Pesantren Benteng Ideologi Islam

  • Opini

Oleh: Idea Suciati

Suaramubalighah.com, Opini — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengharapkan pondok pesantren dan para santri terus menjadi benteng ideologi bangsa yang mempertahankan jati diri bangsa di masa depan. (Kemenag.go.id). Hal itu disampaikan Menag Nasaruddin di hadapan ribuan santri pada Gebyar Milad 6 Dekade Pondok Pesantren Attaqwa Putri sekaligus memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw., di Sentul Internasional Convention Center (SICC) Sentul, Bogor pada Minggu (2/1/2025).

Menag Nasaruddin Umar mengucapkan terima kasih kepada para pengasuh dan pendiri pondok pesantren di seluruh penjuru Indonesia, khususnya Pondok Pesantren Attaqwa yang mampu memasyarakatkan Islam moderat. Islam yang menyenangkan. Menag berpesan agar pesantren menjadi benteng ideologi bangsa yang mempertahankan jati diri bangsa di masa depan. (kemenag.go.id, 26-01-2025).

Melenceng dari Fungsi Pesantren

Pernyataan Menag yang berisi harapan bahwa pesantren menjadi benteng ideologi bangsa, sangat kental dengan pemahaman Islam moderat. Hal tersebut tidak aneh, mengingat sudah lama pesantren-pesantren menjadi target dalam proyek moderasi beragama.

Dengan Undang-undang Pesantren No. 18 Tahun 2019, fungsi pesantren telah diarahkan sesuai paham moderat. Pada pasal 37 misalnya, fungsi dakwah pesantren disebutkan untuk mewujudkan Islam rahmatan lilalamin.

Islam rahmatan lill’alamin yang dimaksud ialah Islam yang mengajarkan pemahaman dan keteladanan pengamalan Islam yang rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta menyiapkan pendakwah yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, pada pasal 40 (bagian f) juga disebutkan bahwa fungsi dakwah pesantren adalah untuk menjadikan umat Islam Indonesia sebagai rujukan dunia dalam praktik berislam secara moderat.

Hal ini perlu terus dikritisi dan diluruskan, agar pesantren tidak melenceng dari fungsi sejatinya. Moderasi beragama jelas merupakan arahan Barat untuk melemahkan umat Islam dan menjauhkan umat Islam dari pemahaman Islam yang benar.

Asasnya adalah sekularisme, yakni paham memisahkan agama dari kehidupan, yakni menolak agama untuk mengurus urusan publik dan mengebiri agama dalam urusan ritual dan pribadi semata. Alhasil, moderasi agama di Pesantren tidak lain bertujuan untuk melahirkan santri-santri dan ulama-ulama moderat yang akan mengukuhkan eksistensi sistem sekularisme, demokrasi, dan kapitalisme.

Maka, pesantren harus dikembalikan kepada fungsinya yang sesuai dengan Islam kaffah. Bukan Islam yang didikte Barat. Pesantren sejatinya berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan dakwah Islam kaffah. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren bertujuan membentuk para santri tafaqquh fiddin dengan mendidik dan mengajarkan mereka berbagai tsaqafah Islam. Juga membiasakan santri untuk senantiasa terikat dengan syariat Islam.

Pesantren sebagai lembaga dakwah bertujuan melahirkan ulama atau da’i faqqih fiddin yang siap berjuang mendidik umat dengan Islam kaffah, hingga umat terselamatkan dari pemikiran dan akidah yang sesat serta menyesatkan. Inilah fungsi pesantren yang seharusnya. Karenanya sudah sepantasnya pesantren menjadi benteng ideologi Islam.

Benteng dari Ideologi Sekuler

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, arti “benteng” adalah bangunan tempat berlindung atau bertahan (dari serangan musuh). Jika pesantren ingin diibaratkan sebagai benteng, maka harus ditentukan dulu mana kawan mana lawan. Mana kawan yang seharusnya dilindungi, mana lawan yang harusnya ditahan dengan benteng itu.

Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, pemahaman sekuler yang diaplikasikan dalam proyek moderasi beragama seharusnya yang menjadi lawan atau musuh. Pesantren harus menjadi tempat berlindung para ulama dan santri dari pemahaman yang batil itu, karena moderasi akan menjauhkan pesantren dari tujuan mulianya.

Ajakan pesantren mengajarkan Islam moderat dan menjadi benteng ideologi sekuler jelas berbahaya dan bertentangan dengan jati diri pesantren. Pesantren kental dengan tsaqafah Islam kaffah dan perjuangan menegakkan Islam. Perjuangan ulama dan tokoh agama pada masa penjajahan menjadi bukti bahwa mereka berperang dalam rangka mengusir penjajah dari bumi nusantara. Perjuangan mereka sangat lekat dengan spirit Islam, bukan ideologi yang lain. Resolusi jihad menjadi salah satu buktinya. Seharusnya inilah yang dilindungi, pesantren menjadi benteng ideologi Islam.

Bahkan, bukan hanya menjadi benteng untuk bertahan atau pelindung, pesantren pun menjadi tempat ditempanya para kader-kader pejuang yang siap keluar dari benteng untuk memerangi musuh-musuh Islam dengan dakwah pemikiran. Berdakwah mengajak umat kepada Islam kaffah sekaligus melakukan muhasabah penguasa yang zalim, serta membongkar makar jahat orang-orang kafir. Para santri dan ulama menjadi garda terdepan dalam perjuangan penegakan syariah dan Khilafah.

Wallahu a’lam. [SM/Ah]