IMMB Membajak Potensi Pesantren dan Generasi 

  • Opini

Penulis : Mahganipatra

Suaramubalighah.com, Opini – IMMB (Inisiator Muda Moderasi Beragama) adalah program tahunan Kemenag dalam upaya menderaskan opini moderasi beragama, dengan target pesertanya dari kalangan generasi muda khususnya Gen Z.

Melalui kegiatan pelaksanaan IMMB ini,  Kemenag berupaya untuk menciptakan para influencer muda agar menjadi “Duta Moderasi Beragama”. Dengan membentuk tim juri, kemudian memilih dan merancang program tersebut untuk tujuan menyosialisasikan, menyeleksi, melatih para siswa dari Madrasah Aliyah (MA) agar mampu menggerakkan sekaligus memengaruhi Generasi Z dengan gagasan dan nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan siswa Madrasah Aliyah se-Indonesia.

Sehingga dengan program ini diharapkan akan lahir generasi muda yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang moderasi beragama. Mereka dibentuk untuk fokus menangkal anti-toleransi, ekstremisme, dan radikalisme yang dianggap sebagai sumber konflik kebangsaan dan perbedaan. Sehingga Kemenag berharap melalui program ini, mereka akan mampu menggerakkan komunitasnya demi menjaga harmoni sosial.

Program IMMB Menguatkan Islam Moderat

Program IMMB dibentuk sejak tahun 2021 dan dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini, tim juri telah memilih dan mengumumkan 100 peserta yang telah lolos seleksi tahap I program IMMB tahun 2024. Kemudian akan disaring lagi menjadi 40 siswa yang terpilih menjadi panelis IMMB dan akan diundang ke Jakarta. Mereka akan menjalani pelatihan intensif di bawah arahan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada Ditjen Pendidikan Islam.

Selain diberikan latihan dan pemahaman lebih mendalam mengenai gagasan dan nilai-nilai moderasi beragama. Mereka juga akan dibina dengan keterampilan dasar komunikasi agar memiliki kemampuan dan tanggung jawab besar untuk mengimplementasikan gagasan-gagasannya demi membangun jejaring terutama di antara siswa madrasah agar bisa menyebarkan moderasi beragama di kalangan Gen Z.

Dengan menggunakan bahasa mereka yang berpijak pada pengalaman hidup sehari-hari dan keterlibatan siswa maupun madrasah dalam kegiatan keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan di lingkungan mereka sendiri. Mereka dituntut untuk bisa memengaruhi dan menyemarakkan semangat moderasi beragama di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z. (Kemenag[dot]go[dot]id, 17/9/2024).

Adapun aktivitas yang dilaksanakan selama pelatihan yang berkaitan dengan program IMMB adalah sebagai berikut:

Pertama, menguatkan karakter siswa dalam cara berpikir keagamaan agar bersikap dan bertindak berdasarkan Islam moderat.

Kedua, menanamkan nilai-nilai Islam wasathiyah dan keindonesiaan, yaitu mengajarkan mereka untuk bersikap tengah-tengah dalam menghadapi perbedaan. Ketiga, menderaskan penyebaran moderasi beragama pada Generasi Z dan keempat, meningkatkan penguasaan wacana moderasi beragama melalui mobilitas media sosial.

Program IMMB Membajak Peran Pesantren dan Potensi Generasi

Jika kita telaah kembali, sesungguhnya program IMMB yang bertarget menyebarkan Islam Moderat di kalangan  Gen Z. Dengan gaya, bahasa, dan sistem jejaring yang akan mereka bangun lewat platform media sosial di kalangan Gen Z. Hal ini tentu akan sangat mudah untuk dipahami ketika disampaikan di kalangan mereka sendiri.

Sehingga besar kemungkinan saat program ini diluncurkan lewat platform media sosial seperti Tiktok, facebook, Twitter, Instragram, dan lain-lain. Maka program ini bisa berpengaruh sangat besar dalam membangun jejaring di kalangan Generasi Z yang memang terbiasa dengan platform media sosial.

Tentu saja, program ini akan sangat berbahaya, terutama ketika masuk ke dalam bilik-bilik pondok pesantren. Secara tradisi, pondok pesantren telah memegang peran utama dalam membentuk karakter dan nilai-nilai agama pada generasi muda. Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam yang terpercaya di masyarakat, pesantren memiliki fungsi untuk menyiarkan nilai-nilai Islam.

Akan tetapi, ketika program IMMB mulai masuk ke dalam kurikulum pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan formal setingkat Madrasah Aliyah (MA) di daerah maupun di pondok pesantren.  Maka program ini merupakan bentuk pembajakan potensi remaja/generasi, mereka yang seharusnya belajar materi tentang Islam yang sempurna dan kaffah. Justru akan dibelokkan pada materi-materi penguatan moderasi yang mengajarkan tentang Islam Moderat yang nyata-nyata memusuhi Islam.

Apalagi materi moderasi beragama merupakan materi yang digagas oleh Barat untuk menjauhkan generasi dari perjuangan untuk membela dan membangkitkan Islam dan umat Islam.

Oleh karena itu, butuh kesadaran dari para kiai pemilik dan pengelola pondok pesantren bahkan para guru, mubaligah serta tokoh-tokoh masyarakat bahwa program IMMB adalah program yang akan membajak potensi pondok pesantren maupun potensi generasi.

Generasi khususnya remaja dan gen Z akan kehilangan potensinya terhadap kesadaran dan pemahaman tentang pemikiran Islam kafah yang akan mewujudkan Islam rahmatan lil ‘alamin yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Rasulullah saw.. Padahal dengan pemahaman dan kesadaran inilah, Gen Z akan terdorong untuk merealisasikan dan mengimplementasikan Islam di seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Membangun Kesadaran Generasi Z  dengan Islam Kaffah

Generasi Z adalah generasi yang dikenal lahir dan hidup di era kecanggihan teknologi. Mereka sudah terbiasa bersentuhan dengan teknologi sejak dini sehingga kemampuan dalam beradaptasi dengan metode komputerisasi dan digitalisasinya sangat cepat. Tidak heran kalau mereka sangat menyukai komunikasi lewat media sosial (dunia maya) sebagai bagian dari representatif kecanggihan teknologi saat ini.

Walaupun mereka dikenal memiliki kelemahan dari sisi emosionalnya yang terkenal labil, dengan sifat individualis dan egosentrisnya yang sangat tinggi, kurang fokus dan menyukai hal-hal yang serba instan.

Namun, pada sisi yang lain mereka adalah generasi yang memiliki karakter yang istimewa. Mereka memiliki intelektualitas yang baik, lebih terbuka dan memiliki motivasi yang tinggi terhadap hal-hal baru yang mereka sukai. Terlebih lagi mereka adalah generasi yang memiliki akses informasi yang lebih banyak dalam masalah  teknologi. Mereka juga berkarakter multitasking sehingga bisa melakukan banyak hal pada satu waktu.

Tentu saja, kemampuan ini harus dipahami oleh para pendidik, baik guru maupun mubalighah bahkan masyarakat yang peduli terhadap kebangkitan Islam. Agar para tokoh ini juga tergerak untuk memaksimalkan ikhtiar memberikan dukungan berupa program pembelajaran yang edukatif yang berkaitan dengan pemikiran Islam kafah yang bisa disesuaikan dengan gaya dam karakter mereka. Sehingga mereka dapat terbina pemikiran dan pemahaman keislamannya dan juga mereka memiliki kemampuan untuk menyebarkan dakwah Islam di kalangan mereka sendiri.

Program IMMB hari ini harus dilawan dengan program yang sama, yaitu program yang memiliki tujuan untuk menumbuhkan dan membangun kesadaran politik Islam pada generasi terutama Gen Z. Mereka harus dididik dengan pemahaman dan pemikiran Islam yang kaffah bahkan mereka juga harus didorong untuk menjadi “agent of change“.

Para pendidik maupun mubalighah harus memaksimalkan upaya dalam membimbing dan memberikan pembelajaran melalui kegemaran mereka bermedia sosial untuk diarahkan demi kepentingan dakwah. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam firman-Nya di surat Al-Anfal ayat 60;

“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggerakkan musuh Allah, musuhmu  dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi ( dirugikan).”

Wallahu a’lam alam bishshawab. [SM/Ah]