiliki sifat yang disebutkan dalam hadis ini, yakni senantiasa dalam ketaatan kepada Allah, melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan serta tidak memperturutkan hawa nafsunya.

Gambaran pemuda muslim sejati adalah pemuda taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta mencintai Allah dan Rasul-Nya. Pemuda  yang ber-syakhsiyah Islam. Pemuda yang menjadikan Islam satu-satunya sebagai way of life, bukan sekularisme dan kebebasan yang memuja hawa nafsu. Hal ini tercermin dalam pemikiran dan tingkah laku mereka. Sosok pemuda yang seperti ini yang dikagumi Allah.

Pemuda adalah aset masa depan. Di tangan pemuda tongkat estafet kepemimpinan umat Islam. Maka saat ini dibutuhkan pemuda yang tidak shabwah agar tidak terjerumus pada kerusakan yang disebabkan oleh sekularisme kapitalisme. Seperti  Pergaulan bebas, narkoba, hura-hura, tawuran, bahkan pelaku kriminalitas.

Karena itu yang dibutuhkan hari ini adalah pembinaan pemuda dengan Islam kaffah. Islam sebagai bangunan mendasar bagi pemuda dalam menjalani hidupnya. Menakar dan mengukur segala sesuatu berdasarkan akidah Islam, bukan hawa nafsunya. Pemuda harus dibina dengan pondasi akidah yang kuat, dibina dengan keterikatan dengan hukum syariat Islam. Pemuda paham Islam dari mulai persoalan ibadah, akhlak, pergaulan, ekonomi, dan politik Islam.

Pemuda yang tidak memiliki shabwah harus meninggalkan sistem sekulerisme kapitalisme dan derivatifnya, seperti demokrasi, pluralisme, liberalisme, dan lain-lain.

Pemuda hari ini selain memiliki pemahaman yang benar terhadap Islam kaffah juga harus menjadi agent of change dengan memperjuangkan Islam kaffah agar diterapkan dalam naungan Khilafah hingga terwujud baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

 Wallahu a’lam bishshawab. [SM/Ah]