وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”. (QS. Ali Imran; 54).
Suaramubalighah.com,Alqur’an – Baru-baru ini terdapat penayangan film yang menceritakan tentang Jejak Khilafah di Nusantara, sebuah film yang mengungkapkan tentang hubungan Khilafah dengan Nusantara. Sebuah film yang mengungkap jasa Khilafah yang begitu besar terhadap Nusantara. Film tersebut sangat viral dan menjadi perbincangan masyarakat. Film monumental yang mengungkap fakta sejarah dan patut diapresiasi. Namun sayang ada yang menghalangi film tersebut menyebar luas. Karena ada kekhawatiran umat Islam setelah menonton film tersebut bangkit ingin mengapai kejayaan Islam kembali.
Upaya menghalangi umat Islam untuk bangkit kembali itu sengaja diciptakan oleh Barat. Menurut Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA, guru besar peradaban Islam UIN Ar Raniry Aceh mengatakan:”Ada ketakutan dari kafir Barat, jika kenyataan sejarah Islam dipaparkan lagi hari ini kepada umat Islam, akan menjadikannya bangkit kembali”: disampaikan saat FGD Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa dengan tema “Menakar Sejarah Islam dan Nusantara Tinjauan Multiperspektif dan Obyektif”, Sabtu, 29 Agustus 2020.
Dengan mengkaji sejarah Islam, kita semakin merasa berhutang budi kepada Khilafah yang telah membawa agama Islam masuk ke Indonesia. Suatu kenikmatan yang tidak bisa ditukar dengan apapun adalah kenikmatan beragama Islam. Betapa meruginya kalau kita sampai meninggal dunia dalam keadaan maksiat, apalagi dalam keadaan kafir. Perlu diketahui bahwa Islam masuk ke Indonesia karena Khilafah Bani Abbasiyah mengirimkan rombongan satu kapal diberi nama angkatan dakwah di bawah pimpinan nahkoda Khalifah. Karenanya disebut Angkatan Dakwah Nahkoda Khalifah. Rombongan Da’i tersebut dikirim ke Nusantara, tepatnya Bandar Perlak Aceh pada abad ke tujuh/tahun 173 H. (Prof.A. Hasymy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, PT. Al Maarif, Cetakan ketiga, 1993, hlm 146-147).
Dengan mengkaji sejarah masuknya Islam ke Indonesia, maka tidak layak jika ada yang memusuhi dan menghalangi dakwah tentang Khilafah Islam. Mengapa demikian?, karena disamping kita berhutang budi kepada Khilafah, Khilafah itu ajaran Islam, ajaran Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian tidak layak menghalangi dengan dalih apapun. Terlebih ajaran Islam adalah rahmatan lil alamin, maka hanya Islamlah yang mampu memberi rahmat dan kesejahteraan dunia-akhirat. Bagi yang menghalangi dakwa Islam, berpikirlah dengan jernih, apakah Islam pernah merugikan bangsa ini?.Tidak jerahkah memakai sistem liberalis, kapitalis, sosialis yang membawa kesengsaraan bagi rakyat?. Apakah mungkin peraturan buatan Allah dan RasulNya menyengsarakan rakyat?. Ingatlah tipu daya yang dilakukan oleh orang-orang yang menghalagi dakwah Islam, tidak akan berhasil, akan tetapi Allah membalas tipu daya dengan lebih dasyat, bahkan berbalik tipu daya itu akan menimpa kepada pelakunya. Hentikan mengahalangi dakwah Islam, karena tidak dapat menghalangi kemenangan Islam yang telah dijanjikan Allah. Disamping itu para penghalang dakwa kelak di akhirat akan mendapat siksa yang pedih. Sebagaimana firman Allah QS.Ali Imran ayat 54.
وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ
- Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Ali Imran; 54).
Tipu daya dari musuh-musuh Islam untuk menghalangi dakwa Islam tidak pernah berhenti. Sejak para nabi berdakwah sampai hari ini. Pada saat Nabi Isa berdakwah juga dihalangi oleh orang-orang kafir dari bani Israel, bahkan puncak perlawanan orang-orang kafir adalah membuat tipu daya agar bisa membunuh nabi Isa. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Ali Imran ayat 54. “وَمَكَرُواْ”- Orang-orang kafir itu membuat tipu daya. Imam Zamakhsyari dalam Tafsir Al Kasysyaf dan Imam Jalaluddin dalam Tafsir Jalalain menafsirkan senada bahwa orang-orang kafir itu membuat tipu daya, yaitu orang-orang kafir bani Israel membuat tipu daya untuk membunuh nabi Isa dengan tipu muslihat. Imam Ibn Katsir dalam Tafsir Ibn Katsir menafsirkan orang-orang kafir membunuh nabi Isa dengan tipu muslihat maksudnya dengan menfitnahnya, melaporkan kepada raja yang juga kafir, bahwa nabi Isa berusaha menyesatkan rakyatnya, menghancurkan kewibawaan raja, memutuskan hubungan kekeluargaan , sebagai pendusta dan lain-lain. Inilah yang membuat raja/penguasa murka dan melakukan penangkapan untuk dibunuh dengan disiksa dan disalib terlebih dahulu. Tipu daya-tipu daya seperti ini juga pernah dibuat orang-orang kafir kepada nabi Muhammad SAW. Nabi difitnah sebagai orang gila, tukang sihir, pendusta, menyesatkan masyarakat dan memecah belah kekeluargaan.
Dengan mengkaji sejarah bagaimana tipu daya – tipu daya orang-orang kafir terhadap para nabi, para pejuang Islam baik pada masa sahabat, masa tabi’in, masa tabiut tabi’in dan sampai sekarang, maka kita akan menemukan bahwa orang-orang kafir dan pengikutnya sejak dulu sampai sekarang tetap membuat tipu daya-tipu daya kepada pejuang Islam dan kaum muslimin. Orang-orang kafir membuat tipu daya-tipu daya dengan tipu muslihat, musuh-musuh Islam menfitnah dan melakukan tuduhan keji kepada para nabi dan pejuang Islam sebagai pendusta, menyesatkan masyarakat dan memecah belah keluarga dan memecah belah bangsa. Para pejuang ditangkap, disiksa, dipenjara dan diintimidasi, bahkan ada yang dibunuh.
Ibn Abbas dalam Tanwir Miqbas min Tafsir Ibn Abbas, menafsirkan Kalimat “وَمَكَرَ ٱللَّهُۖ”- “dan Allah membalas tipu daya mereka itu”, adalah Allah membalas tipu daya mereka dengan membunuh pembuat tipu daya yang akan membunuh nabi Isa AS. Imam Ibn Katsir menjelaskan, pada saat orang-orang kafir melakukan tipu daya kepada nabi Isa AS, para pegikut nabi Isa/ penolong agama Allah, yaitu para Hawariyun sedang bersungguh-sungguh menolong nabi Isa dalam perjuangan di jalan Allah. Selanjutnya Allah memberi tahu tentang tipu daya orang-orang kafir yang akan membunuh nabi Isa AS. Tipu daya berupa upaya membunuh nabi Isa, dibalas oleh Allah dengan tipu daya yang lebih kuat, yaitu Allah menjadikan salah seorang yang terlibat dalam membuat tipu daya diserupakan dengan nabi Isa. Akhirnya orang-orang kafir menemuinya dan membunuhnya. Sementara nabi Isa diselamatkan dan diangkat ke langit oleh Allah (QS. Ali Imran ayat 55). Dengan demikian orang-orang kafir tertipu, mereka mengira telah membunuh nabi Isa. Inilah tipu daya Allah yang jauh lebih kuat, lebih baik dan sempurna.
Selanjutnya Ibn Abbas menafsirkan akhir ayat : “وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ” dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya, adalah dan Allah sebaik-baik pembalas/pembuat tipu daya, dan tipu daya Allah lebih utama/ lebih kuat. Sedangkan Imam Zamakhsyari dalam Tafsir Al Kasysyaf menafsirkan: Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya, paling kuat tipu dayanya dan paling baik melaksanakannya serta paling mampu memberi balasan.
Dengan mengkaji tafsir QS. Ali Imran ayat 54 bisa diambil pelajaran: Bagi para da’i/ pengemban dakwah, istiqomalah dan yakinlah bahwa kemenangan itu telah dekat. Kemenangan itu janji Allah dan tidak bisa dihalangi oleh siapapun. Yakinlah tipu daya-tipu daya musuh yang menghalangi dakwah Islam tidak hanya gagal, tapi akan dibalas Allah dengan tipu daya yang lebih kuat.