Mubaligah: Santri Harus Bergerak Tolak Miras dan Sistem yang Menghalalkannya

Oleh: Ustazah Hayyin Thohiro

Suaramubalighah.com, Mubalighah Bicara — Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren (ponpes) mengepung Markas Polda DIY, Sleman, Selasa (29-10-2024). Mereka mengecam peredaran minuman keras (miras) beralkohol di Yogyakarta dan menuntut kasus penusukan di Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta diusut tuntas. Miras ini, menjadi salah satu pemicu kasus penusukan dan penganiayaan terhadap dua santri yang terjadi Rabu (23-10-2024) malam lalu.

Tolak

Mubaligah Ustazah Hayyin Thohiro mengapresiasi para santri yang turun gunung mengecam peredaran miras yang begitu masif di Yogyakarta. Namun, ia mendorong agar santri tidak sekadar menolak peredaran miras. “Santri seharusnya tidak hanya menolak miras, tetapi juga sistem yang menghalalkan barang haram tersebut beredar bebas,” ujarnya kepada MNews, Kamis (7-11-2024).

Dengan demikian, ucapnya, kepedulian santri terhadap penerapan Islam kaffah menjadi sangat penting, bukan sekadar menuntut pelaku kejahatan akibat miras ditindak tegas atau menolak peredaran miras di daerahnya. “Namun, seharusnya santri, pesantren, dan ormas Islam lainnya wajib menyuarakan penolakan terhadap sistem kapitalisme dan demokrasi yang menjadikan miras halal diproduksi dan diedarkan asal sesuai ketentuan yang dibuat oleh penguasa,” bebernya.

Santri, jelasnya, adalah bagian dari generasi muda harapan umat. “Di tengah maraknya kemaksiatan dalam sistem sekuler kapitalisme demokrasi saat ini, sudah selayaknya santri berada di garda terdepan dalam menghilangkan kemaksiatan, sekaligus mengoreksi, menolak sistem yang salah, rusak dan merusak tersebut,” harapnya.

Selain itu, lanjutnya, sebagai pengganti sistem yang rusak tersebut, santri selayaknya menuntut diterapkan syariat Islam kaffah dalam naungan Khilafah sebagai solusinya. “Oleh karena itu, berangkat dari kasus penganiayaan santri akibat kemaksiatan miras di Yogyakarta, semoga bisa membuka mata dan kepedulian santri bahwa kehidupan di luar pesantren penuh dengan kemaksiatan akibat tidak diterapkan syariat Islam yang mereka kaji dalam kitab turats,” terangnya.

Miras, paparnya, adalah salah satu di antara sekian banyak kemaksiatan yang ada di depan mata, tetapi miras adalah induk dari segala kemaksiatan. Ia mengungkapkan pesan Khalifah Utsman bin Affan ra., “Jauhilah minum minuman keras karena minuman keras merupakan induk segala perbuatan keji. Demi Allah, sungguh, iman dan minuman keras tidak akan bersatu di dalam hati seseorang, melainkan hampir pasti salah satu di antaranya melenyapkan yang lain.”

Ia berharap, santri, pesantren, dan ormas Islam harus sering melakukan aksi damai penolakan terhadap semua kemaksiatan yang ditimbulkan akibat penerapan sekularisme, kapitalisme, dan demokrasi. “Mereka juga wajib menuntut diterapkannya Islam kaffah yang telah dipelajari di pesantren,” pungkasnya. [SM/Ah]