
Oleh : Dr. Rahmah Qomariyah
Surat al Anfal (8) ayat 72
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ ءَاوَواْ وَّنَصَرُوٓاْ أُوْلَٰٓئِكَ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يُهَاجِرُواْ مَا لَكُم مِّن وَلَٰيَتِهِم مِّن شَيۡءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُواْۚ وَإِنِ ٱسۡتَنصَرُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ فَعَلَيۡكُمُ ٱلنَّصۡرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوۡمِۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُم مِّيثَٰقٞۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ ٧٢ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٞ كَبِيرٞ ٧٣ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ ءَاوَواْ وَّنَصَرُوٓاْ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقّٗاۚ لَّهُم مَّغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ ٧٤
72. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Surat Al anfal ayat 72 berkaitan dengan hijrah, bahwa sebelum berhijrah Rasulullah berdakwah di Makkah. Awal dakwah di Makkah yang dilakukan Rasululloh adalah membina masyarakat Jahiliyah Quraisy agar masuk Islam, dan membentuk pribadinya sehingga menjadi kader-kader pejuang yang militan, siap berjuang bersama Rasulullah demi tatanan kehidupan baru sesuai dengan ajaran Islam, yaitu diterapkannya Syariah Islam secara kaffah. (Abu Muhammad bin Abdul Malik bin Hisyam, Sirah Nabawiyah Ibn Hisyam Jilid I, Jakarta: Darul Falah, 2000).
Tahap pertama di Makkah ini dilakukan Rasulullah secara sembunyi-sembunyi, sehingga perlawanan dari masyarakat Makkah pun belum seberapa. Setelah tahap pertama berhasil, maka pengikut Rasulullah semakin banyak dan terbentuklah kader-kader dakwah yang militant, siap memikul tanggung jawab dakwah. Mereka siap mendakwakan Islam, hingga masyarakat merasakan tidak memeluk Islam dan tidak diterapkannya Islam adalah sumber permasalahan utama.
Mulailah Rasulullah SAW menyampaikan agama Islam secara terang-terangan. Rasulullah menyeru masyarakat Quraisy agar memeluk agama Islam. Beliau mengumumkan kalau beliau adalah nabi yang diutus Alloh. Rasulullah bersama dengan kelompok dakwanya (para shahabat) telah siap mengajak masyarakat kafir Quraisy untuk meninggalkan berhala-berhala dan meninggalkan kehidupan tercela yang lain.
Dari sinilah Rasulullah dan kelompok dakwahnya mendapat perlawanan, siksaan dan serangan. Akan tetapi hal ini tidak menjadikan semangat dakwah mengendor, bahkan semakin giat untuk mencari perlindungan dan pertolongan dan mencari daerah baru yang kondusif untuk dakwah dan diterapkannya Syariah Islam secara kaffah. Berbagai upaya telah ditempuh dan Rasulullah tetap istiqomah di jalan dakwah sesuai tuntunan Alloh. Akhirnya dakwah beliau membuahkan hasil, Kabilah Aus dan Khajraj yang di Madinah siap memberikan perlindungan dan pertolongan terhadap dakwah. Dua kabilah (Negara pada masa itu) siap menyerahkan kekuasaannya kepada Rasulullah dan kelompok dakwahnya. Kekuasaan inilah yang dibutuhkan untuk menerapkan Syariah Islam Kaffah di dalam negeri, dan menyebarluaskan Islam dengan jalan dakwah dan jihad ke luar negeri (keluar Daulah Islamiyah di Madinah). Prof. Dr. M. Rawwas Qol,ahji, Sirah Nabawiyah, Bangil Jatim: Al Izzah, 2004.
Kelompok dakwah Rasululloh, yaitu orang-orang yang beriman terhadap Muhamad dan terhadap Alquran, (beriman terhadap Alquran berarti meyakini kebenaran Alquran, mendakwakannya dan memperjuangkan agar diterapkan sebagai aturan kehidupan). Mereka Orang-orang yang berhijrah dari Makkah ke Madinah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah- di jalan ketaatan kepada Alloh (Ibn Abbas, Tanwir Miqbas, QS.Al Anfal [8]; 72).
Sesampai di Madinah, disambut dengan sambutan yang luar biasa. Orang-orang Madinah (orang-orang Anshar) siap menanggung biaya hidupnya, menyediakan tempat tinggal dan melindungi serta siap menyerahkan kekuasaan untuk diterapkan hukum Islam. Inilah tujuan hijrah,yaitu untuk menolong agama Alloh, rasulNya dan untuk menegakkan agamaNya. (Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir, QS.Al Anfal [8]; 72)
Dalam Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir, digambarkan betapa pengorbanan yang besar dilakukan oleh orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar, serta betapa indahnya persauradaraan kaum anshar dan muhajirin. Mereka dipersaudarakan oleh Rasulullah dua orang, dua orang bagaikan dua jari. Golongan dari orang-orang yang beriman yaitu kaum Muhajirin yaitu orang-orang yang meninggalkan rumah-rumah mereka dan harta bendanya. Mereka berhijrah untuk menolong agama Alloh, rasulNya dan untuk menegakkan agamaNya. Mereka berkorban dengan harta benda dan jiwa mereka di jalan Alloh. Mereka sampai kepada orang-orang anshar yaitu kaum muslimim, penduduk Madinah karena itu mereka menolong saudara mereka, kaum muhajirin di rumah-rumah mereka dan bersama membelanjakan harta mereka. Mereka menolong Alloh dan RasulNya dengan berperang bersama mereka serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi, mereka satu sama lain saling memiliki, sehingga Rasulullah mempersaudarakan mereka dua orang-dua orang. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Saat Alloh menyebut orang-orang mukmin di dunia dan akhirat, maka Alloh mengabarkan tentang orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar bahwa merekalah mukmin sejati. Sesungguhnya Alloh akan membalas mereka dengan ampunan dan dihapuskannya dosa mereka, diberi rizki yang mulia, yaitu halal, baik dan banyak yang tidak terputus dan terhenti di dunia. Sedangkan iman dan amal shalih menyertai mereka di akhirat- di Jannahnya. (Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir, QS.Al Anfal [8]; 72)