Keqawwaman Laki-Laki Hilang karena Kapitalisme dan Feminisme

Oleh: Ustazah Hj. Lenny Oemar (Mubalighah Jawa Barat)

Suaramubalighah.com, Mubalighah Bicara – Ustazah Hj. Lenny Oemar, Mubalighah dari Jawa Barat ketika menanggapi  pertanyaan, apakah keqawwaman laki-laki hilang karena sistem kapitalisme – sekulerisme telah menyebabkan kemiskinan terstruktur dan feminisme (kesetaraan gender)?

Beliau menjawab: ya, bila sistem kapitalisme dan sekularisme diadopsi secara menyeluruh sehingga mewarnai daya pikir, rasa dan raga. Wujudlah hidup serba benda. Seorang laki-laki dianggap hebat dilihat dari aset dan sejauh mana bisa memuaskan keluarga dari segi materi. Moral, keluhuran budi dan tanggung jawab dunia akhirat nyaris tak tersentuh. Di sini peran laki-laki di satu sisi sangat dominan.

Pemilik kapital dapat menguasai negara, masyarakat, dan terabaikan nilai-nilai  kemanusiaan. Pemiskinan terstruktur adalah senjata ampuh untuk menguasai satu bangsa secara menyeluruh dari atas sampai ke grass root. Perempuan dengan pemikirannya menggeliat dan kemudian bersaing dengan laki-laki sehingga laki-laki bukan qawwam lagi. Lalu di mana muqawwamah laki-laki?

Sistem Islam tidak akan membuat laki-laki kehilangan nilai-nilai Ilahi yang dianugerahkan kepada mereka, seperti:

1. Mendidik keluarga agar taat kepada Allah dan Rasul-Nya (QS. 66: 6)

2. Memberi nafaqah (QS 4: 34 )

3. Bergaul dengan baik (QS 4: 19)

4. Tugas disesuaikan dengan kodratnya (QS 4: 34)

5. Saling memimpin, menolong, melindungi dan mencintai (QS 9: 71)

Saya berpendapat, apa pun senjata syaithan yang digunakan untuk melemahkan laki-laki  dalam melaksanakan muqawwamahnya,  selama mereka memiliki akidah yang kuat, laki-laki akan tetap perkasa di jalan Allah SWT.

Kesadaran akan tanggung jawab laki-laki sebagai qawwam dimulai dari pendidikan agama di keluarga QS 66: 6 dan HR Dailamy tentang tafaqquh fiddiin (Bila Allah menghendaki ahli bait itu baik, maka mereka diberi pemahaman terhadap agama)

1. Kepala keluarga harus atau wajib mendidik diri dan keluarga agar taat kepada Allah dan Rasul-Nya (misalnya: kasus seorang anak perempuan yang diizinkan membuka hijab)

2. Istri adalah amanah Allah, jangankan dimutilasi, perasaannya saja harus dijaga. Jangan membuat kesal perempuan karena perasaannya sangat halus (HR Muslim). Ciri baiknya iman seorang laki-laki adalah baiknya akhlaknya terhadap istrinya (HR Nasaa-i)

3. Kasus menyerahkan istri kepada habib. Silahkan lihat lafaz ijab qabul dan makna mahar dalam QS 4: 4 dan 24. Istrimu adalah amanah Allah. Tatkala seorang laki-laki mengucapkan qabul sesungguhnya ia memanifestasikan “Aku rida menerima istriku sebagai amanah Allah.”

4. Kesimpulan saya terjadinya penyimpangan perilahu laki-laki dalam muqawwamahnya karena tidak tahu atau tidak paham agama. Pak Kyai tahu agama tapi tidak paham agama. Apalagi yang bukan kyai.

5. Sesungguhnya bila memahami aturan-aturan Islam tentang bagaimana suami harus melindungi, menyantuni dan menghargai istri. Maka bersyukurlah menjadi muslimah. [SM/Ln]